Upaya Kemenperin Dorong Industri Pengolahan Kakao Agar Berdaya Saing Global

Oleh : Hariyanto | Sabtu, 02 Desember 2023 - 11:56 WIB

Bijih kakao (ist)
Bijih kakao (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri pengolahan kakao. Hal ini didukung potensi Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi sekitar 700 ribu ton per tahun. Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendorong pengembangan industri pengolahan kakao agar bisa lebih berdaya saing global.

“Saat ini, terdapat 11 perusahaan pengolahan kakao di Indonesia, yang total nilai ekspornya tercatat mencapai USD1,12 miliar pada tahun 2022, atau menduduki posisi negara pengekspor keempat di dunia. Industri ini juga berperan mendukung hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah kakao dalam negeri,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Edy Sutopo pada acara Kongkow Sobat Industri di Bogor, Rabu (29/11/2023).

Edy menyampaikan, dengan adanya multiplier effect dari industri pengolahan kakao, pemerintah akan berupaya menjadikan Indonesia sebagai episentrum dunia untuk sektor kakao dan olahannya. Guna mewujudkan sasaran ini, perlu langkah kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dari hulu sampai hilir.

“Kita unggul di produk intermediate, yang meliputi cocoa pasta/liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder. Pangsa pasar produk kita ini mencapai 9,17% dari kebutuhan dunia,” sebutnya. 

Selain sektor tersebut, Indonesia juga punya potensi di industri cokelat dan industri cokelat artisan. “Untuk industri cokelat yang menghasilkan mass product, saat ini terdapat 900-an perusahaan dengan total kapasitas produksi lebih dari 462 ribu ton per tahun. Jumlah nilai ekspor dari sektor ini sebesar USD76,89 juta pada tahun 2022,” ungkap Edy.

Selanjutnya, untuk sektor industri cokelat artisan, Indonesia telah memiliki 31 perusahaan dengan total kapasitas produksi sebesar 1.242 ton per tahun pada tahun 2022. “Umumya industri cokelat artisan ini menggunakan bahan baku yang premium. Indonesia masih punya pasar yang menjanjikan untuk dapat mengembangkan sektor ini,” imbuhnya.

Edy menegaskan, pihaknya proaktif  menjalankan berbagai program dan kebijakan dalam upaya memacu kinerja industri yang berbasis olahan kakao. Misalnya, dengan menjaga ketersediaan bahan baku. “Oleh karenanya, kami juga mendorong peningkatan produktivitas kakao dalam memenuhi kebutuhan di sektor industri,” ujarnya.

Selain itu, Kemenperin menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, mendorong pemanfaatan teknologi, dan mengoptimalkan program branding. “Kami juga akan mendukung terhadap program sustainability dan traceability pada rantai pasok, meningkatkan kampanye konsumsi cokelat di dalam negeri, melakukan promosi pada ajang pameran di tingkat nasional dan internasional, serta melaksanakan program restrukturisasi mesin produksi,” lanjutnya.

Edy menambahkan, Kemenperin gencar menumbuhkan wirausaha baru di sektor industri pengolahan kakao. “Apalagi, Indonesia memiliki lebih dari 600 varian atau rasa cokelat yang berasal dari berbagai daerah. Ini menjadi potensi kita untuk terus melakukan diversifikasi dan inovasi produk,” ujarnya.

Sementara itu, Co Founder Pipiltin Cocoa, Irvan Helmi mengemukakan, menjalankan bisnis cokelat artisan ini sejak tahun 2013 dengan diawali dari keinginan agar produk cokelat Indonesia dikenal di dunia. Apalagi didukung potensi besar dari petani lokal yang dapat menghasilkan keanekaragaman cokelat asal Indonesia dengan kualitas yang sangat baik.

Selama menjalankan Pipiltin Cocoa, Irvan bersama karyawannya mewujudkan misi untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao Indonesia. Salah satu upayanya adalah membeli langsung dengan harga yang layak dan premium.

Sesuai dengan tema “Diversity” dan tagline “Beda-beda itu enak” yang dikampanyekan Pipiltin Cocoa, keberagaman bisa dirayakan dengan berbagai macam cara. Saat ini, Pipiltin Cocoa menghadirkan cokelat dari beberapa provinsi, seperti Ransiki Papua Barat 100%, Aceh 84%, Kampung Merasa Kalimantan Timur 74%, Aceh 73%, Ransiki Papua Barat 72%, Bali 70%, East Java 65%, Flores 65%, dan Bali 60%.

“Kita itu negara dengan single origin atau daerah penghasil cokelat spesifik paling beragam di dunia. Tidak ada satu negara pun yang bisa menyaingi itu. Mungkin ada yang bisa menyaingi jumlah ekspor, tapi tidak untuk keragaman. Ini yang membuat saya dan kakak saya fokus ke cokelat Indonesia,” papar Irvan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dua dokter spesialis ortopedi dari Siloam Hospitals Mampang, berbagi wawasan komprehensif mengenai strategi pemulihan yang efektif untuk cedera lutut dan tangan.

Minggu, 06 Oktober 2024 - 00:20 WIB

Siloam Hospitals Mampang Bahas Penanganan Komprehensif Cedera Orthopedi pada Bincang Sehat

Bincang Sehat digelar Siloam Hospitals Mampang untuk mengupas secara mendalam tentang penanganan cedera dan penyakit orthopedi dengan pendekatan komprehensif, melibatkan berbagai disiplin ilmu.

American Standard berpartisipasi dalam Jakarta Family Walk (JFWalk) 2024.

Minggu, 06 Oktober 2024 - 00:12 WIB

American Standard Dukung Kesehatan Keluarga di Jakarta Family Walk 2024

Dalam JFWalk 2024, American Standard bersama sponsor lainnya juga menyediakan berbagai fasilitas dan aktivitas yang mendukung pengalaman menyenangkan bagi keluarga.

26 Tahun Bank Mandiri adaftif dan solutif

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 21:41 WIB

HUT ke-26 Bank Mandiri: Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk menghadirkan kemudahan, kenyamanan, dan pengalaman perbankan yang lebih personal. Mengusung tema…

Pembeli membayar dengan QRIS BRImo

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 20:01 WIB

Melalui Pemberdayaan, BRI Angkat Potensi Klaster Buah Kelengkeng di Tuban

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian melalui pemberdayaan klaster buah kelengkeng di Tuban, Jawa Timur. Upaya ini merupakan…

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Prabu Revolusi

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 19:54 WIB

Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Jokowi Meningkat, Dirjen IKP: Terima Kasih Presiden Jokowi

Jakarta- Selama sepuluh tahun kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai cukup berhasil melakukan pendekatan pembangunan yang dikenal sebagai Indonesia-sentris.