Fitch Rating Mengafirmasi Peringkat OYO Pada Level “B”, dengan Outlook Stabil

Oleh : Herry Barus | Jumat, 02 Juni 2023 - 10:54 WIB

OYO
OYO

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Fitch rating, sebuah lembaga pemeringkat kredit internasional, telah meningkatkan Outlook OYO, perusahaan teknologi perjalanan global (Oravel Stays Limited) pada Peringkat Jangka Panjang dan Lokal Issuer Default Rating (IDR) pada peringkat ‘B’- Outlook Stabil. Fitch turut menegaskan peringkat ‘B’ atas fasilitas pinjaman berjangka senior senilai USD 660 juta akan jatuh tempo pada 2026 yang diterbitkan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh OYO, Oravel Stays Singapore Pte Limited ini mendapatkan peringkat pemulihan ‘RR4’.

Fitch turut menyatakan lebih lanjut bahwa fasilitas pinjaman berjangka tersebut dijamin tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan oleh OYO dan anak perusahaan di dalam grup. Jaminan ini dinyatakan mencakup 121% dari pokok pinjaman terutang atau senilai hingga USD 800 juta yang juga dianggap penuh dan layak oleh lembaga pemeringkat kredit internasional tersebut.

Fitch menerangkan perubahan peringkat tersebut,  “Kami memperkirakan OYO akan menghasilkan EBITDA dan CFO positif pada FY24, lebih cepat dari taksiran kami sebelumnya yang didorong oleh penurunan biaya operasional yang lebih besar dari yang kami perkirakan. Menurut pandangan kami, pertumbuhan signifikan pada FY24 akan didorong dari pemulihan permintaan pada industri perjalanan dan pariwisata, margin kotor perusahaan yang stabil, serta pengurangan biaya operasional. Hal ini merefleksikan EBITDA positif di setiap kuartal FY23 yang menandai tahun pertama OYO membukukan laba sejak berdiri tahun 2012. Peringkat ini turut mencerminkan likuiditas OYO yang memadai.

Peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch, mencerminkan model bisnis asset-Light yang mendapatkan keuntungan dari kebutuhan belanja modal yang minim, hak distribusi eksklusif, kontrol harga atas inventaris properti, pembagian hasil yang tetap, dan potensi pertumbuhan jangka panjang yang signifikan. Fitch memperkirakan langkah pengurangan biaya yang dilakukan OYO dalam beberapa tahun terakhir akan mendukung peningkatan profitabilitas pada FY24. Laporan tersebut menyatakan bahwa pengurangan tersebut tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan, dikarenakan OYO telah menambah staf Business Development untuk memprioritaskan penambahan properti.

Fitch turut memperkirakan kondisi industri perjalanan dan pariwisata akan terus membaik di pasar-pasar utama OYO pada FY23, menyusul pemulihan yang signifikan pada FY23 setelah kurangnya permintaan untuk perjalanan liburan setelah pelonggaran pembatasan Covid-19. Di India sendiri, industri perhotelan mengalami peningkatan tingkat hunian sebesar73%, dengan kunjungan wisatawan asing yang turut meningkat menjadi 6.2 juta pada tahun 2022 dari 1,5 juta pada tahun 2021. Begitu pula di Indonesia, pemerintah pada tahun 2023 menargetkan 3.5-7.4 juta kunjungan wisata mancanegara, serta 1,2-1.4 miliar pergerakan perjalanan wisatawan domestik.

“OYO meningkatkan jumlah properti dan GBV per properti di Eropa pada FY23 seiring dengan pulihnya perjalanan wisata, meskipun terjadi krisis biaya hidup dan berkurangnya pendapatan yang dapat dibelanjakan di wilayah tersebut. Kami memperkirakan pemulihan akan berlanjut selama libur musim panas mendatang yang didukung lebih lanjut dari permintaan perjalanan bisnis” . Menurut lembaga pemeringkat tersebut, kas tidak terikat OYO pada FYE23 cukup untuk mendanai defisit arus kas bebas yang diperkirakan sekitar USD 7 juta, dan pembayaran utang tahunan sekitar USD 6 juta pada FY24. 

Baru-baru ini, lembaga pemeringkat global Moody's (Moody's Investor Service) mengumumkan bahwa mereka memperkirakan OYO akan tetap memiliki EBITDA positif untuk FY24 dan prospeknya secara keseluruhan tetap stabil. Moody's dalam laporannya mengatakan bahwa OYO akan menghasilkan EBITDA sekitar US$50 juta-US$55 juta, setelah biaya pembayaran berbasis bersama pada tahun fiskal 2024, didukung oleh pemulihan permintaan yang kuat di bisnis perhotelan, peningkatan jumlah properti di platform OYO, dan optimalisasi biaya.

Pada bulan Maret, OYO telah mengajukan kembali Draft Red Herring Prospectus (DRHP) kepada regulator pasar modal SEBI melalui rute pra-pengajuan rahasia yang baru saja diperkenalkan. Menurut sumber, perusahaan akan melakukan strategi  yang disesuaikan atau fine-tuning the issue size berdasarkan kondisi pasar menjadi antara $400 juta hingga $600 juta yang semuanya akan menjadi primary issuance untuk membayar sebagaian besar utang. Opsi rute pra-pengarsipan rahasia diizinkan oleh SEBI pada November 2022 sebagai bagian dari membawa praktik-praktik yang progresif dan populer secara global.

 Perusahaan baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menggandakan jumlah hotel premium seperti Townhouse, Collection O dan Capital O di India pada tahun 2023 dengan menambahkan sekitar 1800 hotel kelas atas. Bisnis perusahaan di Inggris berencana untuk menambah lebih dari 50 properti ke dalam portofolio Inggris pada tahun 2023 dengan fokus pada kota-kota seperti London dan Birmingham

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…