Lewat PUPS, Trinitan Metals and Minerals Berharap Raih Dana Hingga Rp100 Miliar

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Harga saham PT Trinitan Metals and Mineral ditawarkan antara Rp270-300 per unit kepada investor publik melalui program Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS). Dengan demikian, manajemen perusahaan pengolah logam dan bahan mineral (smelter) tersebut berharap dapat meraih dana antara Rp90-100 miliar melalui PUPS tersebut.

Dalam PUPS itu, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 333.333.500 unit saham biasa atas nama. Itu mencapai 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah PUPS yang dikeluarkan dari portepel perseroan bernilai nominal Rp 100 per unit.

Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 333.333.500 unit Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan. Itu mencapai sebanyak-banyaknya 33,33 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran PUPS.

“Sebesar 76,28% dari dana hasil PUPS itu akan digunakan untuk membiayai belanja modal, yakni pembelian mesin-mesin dan peralatan sejalan dengan pengembangan usaha dan perluasan area produksi di Gunung Putri, Bogor. Sisanya 23,72% akan digunakan untuk modal kerja perseroan,” papar Widodo Sucipto, Direktur perseroan, dalam acara paparan publik di Jakarta, Selasa (03/09/2019).

Widodo mengemukakan, pihaknya optimistis bahwa PUPS ini dapat membuka peluang pengembangan usaha perseroan menjadi lebih besar lagi. Dengan terbukanya kepemilikan modal kepada masyarakat umum, maka Perseroan juga berkesempatan untuk dapat mengakses berbagai alternatif pendanaan lain yang dapat membantu pertumbuhan usaha ke depan.

Pada PUPS ini, manajemen perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Saham.

PT Trinitan Metals and Minerals didirikan pada 2009. Ini adalah perusahaan pengolah logam dan bahan mineral (smelter) yang berfokus pada penggunaan teknologi yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, dengan produk akhir berupa Timbal (Pb) dan Antimoni (Sb).

Pada 2015, Perseroan menerapkan proses produksi Hydrometallurgy, yakni Electrolysis, dan Electrowinning. Hydrometallurgy adalah metode untuk memperoleh logam dari sumbernya dengan melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam larutan.

Electrolysis adalah proses arus listrik yang dialirkan melalui larutan elektrolit, sehingga energi listrik diubah menjadi energi kimia. Proses ini lebih ramah lingkungan dan menghasilkan limbah yang sangat minim.

Electrowinning adalah proses yang digunakan untuk memperoleh logam dari konsentrasi metal yang ada di dalam larutan dengan menggunakan arus listrik melalui elektroda yang dimasukan ke dalam larutan tersebut.

Perseroan mampu menjalankan proses-proses modern ini dengan baik sehingga hampir tidak ada limbah yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan visi Perseroan sebagai aset bagi Bangsa dan Negara Indonesia dalam pengembangan dan pengolahan bahan sumber daya alam dan mineral yang ada di Indonesia.

Perusahaan yang berlokasi Jl Parung Tanjung, Gunung Putri ini memiliki satu pabrik berkapasitas produksi 39.700 metrik ton per tahun. Dalam waktu dekat, perseroan berencana meningkatkan kapastitas produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan lokal dan luar negeri.

Richard Tandiono, Direktur Utama perseroan, mengemukakan, pihaknya berkomitmen untuk berinovasi dan terus meningkatkan kinerja Perseroan dan mengembangkan proses-proses yang ramah lingkungan, efektif dan efisien.

“Selain itu, kami juga berencana memproduksi berbagai produk baru seperti Ekstraksi Perak (Ag), Nikel (Ni), Timah Putih (Sn) dan Bismuth (Bi), kami dapat terus meningkatkan nilai bahan tambang di Indonesia serta dapat memurnikan lebih banyak jenis logam dan mineral ke depan,” papar Richard.

Saat ini, sekititar 71,1% dari produk Perseroan digunakan oleh para pelanggannya yang bergerak dibidang Industri Battery Manufacture, sebesar 11,9% untuk industri pembuat Antimony Trioxide, sebanyak 7,3% untuk industri Metals Processing (smelter), 4,7% untuk industry Solder, dan industri pertahanan sebesar 5,2%.

Sekitar 56% dari produk-produk tersebut dipasarkan di pasar lokal dan sisanya 44% diekspor ke berbagai negara, yakni Malaysia, Thailand, Korea, Jepang, China, dan Fiji. (Abraham Sihombing)