Pemerintah terus Mendorong Pemanfaatan EBT di Indonesia

Oleh : Kormen Barus | Senin, 18 April 2022 - 16:34 WIB

Energi Panas Bumi (Foto Eksplorasi.Id)
Energi Panas Bumi (Foto Eksplorasi.Id)

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab besar memajukan energi baru dan terbarukan (EBT). Indonesia berkomitmen mencapai Karbon Normal (Net Zero Emission) pada 2060 atau kalau bisa lebih cepat. Untuk menuju ke sana, ada dua sasaran antara, yakni pencapaian bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan penurunan emisi gas ruang kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.

Salah satu jenis EBT yang bisa menggantikan pembangkit tenaga uap (PLTU) sebagai pembangkit beban puncak (base-load) adalah pembangkit tenaga panas bumi (PLTP). Sumber daya panas bumi melimpah karena Indonesia berada di kawasan gunung api (ring of fire), pasokannya stabil, dan efisiensi konversi panasnya di atas 90 persen. Namun, masa pembangunannya lama, dan hal itu berakibat pada mahalnya harga listrik panas bumi. 

Menurut Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Prijandaru Effendi, peran pemerintah terutama untuk memperpendek masa pengembangan pembangkit panas bumi agar harga jual listrik lebih murah dan feasible bagi pengembang. “Kalau mengikuti bussines as usual waktu penggarapan panas bumi bisa sampai 12 tahun. Kalau waktunya bisa dikurangi 4-5 tahun, itu bisa menurunkan harga jual listrik,” kata Prijandaru kepada pers, Rabu (13/4).

Dia mencontohkan tender PPA (purchasing power agreement) dengan PLN bisa tiga tahun dan juga perizinan di semua level juga lama. “Pengembang tidak bisa bertahan dalam situasi seperti itu karena harus menanggung cost sampai 10-12 tahun, sementara pendapatannya baru muncul di tahun ke-11, bahkan bisa di tahun ke-14. Kalau bisa dikurangi 4-5 tahun, itu akan sangat membantu pengembang, sekaligus bisa menurunkan harga listrik dari panas bumi,” kata Prijandaru.

Direktur Panas Bumi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Harris Yahya mengatakan, ada enam poin yang bisa mempercepat pengembangan EBT di Indonesia, yakni Rancangan Perpres tentang harga EBT, Penerapan Permen ESDM tentang PLTS Atap, Mandatori bahan bakar nabati (BBN), pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, kemudahan perizinan usaha, dan mendorong demand ke arah energi listrik.

Empat dari enam poin itu berada di wilayah pemerintah. Dua lainnya, yakni mandatori BBN ada di ranah produsen BBM, dan mendorong demand bergantung pada konsumen. “Konsumen kita minta untuk menggunakan peralatan listrik seperti kendaraan listrik dan kompor listrik karena LPG pun masih kita impor, sampai 70 persen. Harga LPG ini juga rentan jika ada gangguan suplai seperti sekarang ini,” kata Harris Yahya dalam Webinar Universitas Telkom, Senin (11/4).

Saat ini, tingginya harga minyak mentah menunjukkan bahwa energi fosil sangat rentan terhadap krisis seperti perang di Ukraina. Apalagi jika yang terlibat krisis negara penghasil minyak atau gas. Kenaikan harga yang tinggi juga pernah terjadi ketika Iran dan Nigeria dilanda krisis domestik dan perang. “Harga minyak mentah sudah di atas US$ 100 per barel, harga batu bara sempat di atas US$400 per ton Maret lalu. Padahal, tahun lalu rata-rata harga batu bara masih di bawah US$200.”

Harga EBT, kata Harris, sekarang memang masih tinggi. Itu sebabnya, pemerintah terus berupaya menurunkan harganya agar bisa kompetitif dengan harga listrik dari energi fosil. “Harga listrik batu bara murah, tapi emisinya juga tinggi. Indonesia memang belum memasukkan cost lingkungan pada harga listrik.” Kalau emisinya juga dihitung, Harris yakin harga listrik EBT bisa kompetitif. Apalagi, jika semua kebijakan pemerintah sudah diterapkan dan memberikan efek yang signifikan pada harga listrik EBT.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto, pada kesempatan yang berbeda mengatakan bahwa perusahaan pengembang panas bumi harus bisa mencapai efisiensi yang tinggi agar harganya bisa kompetitif. PGE berkomitmen terus mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, khususnya panas bumi. Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke-7 (energi bersih dan terjangkau), goals ke-8 (pekerjaan yang layak dan pengembangan ekonomi), dan goals ke-13 (penanganan perubahan iklim) pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar bersama Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita seusai membuka Rakernas XXIII HKI

Sabtu, 23 September 2023 - 19:45 WIB

Gelar Rakernas XXIII, Ini Empat Rekomendasi HKI Majukan Sektor Kawasan Industri

Sebagai sarana yang strategis dalam percepatan realisasi pertumbuhan industri nasional, Rakernas ini diharapkan akan mengeluarkan rekomendasi HKI yang dihimpun dari para anggotanya untuk kemajuan…

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Hongkong

Sabtu, 23 September 2023 - 19:08 WIB

Kembangkan Duta Digital Go Global, BNI Rangkul PPI Hong Kong

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI proaktif merangkul Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hong Kong untuk dapat memiliki pengetahuan lebih komprehensif terkait produk jasa perbankan…

Mentan SYL tinjau peternakan domba

Sabtu, 23 September 2023 - 17:37 WIB

Dari Boyolali, Mentan SYL Ajak Para Peternak Indonesia Perkuat Hilirisasi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi pangan asal ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa.

Senayan City Fashion Nation 17 Edition

Sabtu, 23 September 2023 - 16:06 WIB

Senayan City Fashion Nation 17 Edition Hadirkan Fashion Show dari Deretan Designer Terbaik Indonesia

Parade fashion yang kaya akan perayaan budaya akan menjadi tanda kembali dimulainya Senayan City Fashion Nation 17 Edition. Digelarnya pagelaran Fashion Nation ini bersamaan dengan perayaan…

CLO Virtual Fashion User Summit Indonesia 2023

Sabtu, 23 September 2023 - 15:53 WIB

CLO Virtual Fashion dan Para Ahli Industri Fesyen Berkumpul Dalam User Summit Indonesia 2023

CLO Virtual Fashion, pemimpin global dalam hal solusi fesyen digital menyelenggarakan pertemuan antar pengguna (User Summit) di Jakarta pada 15 September 2023.