Habibie, Masa Kepemimpinan Singkat yang Terindah

Oleh : Anab Afifi, CEO Bostonprice Asia | Kamis, 12 September 2019 - 17:40 WIB

Anab Afifi/ CEO Bostonprice Asia
Anab Afifi/ CEO Bostonprice Asia

INDUSTRY.co.id - Betapa relatifnya waktu. Alangkah sempurnanya Tuhan memberikan jatah waktu kepada setiap manusia. Mempergantikan diantara manusia dalam peran ritmik seiring gerak semesta.

Tidak ada batasan dan definisi kesempurnaan waktu berdasarkan ukuran lamanya  yang telah dijalani. Dengan pengertian ini, kita menyadari bahwa memanfaatkan waktu seberapa singkat pun  yang diberikan dengan memberikan hasil terbaik, itulah kesempurnaan.

Habibie, mungkin tidak pernah berharap menjadi presiden. Kalau seandainya ia menginginkan jabatan presiden, tentu akan memilih waktu dan cara yang normal menurut hitungan wajar.

Namun, tak ada waktu dan kesempatan sempurna. Ia harus naik karena sebuah pergolakan.

Pagi itu, 21 Mei 1998, ia dilantik menggantikan Presiden Soeharto. Sepuluh menit sebelum dilantik, ia adalah wakil presiden. Sepuluh menit berikutnya,  Habibie mengemban tugas maha berat.

Betapa relatifnya waktu. Betapa berharganya waktu walau hanya 10 menit.

Bisik-bisik pun kemudian mengular. Hari demi hari.

"Mana bisa  seorang pembuat pesawat terbang memimpin dan mengurus ekonomi negara dalam keadaan hancur?"

Masih kuingat betul sore itu. Seorang ekonom perempuan dengan ketus-sadisnya berkata di sebuah dialog televisi.

Ia mengatakan, "ini kerja macam apa? Nulis angka-angka indikator ekonomi saja  salah."

Memang ekonom itu menemukan angka kurang pas. Sebetulnya tidaklah fatal benar. Semisal mengatakan pertumbuhan ekonomi jeblok dikatakan meroket. Terjadi perbedaan hitungan antara tim ekonomi Habibe dan si ibu ini.

Pun, tim ekonomi sang presiden merespon dengan tenang. Tidak ngotot melawan akal sehat macam jubir istana yang kita saksikan hari-hari ini.

Anda tentu tahu siapa ekonom perempuan hebat itu. Dia adalah menteri keuangan yang hari ini dengan lantang mengumumkan bahwa di bawah rezim ini telah terjadi angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah.

Itu betul sekali.

Padahal, turunnya angka kemiskinan menjadi 9 persen koma sekian itu adalah rangkaian proses kerja panjang  sejak jaman Soeharto sampai sekarang.

Padahal, era sekarang dalam hampir empat tahun, hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan 1% saja!

Dari angka 10 persen koma sekian di jaman SBY menjadi 9 persen koma sekian. Capaian itu jauh lebih rendah dibandingkan capaian SBY dalam kurun waktu yang sama berkisar 2.5 persen. Juga lebih rendah dari capaian presiden sebelum-sebelumnya.

Intinya, kemampuan menurunkan angka kemiskinan rezim ini adalah yang paling rendah sepanjang sejarah. (Detilnya silahkan cek di statistik resmi BPS)

Habibie memimpin negeri ini dalam keadaan ekonomi morat-marit. Rupiah yang semula sekitar Rp 2.500 per dolar di tahun 1997 meroket hingga Rp 16.500 per dolar di tahun 1998.

Kakek yang tetap tersenyum walau dicela demikian kejam di hadapan forum terhormat Gedung DPR/MPR dan ditonton jutaan rakyatnya itu, meninggalkan capaian hebat yang nyaris tak dihargai.

Habibie berhasil menaikkan nilai rupiah di angka Rp 6.500 per dolar. Itu dicapai dalam waktu singkat: satu tahun!

Tak hanya itu. Sejarah mencatat, Habibielah presiden yang membuka kran kebebasan informasi yang macet selama 30 tahun era Orde Baru.

Inilah masa kepemimpinan paling singkat yang terindah. Gemilang. Akan terus dikenang anak cucu kelak.

Meski Habibie berhasil, #IlmuTahuDiri dia sangatlah tinggi. Ia mengalah untuk tidak mencalonkan diri lagi. Meski dukungan dari pihaknya, 1999, sangatlah kuat saat itu.

Alasan Habibie: agar tidak terjadi pertumpahan darah.

Di sini kita mengerti. Betapa tidak pentingnya berapa lama waktu orang berkuasa. Mau 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun atau 30 tahun. Satu periode atau lima periode.

Terpenting apa  prestasi yang telah mereka berikan.

Dan, semua yang telah ditinggalkan Habibie mendadak terasa menjadi sangat penting. Tiba-tiba kita terlambat sadar. Ketika sore ini, pukul 18.05 WIB, Indonesia tersentak mendengar kepergian Habibie menuju keabadian.

Selamat jalan kakek.

Penulis: Anab Afifi CEO Boston Price Aaia

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…