Menteri Jonan Apresiasi Terobosan PLTU Paiton
Oleh : Ahmad Fadli | Rabu, 09 Januari 2019 - 14:00 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengapresiasi terobosan yang dilakukan PT PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton hingga menjadikan PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang dikelolanya efisien dan ramah lingkungan.
INDUSTRY.co.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengapresiasi terobosan yang dilakukan PT PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton hingga menjadikan PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang dikelolanya efisien dan ramah lingkungan. Itu sebabnya, dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Selasa (8/1/2019), Ignasius Jonan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Paiton.
“Saya bangga dengan PJB UP Paiton yang banyak melakukan improvement, karenanya saya datang kemari,” kata Ignasius Jonan.
Dalam kesempatan itu, Direktur Operasi 1 PT PJB, Sugiyanto memaparkan bahwa PLTU Paiton berkapasitas 2 x 400 MW didesain dengan bahan bakar batubara kalori tinggi, 6.300 kcal/kg yang didatangkan dari Australia. Tahun 1995 ada larangan impor batubara, sehingga PLTU Paiton dioperasikan dengan kalori 5.300 kcal/kg.
Seiring perjalanan waktu, batubara dengan kalori di atas 5.000 kcal/kg semakin langka. PJB kemudian mulai melakukan modifikasi agar PLTU yang diresmikan Presiden Soeharto tahun 1994 dapat dioperasikan dengan batubara berkalori rendah. Modifikasi dilakukan terhadap beberapa bagian mesin, diantaranya mesin penggiling batu bara dan boiler.
Penurunan kalori batubata dilakukan secara bertahap. Hingga akhirnya sejak tahun 2017 hingga sekarang PLTU Paiton 1,2 dioperasikan dengan batubara kalori 4.500 kcal/kg.
“Apa tidak mengganggu keandalan pembangkit?” tanya Ignasius Jonan.
Sugiyanto secara tegas menyatakan bahwa perubahan konsumsi batubara dari kalori tinggi ke kalori rendah sama sekali tidak mengganggu keandalan unit pembangkit. Terbukti, EAF selalu berada pada kisaran 93 persen dan EFOR 1,33 persen, sehingga PLTU Paiton masuk dalam jajaran Top 10 persen Dunia. Begitu juga dengan emisi gas buang. Kandungan sulfur tidak lebih dari 3.00 Mg/M2, jauh lebih rendah dari baku mutu yang ditetapkan pemerintah (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sebesar 750 Mg/M2.
“Penggantian konsumsi batu bara dari kalori tinggi ke kalori rendah tersebut juga menghemat anggaran hingga Rp 148,36 Miliar per tahun. Sementara dari sisi lingkungan hidup, PT PJB UP Paiton dua tahun berturut-turut berhasil memperoleh Proper Emas, penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” papar Sugiyanto.
Ignatius Jonan merasa bangga melihat keberhasilan PT PJB UP Paiton melakukan efisiensi energi dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, serta berharap keberhasilan itu ditularkan ke pembangkit-pembangkit lain. Kendati demikian, menteri ESDM minta PT PJB UP Paiton untuk terus melakukan improvement, mengingat ketersediaan batu bara dengan kalori dan kandungan sulfur yang diinginkan tentu di masa mendatang akan semakin sulit didapatkan.
"Kandungan sulfur dalam batu bara tidak bisa diubah. Yang bisa diubah teknologinya agar dalam lima tahun ke depan kandungan sulfur dalam emisi gas buang terus ditekan, kalau bisa hingga di bawah 100 Mg/M2. Selain itu, saya berharap PT PJB memanfaatkan renewable energi,” tutur Ignasius Jonan.
Komentar Berita