Industri Tekstil dan Produk Tekstil Nasional Cerah

Oleh : Kormen Barus | Minggu, 26 November 2017 - 12:36 WIB

Industri Tekstil
Industri Tekstil

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Laju pertumbuhan industri TPT nasional hingga akhir tahun 2017 ditargetkan  dapat mencapai 2,59 persen dengan nilai ekspor sebesar USD12,09 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2,73 juta orang.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional  di semester I tahun 2017, tercatat mengalami kinerja positif. Untuk pasar dalam negeri saja, Industri TPT mengalami peningkatanpermintaan hingga 30 persen. Peningkatan tersebut ikut mendorong kenaikan utilisasiproduksi  sehingga mencapai 5-10 persen.

Bahkan laju pertumbuhan sektor padat karya yang berorientasi ekspor ini pun  menanjak sebesar 1,92 persen (YoY) dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, kinerja positif ini dinilai oleh kalangan pelaku industri TPT nasional, salah satunya karena peran dari Satuan Tugas Penertiban Impor Barang Berisiko Tinggi yang dibentuk oleh pemerintah.

Menurutnya, faktor pendongkrak lainnya adalah melalui penerapan kebijakan fiskal dan non-fiskal dari beberapa paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sebagai langkah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

"Misalnya, memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday,” ujarnya.

Guna mendukung peningkatan kinerja industri TPT nasional, sejauh ini, pemerintah telah memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi sehingga memudahkan pelaku industri dalam berusaha di Indonesia. 

Upaya lainnya adalah, pemerintah juga  mengawal sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi tenaga kerja dan pelaku usaha, mengembangkan pusat logistik berikat (PLB), serta melaksanakan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolang Menengah Kejuruan dengan industri.

Dengan berbagai kebijakan tersebut, Kementerian Perindustrian menargetkan laju pertumbuhan industri TPT nasional hingga akhir tahun 2017 dapat mencapai 2,59 persen dengan nilai ekspor sebesar USD12,09 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2,73 juta orang. Sedangkan, pada tahun 2019, diproyeksikan laju pertumbuhan industri TPT mencapai 3,56 persen dengan nilai ekspor sebesar USD15 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,11 juta orang.

Menurut Sigit, industri TPT nasional dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional sehingga bisa menjadi modal yang kuat dalam memperluas pasar global.

Potensi ini, menurut Sigit, perlu terus dimanfaatkan dan didukung melalui langkah konkrit. Misalnya, melalui kolaborasi antara industri kain dengan disainer nasional dan internasional.

“Ini untuk membangun sinergi menuju branding nasional sebagai upaya strategis membangun kemandirian industri TPT nasional,”ujarnya.

Dalam upaya meningkatkan target pertumbuhan dan kinerja industri TPT di tengah tekanan daya saing dan persaingan global saat ini, Kemenperin tengah bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) dalam menyusun peta jalan tentang Program Pengembangan Industri TPT Nasional yang terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2035.

Sementara  guna meningkatkan supply chain khususnya pasokan bahan baku kapas, Kemenperin bersama dengan beberapa pengusaha tekstil nasional akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) dalam rangka membahas kerja sama antara AS-Indonesia terkait impor kapas.

"Diharapkan dari hasil pertemuan tersebut untuk ke depan impor kapas dari Amerika Serikat dapat ditempatkan di gudang PLB Indonesia, sehingga pasokan bahan baku kapas bagi industri pemintalan dalam negeri dapat memperoleh kemudahan,” jelas Sigit.
 
Manfaatkan Digital

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah juga tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa supaya memperluas pasar ekspor TPT lokal.

“Saat ini dalam proses negosiasi untuk bilateral agreement tersebut, karena bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20 persen, sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen,” tuturnya.

Bahkan, Kemenperin telah mendorong industri TPT nasional agar segera memanfaatkan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things sehingga siap menghadapi era Industry 4.0.

