Tak Mau Bekerjasama, Beberapa Negara Ini Juga Blokir Telegram

Oleh : Hariyanto | Senin, 17 Juli 2017 - 13:09 WIB

Aplikasi Telegram
Aplikasi Telegram

INDUSTRY.co.id , Jakarta - Beberapa pekan terahir pemberitaan mengenai pemblokiran media sosial, terutama Telegram marak menjadi perbincangan masyarakat. Pemblokiran tersebut dikarenakan, aplikasi Telegram dinilai dapat mengganggu keamanan Negara.

Pada peresmian Akademi Bela Negara (ABN) di Jakarta, Minggu (16/7/2017) Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah sudah lama memantau media sosial Telegram sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pemblokiran.

Hasil dari pantauan tersebut menunjukkan bahwa Telegram kerap digunakan oleh teroris untuk berkomunikasi. Jokowi mengatakan, ada ribuan konten  dalam Telegram yang dapat dikategorikan mengganggu keamanan negara.

"Kita kan ini mementingkan keamanan, keamanan negara, keamanan masyarakat, oleh sebab itu keputusan itu dilakukan," ujar Jokowi.

Menurut dia, pihak Telegram juga tidak mau bekerja sama dengan pemerintah untuk mengontrol akun-akun yang terkait terorisme. Padahal, tawaran untuk bekerja sama sudah disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Indonesia bukan satu-satunya negara yang memblokir akses ke layanan aplikasi pesan Telegram. Bahkan, beberapa negara sudah melakukannya sejak tahun lalu.

Bulan lalu, Rusia mengancam memblokir Telegram apabila tidak memberikan informasi kepada pemerintah mengenai perusahaan di balik Telegram. Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, seperti dilaporkan Reuters, menuduh Telegram melanggar peraturan mereka.

Aplikasi Telegram juga populer di Iran. Menurut CEO Telegram Pavel Duro, mereka memiliki 40 juta pengguna aktif bulanan di negara ini. Namun, pada April lalu, berdasarkan putusan pengadilan, Pemerintah Iran menutup layanan panggilan suara atau voice call Telegram, namun menurut laman The Star, tidak dijelaskan mengapa fitur tersebut diblokir.

Banyak pihak di Iran menyebut pemblokiran itu diduga bermotif politik karena terjadi setelah penangkapan belasan orang yang menjalankan saluran reformis di Telegram. Blokir di Iran juga diperkirakan untuk melindungi perusahaan ponsel domestik.

Durov pada Januari 2016 lalu, melalui cuitannya membenarkan trafik Telegram di Arab Saudi terbatas, tapi, ia tidak mengetahui alasannya.

Sebelumnya, laman Hong Kong Free Press menyebutkan China telah memblokir Telegram sejak 2015 lalu, karena membantu pengacara HAM, yang saat itu menjadi target negara, berkoordinasi untuk 'menyerang' pemerintah.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.