RI dan Uni Emirat Arab Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

Oleh : Ridwan | Kamis, 25 Juli 2019 - 16:45 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

INDUSTRY.co.id - Bogor - Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Uni Emirat Arab (UEA) memperkuat kerja sama dalam upaya pengembangan sektor industri. Langkah sinergi ini diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kesepakatan bilateral itu tertuang pada penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Perindustrian RI dengan Kementerian Energi dan Industri UEA, yang dilakukan oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto bersama Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7).

Momen penting tersebut disaksikan langsung Presiden RI Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi sekaligus Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan. "MoU ini akan menjadi payung kerja sama dalam kegiatan pengembangan sektor industri potensial bagi kedua negara," ujar Menperin. 

Sektor-sektor manufaktur yang akan dikembangkan, antara lain industri berbasis agro, industri logam dan permesinan, industri kimia, serta industri kecil dan menengah (IKM). "Komoditas CPO, makanan dan minuman, serta pulp dan kertas, menduduki peringkat 10 besar
komoditas ekspor dari Indonesia ke UEA," ungkap Airlangga. 

Potensi kerja sama di sektor industri agro, khususnya terkait pulp dan kertas, terbuka dengan beroperasinya Al-Nakheel selaku industri baru yang memproduksi tisu di Abu Dhabi. Sedangkan, di sektor industri logam dan permesinan, peluang kolaborasi dengan Indonesia ditopang adanya Ashok Leyland dan Ras Al Khaimah yang telah membangun industri kendaraan pertama dan terbesar di UEA. 

"Bahkan, mereka punya sektor jasa industri khususnya pemeliharaan pesawat, yakni Advanced Military Maintenance Repair and Overhaul Center (AMMRROC)," sebutnya.

Di sektor industri kimia, UEA menduduki posisi ketiga terbesar setelah Saudi Arabia dan Qatar untuk pengembangan industri petrokimia di kawasan Timur Tengah. Potensi ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang sedang fokus menggenjot daya saing industri kimia, seiring implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menyiapkan sektor manufaktur mampu memasuki era industri
4.0.

"Di samping itu, sektor IKM merupakan kegiatan bisnis yang menguasai hingga 95% dari total sektor industri yang berpusat di Kota Dubai. Sektor IKM juga menciptakan sekitar 43% lapangan pekerjaan di kota tersebut," imbuhnya.

Menperin menambahkan, kerja sama lainnya yang akan melibatkan lintas sektor bagi RI-UEA, antara lain pengembangan mengenai teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) sebagai pelaksanaan industri 4.0, pembiayaan ekspor untuk industri, sertifikasi dan standarisasi halal, serta pendidikan dan pelatihan vokasi.

Adapun aktivitas kerja sama yang bakal dilakukan kedua belah pihak, di antaranya adalah bertukar informasi kebijakan, melakukan studi bersama, memacu kinerja perdagangan, mendorong investasi, menyelenggarakan temu bisnis, serta meningkatkan kapasitas pelaku industri dan kesempatan kerja.

Pada kurun waktu tiga tahun terakhir, total investasi UEA di Indonesia mencapai USD172 juta dalam 234 proyek. Dari keseluruhan nilai investasi tersebut, sektor manufaktur yang ikut menyuntik dananya antara lain industri kimia dan farmasi serta industri makanan.

"Apabila melihat performa investasi UEA di Indonesia per tahunnya, tren pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan investasi yang tajam dalam sektor manufaktur, khususnya industri kimia dan farmasi," tandasnya.

Dalam kunjungan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan kali ini, ada beberapa komitmen peningkatan investasi UEA di Indonesia. Ini tertuang dalam penandatanganan tiga kerja sama investasi dengan total nilai USD9 miliar.

Kerja sama itu terkait Refinery Development Master Plan (RMDP) di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemudian pengembangan industri petrokimia melalui proyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP 2), serta perluasan Pelabuhan Kontainer Internasional yang berlokasi di Kawasan Industri Maspion 5 di Manyar- Gresik, Jawa Timur.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…