'Kelakuan' PGN Bikin Sektor Industri Menderita

Oleh : Ridwan | Rabu, 13 Maret 2024 - 09:30 WIB

Jaringan Pipa Gas PT PGN
Jaringan Pipa Gas PT PGN

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pembatasan pemakaian gas oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kepada sektor industri pengguna gas bumi semakin membuat industri kalang kabut. 

Berdasarkan surat edaran dari PGN yang diterima industri pada Bulan Februari 2024 menyebutkan bahwa sehubungan dengan terjadi kondisi urbulence penyaluran gas pada Maret 2024 akibat adanya natural decline pada sumber pasokan, sebagai upaya pengamanan penyaluran gas, maka PGN akan menerapkan optimasi dan pengendalian penyaluran gas yang akan berlangsung sejak tanggal 4 - 31 Maret 2024.

Berdasarkan isi surat edaran tersebut, PGN membatasi kuota pemakaian gas bumi sebesar 61% dari pemakaian maksimum per bulan kontrak.

Selain itu, apabila terdapat pemakaian gas melebihi pemakaian maksimum kuota kontrak harian berlaku ketentuan 'Over Usage Penalty' harian.

Disisi lain, dalam surat edaran tersebut, PGN meminta pelanggan yang menggunakan sistem 'dual fuel' untuk mempersiapkan bahan bakar lainnya sebagai energi pengganti.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), Yustinus Gunawan menyebut bahwa kondisi tersebut justru akan membuat penurunan pada sektor industri. 

"Pembatasan pemakaian gas justru akan membuat deindustrialisasi. Ini harus dicegah dengan alokasi gas industri tertentu (AGIT) 100%," terang Yustinus kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Rabu (13/2).

Menurutnya, deindustrialisasi pernah terjadi ketika harga gas bumi merangkak naik tinggi sekitar 10 tahun lalu, dan re-industrialisasi dimulai ketika Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) diterapkan pada tahun 2020. 

"Re-industrialisasi tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang melebihi 50 atau berada di jalur ekspansif secara berurutan 30 bulan atau sejak September 2021," jelasnya.

Ditempat terpisah, Ketua Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia (APGI), Henry Susanto mengatakan, pembatasan pasokan gas ini sangat memberatkan industri gelas kaca nasional. 

"Kami di industri bingung dengan PGN, bisa terapkan kuota seenaknya sendiri. Pemerintah diam saja. Kuota gas diputuskan melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM, tetapi PGN bisa rubah seenaknya. Buat peraturan tidak jelas. Kami mau hitung biaya produksi jadi bingung," kata Henry.

"Di wilayah Sumatera Utara kondisinya lebih padah lagi, kouta pasokan gas hanya 11%. Bagaimana pabrik bisa berproduksi. Jalankan tungku pembakaran saja gas sudah habis, belum produksi," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto mengungkapkan bahwa pembatasan kuota gas oleh PGN membuat industri keramik nasional dengan sangat terpaksa mengurangi kapasitas produksi. 

"Untuk wilayah Jawa bagian Barat pembatasan pemakaian gas hanya sebesar 65%, sedangkan di Jawa bagian Timur 75%, dan pemakaian gas di atas AGIT akan dikenakan harga gas yang sangat mahal yaitu USD 15 per MMBTU," terang Edy.

"Dengan tingginya harga surcharge gas tersebut membuat produk keramik menjadi tidak berdaya saing," tambahnya.

Asaki bersama FIPGB telah berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 4 Maret 2024 lalu perihal gangguan supply gas dari PGN dan memohon keberlanjutan untuk kebijakan HGBT.

"Gangguan supply gas tersebut harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah, karena apabila berlarut-larut maka daya saing industri semakin menurun, dan dengan batas AGIT hanya 61% memaksa industri harus mematikan klin (tungku) pembakar keramik yang dapat ber-impact pada karyawan mulai dirumahkan," tutup Edy.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menekraf Teuku Riefky dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pengembangan Investasi yang diselenggarakan Kemenparekraf/Baparekraf, di The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Kamis, 14 November 2024 - 07:16 WIB

Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mengajak seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) menyatukan visi dan upaya bersama dalam mendukung…

Direktur Investment Banking Capital Market BRIDS Kevin Praharyawan (tengah) menyampaikan pemaparan seputar Go Public di Pasar Modal pada acara Go Public Talkshow

Kamis, 14 November 2024 - 06:41 WIB

BRIDS: Pasar Modal Tawarkan Endless Possibilites untuk Perusahaan Raih Pendanaan Segar

Di tengah berkembangnya bisnis melalui Pasar Modal Indonesia, BRI Danareksa Sekuritas (“BRIDS”) sebagai salah satu Penjamin Pelaksana Emisi teraktif di Pasar Modal Indonesia, terus mendukung…

Menperin Agus di DPR

Kamis, 14 November 2024 - 06:35 WIB

Menperin Agus: Anggaran Bukan Segala-galanya...

Kementerian Perindustrian memiliki pagu alokasi anggaran pada tahun 2025 sebesar Rp2,51 triliun atau turun 34 persen dibandingkan anggaran tahun 2024 yang mencapai Rp3,83 triliun. Dalam Rapat…

Kinerja segmen gaya hidup PT Lippo Karawaci tumbuh signifikan hingga kuartal III 2024.

Rabu, 13 November 2024 - 22:25 WIB

APPBI Optimis Ekonomi Nasional Menguat, Didukung Momen Pilkada dan Perayaan Besar

APPBI optimis bahwa kondisi ekonomi nasional pada Kuartal IV 2024 dan Kuartal I 2025 akan menunjukkan pertumbuhan positif.

 Mesin Cuci Inverter Front-Loading (BD-1054HVOS) terbaru dari Hitachi.

Rabu, 13 November 2024 - 22:03 WIB

Hitachi Luncurkan Mesin Cuci Inverter Front Loading dengan Fitur Canggih

Hitachi memperkenalkan Mesin Cuci Front-Loading terbaru, yang dirancang dengan fitur untuk memudahkan dan meningkatkan efisiensi perawatan laundry.