Kadin Dukung Penerapan Teknologi Karet Alami jadi Bahan Bakar

Oleh : Ridwan | Senin, 20 Januari 2020 - 14:15 WIB

Kebun Karet Ilustrasi (ist)
Kebun Karet Ilustrasi (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), mendukung penerapan teknologi bahan bakar nabati dari karet alam sebagai alternatif energi bahan bakar selain kelapa sawit.

"Saya mendukung bahwa kita mencari energi alternatif, saya juga kaget karet bisa digunakan jadi bahan bakar. Potensinya juga tinggi banget, cukup besar, dan kita melihat tingginya kandungan minyak dibiji latex. Banyak sekali yang bisa dimanfaatkan, 1 hektar bisa ditanami 400 pohon karet, yang menghasilkan 5050 biji karet," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Karena memang, dalam industri karet, hasil utama yang diambil dari tanaman karet adalah latex. Sementara biji karet masih belum dimanfaatkan, malahan dibuang sebagai limbah.

"Padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nabati yang potensial untuk dikembangkan secara teknis maupun keenomiannya," ujarnya.

Menurutnya, dengan kemajuan teknologi saat ini, sebenarnya bisa dibuat apa saja untuk menggantikan bahan bakar selain kelapa sawit.

Ia pun berharap bisa menghasilkan rekomendasi yang komprehensif, dari penerapan bahan bakar berbasis karet ini, dengan mempertimbangkan dahulu melakukan penelitian lebih lanjut, apakah bahan bakar dari karet ini bisa bersaing atau tidak.

"Saya melihat baru kita debatkan apakah bisa bersaing atau tidak, kalau dalam jangka 1-2 tahun bisa dilepas itu namanya subsidi yang visible," ungkapnya.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia, Pada tahun 2019 total produksi mencapai 3,55 juta ton per tahun, dan seluruh area perkebunan karet Indonesia mencapai 3,4 juta hektar.

Sementara itu, dilihat dari sisi pemerintah sudah siap untuk menerima penerapan bahan bakar berbasis karet, hal itu terlihat dari upaya pemerintah yang sudah menerapkan Biodiesel 30 (B30).

"Kalau saya melihat dipemerintah itu siap sih, karena sudah menerapkan B20, B30, B50 dan bahkan selanjutnya bisa B100," jelasnya.

Namun, dari penerapan B30 tersebut banyak keluhan karena bahan bakar yang tidak bertahan lama, misalnya dari pelayaran yang mengeluhkan bahan bakar tersebut.

Oleh karena itu, menurutnya harus mempertimbangkan bagaimana membangun industri yang berkelanjutan, jangan bersifat on-off.

Upaya Pemerintah mendorong penggunaan bahan bakar nabati, untuk mengurangi konsumsi BBM yang berasal dari minyak bumi, diawali dengan Peraturan Presiden RI No 5 tahun 2006, yang menargetkan pemanfaatan BBN hingga 5 persen, dari total primer pada tahun 2025, serta Peraturan Menteri ESDM no. 32 tahun 2008.

Namun, pemanfaatan Bahan Bakar Nabati semenjak dikeluarkan aturan itu belum pernah mencapai target. Seperti dilihat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, produksi karet nasional (lateks) cukup besar yakni, di atas 3,3 juta ton, tapi untuk harga karetnya alami tekanan yang hanya menyerap 70 persen dari konsumsi karet alam nasional.

"Untuk mewujudkan keberlangsungan industri berbasis karet, diperlukan dukungan dan kerjasama dari pemerintah, yakni terkait konsistensi terhadap kebijakan hilirisasi hasil perkebunan karet, menjadi produk yang bernilai tambah," pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Wings Food menggelar acara Halal Bihalal bersama beberapa komunitas anak muda.

Rabu, 08 Mei 2024 - 23:19 WIB

Wings Food Ajak Anak Muda Berbagi Kebaikan Melalui Acara Halal Bihalal

Sukses menggelar roadshow Semarak Ramadan, Wings Food menggelar acara halal bihalal bersama beberapa komunitas anak muda di pesantren khusus anak yatim piatu As-Syafi’iyah.

Peluncuran PRUWell Medical dan Medical Syariah dari Prudential Indonesia dan Prudential Syariah.

Rabu, 08 Mei 2024 - 23:08 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Luncurkan Produk Asuransi Kesehatan dengan Konsep “Fairness”

PRUWell dan PRUWell Medical Syariah menawarkan premi atau kontribusi yang terjangkau dan adil (fair pricing) secara berkala sebagai apresiasi terhadap para pemegang polis yang terus menjaga…

Hadir dalam peluncuran diantaranya Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM Kadin Indonesia Dhaniswara K. Harjono, Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia, dan Cahyo Rahadian Muzhar, Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan HAM

Rabu, 08 Mei 2024 - 22:06 WIB

KADIN Luncurkan Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis Kadin Indonesia

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia meluncurkan Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis Kadin Indonesia (LMSB-KI) untuk membantu penyelesaian sengketa bisnis baik untuk anggota dan umum. Lembaga…

Jakarta Pet Expo, Pameran Dagang Internasional Kebutuhan Perawatan Hewan Kesayangan Hadir di Jakarta

Rabu, 08 Mei 2024 - 21:02 WIB

Pengumuman! Bagi yang Punya Hewan Kesayangan, Segera Hadir di Jakarta Pet Expo, Pameran Dagang Internasional Kebutuhan Perawatan Hewan

Jakarta- PT Songolas Exhibition Services (19 Events) untuk pertama kalinya akan menggelar Jakarta Pet Expo (JPE) 2024, sebuah pameran dagang internasional (Business to Business) untuk kebutuhan…

Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) Pameran Dagang Internasional, Hadir untuk Lengkapi Kebutuhan Audio Visual dan Musik di Indonesia

Rabu, 08 Mei 2024 - 20:53 WIB

Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) Pameran Dagang Internasional, Hadir Lengkapi Kebutuhan Musik Indonesia

Jakarta– Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2024 untuk pertama kalinya akan digelar pada 27-30 November 2024 di Hall B3, JIExpo Kemayoran, Jakarta.