Sadari, Kenali, dan Atasi ‘The Silent Killer’ Hipertensi
Oleh : Herry Barus | Senin, 13 Maret 2023 - 00:44 WIB

Hipertensi The Silent Killer
INDUSTRY.co.id - Jakarta- Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Hipertensi dikenal dengan istilah “The Silent Killer” karena seringkali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari secara tidak langsung penderita hipertensi mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti gagal ginjal, jantung ataupun otak (Ridwan, 2009).
Adanya pemahaman yang benar mengenai hipertensi merupakan keniscayaan dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi pada masyarakat.
Upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan penyuluhan kesehatan melalui webinar secara online oleh mahasiswa/i Apoteker C Mata Kuliah Farmakoterapi Terapan Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dibawah bimbingan Dr. Apt, Diana Laila Ramatillah,M.Farm semakin dini penyakit hipertensi diketahui dan ditangani maka komplikasi yang ditimbulkan dapat diminimalkan. (Rahajeng, 2009) dan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu observasi untuk mengetahui kondisi lingkungan, kondisi masyarakatnya dan melakukan seminar daring (webinar) menggunakan room Zoom Meeting selama ± 1 jam dengan metode ceramah yang disampaikan oleh pembicara yaitu I Made Deny Sapta Giri, S.Farm dan Ni Kadek Putri Krismawati, S.Farm, yang merupakan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dan digelar beberapa waktu yang lalu.
Pada hari pertama diisi dengan kegiatan meeting dan observasi serta perizinan. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat, maka hasil yang didapatkan adalah masyarakat sering menganggap remeh penyakit hipertensi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diberikan sosialisasi mengenai cara meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingya kesehatan khususnya terhadap hipertensi.
I Made Deny Sapta Giri, S.Farm dan Ni Kadek Putri Krismawati, S.Farm, yang merupakan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta mengatakan hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia, prevalensi hipertensi yang meningkat, disertai dengan penyakit lain yang menyertainya akan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskuler dan penyakit ginjal. Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga menyebabkan banyak penderita hipertensi yang tidak diobati, dari pasien hipertensi yang mendapat pengobatan, hanya sekitar 10-20% yang mencapai target kontrol tekanan darah. Diperkirakan prevalensi hipertensi akan semakin meningkat sehingga memberikan dampak pada kesehatan masyarakat. (Ridwan, 2009).
Keduanya menambahkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam waktu lama dan terus menerus dapat memicu terjadinya stroke, serangan jantung, gagal jantung dan penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kadar garam tinggi, dan kebiasaan hidup seperti merokok dan minuman beralkohol (Kemenkes RI, 2013).
Menurut mereka hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diarteri yang bersifat sistemik alias berlangsung terus menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang berlangsung cukup. Hipertensi termasuk penyakit yang berbahaya karena akan membebani kerja jantung sehingga menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan pada dinding arteri). Peningkatan tekanan darah dalam waktu lama dan tidak di deteksi sejak dini dapat menyebabkan penyakit kronik degeneratif seperti retinopati, kerusakan pada ginjal, penebalan dinding jantung dan penyakit yang berkaitan dengan jantung, stroke, serta kematian. Gejala-gejala hipertensi sangat bervariasi dimulai dengan tanpa gejala, sakit kepala ringan ataupun gejala lain yang hampir sama dengan penyakit lainnya, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis hipertensi adalah dengan menggunakan sphygmomanometer (Purnomo, 2009).
Sementara faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi kata mereka adalah faktor genetik, usia, jenis kelamin, obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia dan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi, hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam antara 5-15 gram perhari juga dapat meningkatkan prevalensi hipertensi sebesar 15-20%. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti. Berbagai studi menunjukkan bahwa hipertensi meningkatkan risiko kematian dan penyakit. Bila tidak dilakukan penanganan, sekitar 70% pasien hipertensi kronis akan meninggal karena jantung koroner atau gagal jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami gagal ginjal. Namun demikian, peningkatan kesadaran masyarakat dan pengendalian hipertensi dapat menekan risiko hingga 50% (Rahajeng, 2009).
“Adanya pemahaman yang benar mengenai hipertensi merupakan keniscayaan dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi pada masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan penyuluhan kesehatan melalui webinar secara online oleh mahasiswa/i Apoteker C Mata Kuliah Farmakoterapi Terapan Universitas 17 Agustus 1945 dibawah bimbingan ibu Dr.Apt, Diana Laila Ramatillah,M.Farm semakin dini penyakit hipertensi diketahui dan ditangani maka komplikasi yang ditimbulkan dapat diminimalkan,”pungkasnya. (***)
Baca Juga
Ramai di Medsos, Mental Yupi Ternyata Penting Untuk Dimiliki, Ini…
Bolehkan Penderita Asam Lambung atau GERD Melaksanakan Ibadah Puasa?
Dukung Penanggulangan Pandemi, YLAM Dianugerahi Penghargaan PPKM…
Jadi Penyebab Utama Gangguan Penglihatan Pada Pasien Diabetes, JEC…
Pusat Kesehatan Malaysia Menawarkan Pengalaman dan Pengobatan Kanker…
Industri Hari Ini

Senin, 27 Maret 2023 - 23:04 WIB
VDR Berbagi Terang, Bagikan Lampu LED Hemat Energi Kepada 100 Masjid Dan Musala
T Vedora Indo Cahaya yang dikenal sebagai produsen lampu LED dengan merk VDR menggelar program CSR Ramadan yang bertajuk VDR Berbagi Terang dengan membagi lampu LED hemat energi ke 100 masjid…

Senin, 27 Maret 2023 - 22:59 WIB
Sinergi Telkom dan BPKP Hadirkan Solusi untuk Mudahkan Pemantauan Jaringan
Semangat Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan oleh pemerintah merangsang percepatan adopsi digital dalam negeri. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut mendukung akselerasi digital…
Senin, 27 Maret 2023 - 22:48 WIB
Ini 4 Tips GrabAds Untuk UMKM Kuliner Tingkatkan Penjualannya Selama Ramadan
Untuk membantu para pelaku UMKM kuliner meningkatkan penjualannya selama Ramadan, serta menjangkau lebih banyak konsumen melalui iklan, GrabAds memberikan 4 tips penting.

Senin, 27 Maret 2023 - 22:33 WIB
Djatie Hijabqueen Bersama Ninja Xpress Bagikan Tips Manfaatkan Momentum Ramadan Untuk Tingkatkan Penjualan
Djatie Hijabqueen yang merupakan salah satu shipper Ninja Xpress, berbagi tips tingkatkan penjualan selama Ramadan.

Senin, 27 Maret 2023 - 22:14 WIB
Greeneration Foundation dan Bank Mandiri Luncurkan Program 'Waste to Energy', Ciptakan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Banyuwangi
Greeneration Foundation dan Bank Mandiri Luncurkan Program 'Waste to Energy' di Banyuwangi, inisiatif dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.
Komentar Berita