Pihak Swasta Berperan Penting Perkembangan Ekonomi 2017

Oleh : Herry Barus | Kamis, 12 Januari 2017 - 04:32 WIB

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) (Foto:sumagazine.)
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) (Foto:sumagazine.)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai keterlibatan swasta merupakan kunci perkembangan ekonomi Indonesia pada 2017.

Peneliti di Departemen Ekonomi CSIS Haryo Aswicahyono dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/1/2017)  mengatakan, peran swasta yang lebih besar menjadi kunci pembangunan ekonomi, yang saat ini tengah mendapat tekanan dari berbagai sudut.

"Misalnya, dari sisi penerimaan melemah, tetapi (pemerintah) tidak bisa utang lebih banyak. Kalau ingin membangun infrastruktur, tetapi utang terbatas, maka sebaiknya swasta diajak dalam pembangunan ekonomi," ucap dia.

Haryo mengungkapkan rezim saat ini masih terlihat ambigu dalam mengajak swasta, padahal situasi pendukung perkembangan ekonomi semakin sulit diperoleh.

Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri kepada Antara menyebutkan, kondisi fiskal menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan ekonomi tersandera.

Dia menjelaskan kondisi fiskal sangat terbatas dalam dua tahun belakangan dan pembangunan infrastruktur prioritas masih didominasi peran badan usaha milik negara (BUMN).

"Ketika kondisi fiskal menyempit, maka pemerintah akan sulit menjalankan program yang ada, sehingga diperlukan peran swasta yang lebih besar. Peran swasta sebenarnya sudah dari beberapa waktu lalu coba digalakkan, tetapi belum maksimal terealisasi," ucap Yose.

Selain itu, Yose juga menjelaskan faktor-faktor lain yang menghambat laju perkembangan ekonomi Indonesia pada 2017.

Implementasi paket kebijakan ekonomi yang sudah berlangsung cukup signifikan masih terkendala di tingkat daerah, karena mereka mengeluarkan peraturan yang menegasikan upaya deregulasi.

"Banyak sektor yang enggan menjalankan reformasi, karena mereka telah mendapatkan perlindungan, apalagi sektor yang didominasi BUMN," kata Yose.

Kemudian, instabilitas politik pada tiga bulan terakhir 2016 juga memberikan risiko ekonomi tersendiri, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang.

"Jangka pendek terkait dengan keamanan dan jangka panjangnya karena kemungkinan perubahan nilai yang tidak sesuai, misalnya ultranasionalis dan pemahaman radikal agama yang belum tentu sesuai dengan nilai bisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Yose.(Hrb)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direksi BNI usai paparan kinerja

Senin, 29 April 2024 - 18:33 WIB

BNI Raih Laba Bersih Rp5,33 Triliun Kuartal I 2024

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.

Program BISA

Senin, 29 April 2024 - 18:05 WIB

Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT, Program BISA Tingkatkan Perilaku CTPS Sebesar 81,5%

Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy, berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program…

Industri logam dan baja

Senin, 29 April 2024 - 17:35 WIB

Mantaps! Industri Manufaktur RI 'Kokoh' Ditengah Ketidakstabilan Kondisi Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 masih ekspansi 52,3, turun sebesar 0,75 poin dibandingkan Maret 2024 sebesar 53,05, meskipun ekspansinya melambat, hal ini merupakan sinyal…

Bank Jatim (Foto Moneter)

Senin, 29 April 2024 - 17:16 WIB

Wow! Awali Tahun 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Ciamik

Jakarta-PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Triwulan Pertama 2024.

CEO YAMADA Consulting & Spire yang juga Executive Officer dan Head of Global Business Development YAMADA Consulting Group Ryosuke Funayama (kedua dari kanan) dan COO YAMADA Consulting & Spire Jeffrey Bahar (pertama dari kanan) didampingi beberapa staf berpose bersama di kantor pusat YAMADA Consulting Group, Tokyo, Jepang, belum lama ini.

Senin, 29 April 2024 - 17:09 WIB

Keren! Spire Research and Consulting Rebranding Jadi YAMADA Consulting & Spire

Jakarta-Spire Research and Consulting, perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka Asia Pasifik yang berpusat di Singapura, menyatakan saat ini telah terintegrasi penuh dengan YAMADA Consulting…