Kadin: Sistem Evaporasi Picu Produktivitas Garam Jadi Tak Menentu

Oleh : Ridwan | Jumat, 18 Agustus 2017 - 13:41 WIB

 Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menilai sistem proses produksi garam di Indonesia yang menggunakan sistem evaporasi membuat produktivitas garam menjadi tidak menentu.

"Sistem evaporasi menjadi produktivitas garam tidak menentu, sehingga kerap terjadi kelangkaan saat musim hujan," ungkap Yugi kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Sekedar informasi, sistem evaporasi yakni air laut dialirkan ke dalam tambak kemudian air yang ada dibiarkan menguap, setelah beberapa lama kemudian akan tersisa garam yang mengendap di dasar tambak tersebut.

Kedepan, lanjut Yugi, pihaknya berharap agar pemerintah dapat menginvetarisasi hal itu dengan dukungan perluasan lahan di daerah-daerah yang cocok untuk tambak garam sehingga penerapan teknologi yang tepat.

Lebih jauh Yugi menerangkan, kebutuhan garan nasional tidak terbatas hanya untuk konsumsi saja, akan tetapi para pelaku usaha industri di Tanah Air pun meminta ketersediaan bahan baku garam.

"Hak itu disebabkan mereka menambah kapasitas produksi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus membidik pasar ekspor," sebutnya.

Seperti diketahui, baham baku garam dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri, mulai dari industri kaca, kertas, makanan dan minuman, tekstil, pakan ternak, serta penyamakan kulit.

Sementara itu, perbedaan mendasar garam konsumsi dan garam industri adalah kandungan natrium klorida atau NaCL. Garam industri harus memiliki kandungan NaCL 97,4 persen ke atas atau kandungan air yang rendah, sedangkan garam konsumsi memiliki kadar NaCL di bawah 97 persen.

"Sebetulnya garam industri dan konsumsi sama saja. Kita harapkan para petani juga bisa menghasilkan garam dengan standar itu agar bisa diserap dengan baik oleh industri juga," terang Yugi.

Menurutnya, dengan tidak adanya pembedaan antara garam konsumsi atau garam industri kemungkinan untuk menarik pihak swasta agar ikut memproduksi garam akan semakin besar.

"Kalau regulasinya mendukung swasta untuk memproduksi garam, tentunya para pengusaha akan banyak berminat," pungkasnya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:39 WIB

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Kode promo telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling populer dan efektif dalam industri ritel modern. Dengan kode promo, konsumen dapat menikmati diskon, penawaran khusus, atau…

Ilustrasi Tambang Batu Bara PT Bukit Asam Tbk

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:34 WIB

Triwulan I 2024, PTBA Catat Pendapatan Sebesar Rp 9,4 Triliun

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), berhasil menjaga kinerja baik pada triwulan I 2024. Dalam 3 bulan pertama tahun 2024, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,4 triliun dan EBITDA sebesar…

Buttonscarves hadir di Istanbul Modest Fashion Week (IMFW)

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:27 WIB

Buttonscarves Hadir di Runway Istanbul Modest Fashion Week 2024

Tampil sebagai penutup Istanbul Modest Fashion Week 2024, Buttonscarves mencuri perhatian dengan menggandeng ikon global dan supermodel hijab pertama dunia yaitu, Halima Aden yang berhasil mendobrak…

Program literasi perdagangan komiditi yang digelar Didimax.

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:12 WIB

Tingkatkan Pemahaman Masyarakat, Didimax Kembali Gelar Program Literasi Perdagangan Komoditi

Didimax kembali menggelar literasi perdagangan komditi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perdagagnan berjangka komoditi, khususnya di pasar komoditi emas dan forex.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno

Selasa, 07 Mei 2024 - 11:43 WIB

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Turun Sebesar 1,91 Persen pada Maret 2024

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada…