Asosiasi Akui Mahalnya Harga Gas Kikis Daya Saing Industri Keramik

Oleh : Ridwan | Rabu, 25 September 2019 - 15:10 WIB

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Masih tingginya biaya energi khususnya gas di Indonesia terus mengikis daya saing industri keramik nasional. Pasalnya, harga gas menjadi bagian terbesar dari biaya produksi industri keramik.

"Jadi, kalau bicara industri keramik saat ini memang paling penting adalah harga gas, karena 35% biaya produksi industri keramik di harga gas," kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (25/9).

Oleh karena itu, lanjut Edy, pihaknya meminta pemerintah untuk segera mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang penurunan harga gas untuk industri.

Seperti diketahui, dalam Perpres No.40/2016 disebutkan bahwa industri keramik adalah salah satu sektor industri yang mendapatkan penurunan harga gas.

"Harusnya tanggal 1 Januari 2016 sudah mulai efektif, tapi hingga saat ini masih belum berlaku," terangnya.

Diakui Edy, pihaknya telah melaksanakan apa yang diinstruksikan oleh pemerintah untuk lebih inovatif dari segi teknologi.

"Kami sudah mencoba mengikuti perkembangan teknologi terkini mulai dari penggunaan mesin printing, penghematan energi gas, sampai dengan membuka pangsa ekspor baru. Ini semua sudah kami lakukan, namun memang produk dalam negeri masih kalah kompetitif, salah satunya adalah harga gas. Kalau kita mau berdaya saing dan meningkatkan ekspor, tidak ada cara selain implementasi Perpres 40/3016," papar Edy.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, harga gas di Indonesia terbilang cukup mahal. Dicontohkan Edy, Malaysia hanya berkisar USD 6,8-8 per MMBtu, sedangkan di Thailand hanya 7-8,5 dolar AS per MMBtu.

"Kenapa di negara tersebut bisa, karena ada subsidi dari pemerintah. Kami tidak minta subsidi dari pemerintah, yang kami haraokan hanya implementasi Perpres 40/2016. Ini yang akan kami tagih terus ke pemerintah," ungkapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Asaki, harga gas untuk industri keramik memang berfariasi sesuai dengan wilayahnya masing-masing. Di bagian Jawa Barat USD 9,17 per MMBtu, Jawa Timur sekitar USD 7,98 per MMBtu, sedangkan di Sumatera Utara mendekati 10 dolar AS per MMBtu, dan di Sumatera Selatan mencapai USD 9,2 per MMBtu.

"Harga gas menjadi "roh" nya industri keramik. Mau tidak mau kami harus tetap menagih janji pemerintah untuk menurunkan harga gas untuk industri," tutup Edy.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Rawanto, Building Manager Tangcity Superblock (tengah)

Jumat, 29 Maret 2024 - 13:04 WIB

Meriahkan Bulan Suci Ramadan, Tangcity Superblock Hadirkan Festival Takjil 'Umami Eats Unjuk Rasa'

Dalam rangka memeriahkan bulan Ramadan, Umami Eats, semi outdoor food court yang terletak di Tivoli Garden, Tangcity Superblock, menghadirkan festival gelaran takjil dalam “Umami Eats Unjuk…

InfoEkonomi.ID Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

Jumat, 29 Maret 2024 - 11:53 WIB

Top Digital Corporate Brand Award 2024 Digelar Online

InfoEkonomi.ID, portal berita seputar ekonomi, keuangan dan bisnis sukses menggelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024, Kamis (28/3). Acara penghargaan yang menggandeng…

Media briefing Modal Rakyat Indonesia

Jumat, 29 Maret 2024 - 11:16 WIB

Enam Tahun Berkarya, Modal Rakyat Indonesia Terus Hadirkan Inovasi bagi Perekonomian Indonesia

Enam tahun perjalanan, namun semangat inovasi dan komitmen Modal Rakyat Indonesia terhadap kemajuan ekonomi Indonesia tetap membara. Modal Rakyat Indonesia terus menorehkan jejaknya sebagai…

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:37 WIB

Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

PEMERINTAH hendaknya segera memastikan kesiapan seluruh moda angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, untuk melayani hampir 200 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik guna merayakan…

Ilustrasi mudik Lebaran - Dokumentasi Roojai.co.id

Jumat, 29 Maret 2024 - 10:33 WIB

Ini Tips Roojai Agar Mudik Lebaran Tenang dan Nyaman Saat Cuaca Ekstrem

Jakarta- Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 6 April hingga 8 April 2024 mendatang. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghimbau pemudik…