Perizinan Jadi Faktor Dominan Lesunya Industri Properti Tanah Air

Oleh : Ridwan | Kamis, 24 Mei 2018 - 08:10 WIB

Ilustrasi Penurunan Properti
Ilustrasi Penurunan Properti

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia DKI Jakarta mengungkapkan, berdasarkan survei yang telah dilakukan dalam kurun waktu Februari sampai April 2018, para pengembang REI memprediksi industri properti akan stagnan tahun ini.

Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman menjelaskan, 55 persen pengembang anggota REI DKI Jakarta menyatakan bahwa kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan 34 persen Iainnya optimis kondisi properti 2018 lebih baik.

"Dari keseluruhan, mayoritas tetap merencanakan mengembangkan perumahan sederhana, menengah atas dan apartemen, dengan prioritas kebutuhan infrastruktur berupa air bersih dan jalan," ujarnya di Kantor DPD Jakarta (23/5/2018).

Amran memaparkan, stagnasi tersebut utamanya terdampak oleh kebijakan pemerintah, yakni perpajakan, perizinan, suku bunga kredit. Khusus di DKI Jakarta perizinan masih menjadi tantangan tersendiri.

"Birokrasi adalah faktor yang paling dominan dalam memengaruhi proses perizinan. Sebanyak 69 persen responden menyatakan lebih mudah memperoleh perizinan di luar DKI Jakarta dibandingkan dengan di DKI Jakarta," ucapnya.

Hal itu lanjut dia, diperburuk dengan kondisi makro Indonesia, terutama seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kondisi tersebut jelas memberi tekanan kepada pelaku usaha pengembang realestat.

"Namun demikian pengembang dan pasar properti harus tetap optimis kondisi 2018 akan semakin membaik," ungkapnya.

Meski begitu, ia mengatakan, pengembang masih optimisme di 2018 akan menjadi tahun yang cemerlang bagi industri real estat. Sebab menurutnya, mayoritas pengembang, yakni sebesar 32 persen melihat meski 2018 banyak tekanan namun yang menjadi perhatian mereka untuk berkembang adalah persaingan pasar.

"Tadinya kami kira daya beli masyarakat. Nyatanya kecil. Pembiayaan lokasi juga gak jadi masalah. Jadi yang terbesar persaingan pasar saja," ucapnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direksi BNI usai paparan kinerja

Senin, 29 April 2024 - 18:33 WIB

BNI Raih Laba Bersih Rp5,33 Triliun Kuartal I 2024

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.

Program BISA

Senin, 29 April 2024 - 18:05 WIB

Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT, Program BISA Tingkatkan Perilaku CTPS Sebesar 81,5%

Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy, berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program…

Industri logam dan baja

Senin, 29 April 2024 - 17:35 WIB

Mantaps! Industri Manufaktur RI 'Kokoh' Ditengah Ketidakstabilan Kondisi Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 masih ekspansi 52,3, turun sebesar 0,75 poin dibandingkan Maret 2024 sebesar 53,05, meskipun ekspansinya melambat, hal ini merupakan sinyal…

Bank Jatim (Foto Moneter)

Senin, 29 April 2024 - 17:16 WIB

Wow! Awali Tahun 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Ciamik

Jakarta-PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Triwulan Pertama 2024.

CEO YAMADA Consulting & Spire yang juga Executive Officer dan Head of Global Business Development YAMADA Consulting Group Ryosuke Funayama (kedua dari kanan) dan COO YAMADA Consulting & Spire Jeffrey Bahar (pertama dari kanan) didampingi beberapa staf berpose bersama di kantor pusat YAMADA Consulting Group, Tokyo, Jepang, belum lama ini.

Senin, 29 April 2024 - 17:09 WIB

Keren! Spire Research and Consulting Rebranding Jadi YAMADA Consulting & Spire

Jakarta-Spire Research and Consulting, perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka Asia Pasifik yang berpusat di Singapura, menyatakan saat ini telah terintegrasi penuh dengan YAMADA Consulting…