Upaya transformasi ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, selain melanjutkan program restrukturisasi mesin dan peralatan.

Kemenperin juga terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengatasi impor ilegal produk TPT dalam bentuk borongan.

“Kami juga akan perhatikan dan ada tindakan tegas untuk impor baju bekas yang masuk melalui pelabuhan ‘tikus’,” imbuhnya.

Airlangga optimistis, industri TPT nasional mampu berdaya saing global.

"Khusus untuk industri shoes and sport apparel, kita sudah melewati China. Bahkan. Di Brazil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80 persen,” ujarnya.

Sementara itu,  Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual, Sony Sulaksono mengatakan, TPT nasional perlu melakukan inovasi dalam pengembangan produknya sehingga dapat menangkap peluang dari tren pasar global saat ini.

Pasalnya, sektor ini tidak hanya menghasilkan produk untuk kebutuhan sandang atau pakaian, tetapi telah berkembang menjadi industri tekstil non-sandang.

"Jadi sekarang produk tekstilnya dimanfaatkan untuk material pembangunan infrastruktur jalan tol, agro-textiles, medis hingga industri makanan dan minuman, otomotif, serta manufaktur konsumsi lainnya,” ujarnya.

Kemenperin memproyeksikan, komoditas industri tekstil non-sandang ini pasarnya masih cukup luas dan permintaannya besar.Rata-rata meningkat dalam periode lima tahun terakhir sebesar 9,9 persen per tahun, dengan kontribusi Indonesia mencapai 0,47 persen dari kebutuhan dunia.

Namun untuk menghasilkan produk-produk tekstil fungsional (functional textile) yang berkualitas, menurut Sony, perlu didukung dengan hasil-hasil penelitian dan pengembangan (litbang) seperti yang dilakukan oleh Kemenperin melalui Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung.

"Kami ingin menjawab ekspektasi konsumen yang lebih dari sekedar sandang konvensional, namun sudah masuk kedalam ranah tekstil fungsional yang memiliki karakter dan sifat spesifik sesuai dengan fungsinya,” tuturnya.

BBT Bandung merupakan salah satu unit kerja Kemenperin di bawah binaan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI).

Balai tersebut memiliki dua tugas pokok, yaitu pelaksanaan kegiatan litbang di bidang tekstil serta memberikan layanan jasa teknis kepada industri TPT.

Sony menyebutkan, beberapa hasil litbang tekstil tahun 2017 dari BBT Bandung yang diseminasikan, antara lain tekstil anti nyamuk berbahan aktif mikrokapsul minyak kulit jeruk nipis, pembuatan tekstil anti bakteri dengan zat aktif alami dari kitosan, dan tekstil fungsional untuk atap yang bersifat anti ultraviolet.

Selanjutnya, panel pengendali kebisingan suara dari bahan serat alam dan limbah tekstil, tekstil teknik dari limbah kain denim untuk penutup hasil pengecoran jalan, serta produksi gum xanthan dari limbah padat tahu dan bakteri xanthomonas untuk mensubstitusi gum xanthan impor.

“Kami berharap, sejumlah hasil litbang tersebut dapat diimplementasikan oleh industri TPT nasional sehingga akan memacu daya saing dan produktivitasnnya serta memperluas pasar ekspor,” ungkapnya.

Selain itu, kegiatan litbang diharapkan dapat membantu mengatasi dalam hal diversifikasi produk sertaperbaikan proses produksi dan mutu produk.  
 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.

Serah terima program beasiswa anak perusahaan MMSGI, MHU kepada mahasiswa Universitas Kutai Kertanegara Tenggarong.

Kamis, 02 Mei 2024 - 18:50 WIB

Hari Pendidikan Nasional, MMSGI Terus Tunjukkan Komitmennya Ciptakan Pendidikan Inklusif di Indonesia

MMSGI tunjukkan komitmennya pada dunia pendidikan Indonesia lewat serangkaian program CSR untuk pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar menuju Indonesia Emas 2045.