Menciptakan Percepatan Kualitas dan Kuantitas Serta Kestabilan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 dan Inovasi Rusia ke Ukraina

Oleh : Dr. Josep Ginting | Sabtu, 02 April 2022 - 11:16 WIB

Dr. Josep Ginting
Dr. Josep Ginting

INDUSTRY.co.id - Perekonomian Indonesia dan dunia saat ini tidak lagi dipengaruhi oleh satu faKtor utama yaitu kerusakan-kerusakan struktur ekonomi dan industrI Paska Covid-19, tetapi dalam perkiraan masyarakat umum adalah juga disebabkan oleh kebijakan perekonomian dunia akibat invasi Rusia terhadap Ukrania sebagai salah satu bagian negara Uni Soviet yang membubarkan diri di tahun 1991.

Isu lain yang muncul ke permukaan adalah kerusakan yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang sedang berlangsung yang sekali lagi menurut pendapat umum dan PBB menjadi isu penting yang dipikirkan akan mempengaruhi pola perekonomian dunia, tetapi belum dapat diperhitungkan dampaknya secara rinci. Lalu pertanyaan yang penting, sejauh mana semua isu dan kondisi ini dapat dibenarkan sehingga menjadi ketakutan seluruh dunia ? Bagaimana angka statistik menjelaskan kebenaran pemikiran umum tersebut dan bagaimana pengusahan harus bertindak dan menyusun strategi dalam pengelolaan usahanya.

Berkaca dari kondisi perekonomian di tahun 2019 sebelum Covid-19

Perekonomian Indonesia di tahun 2019, belum menunjukkan kondisi yang sebenarnya sempurna, bahkan jauh dari sempurna. Ada banyak kondisi yang tergambar dalam angka statistik di tahun 2019. Sebelum Covid-19 datang ke Indonesia dan dunia yang menyerang hampir seluruh aspek ekonomi, maka kondisi Indonesia sebenarnya sudah pada posisi yang masih membutuhkan penanganan yang lebih baik.

Pada data Bank Indonesia, BPS, Kementrian Keuangan dan perhitungan Bank Dunia bahwa pada akhir tahun 2018 Real GDP berkisar 5,2% dengan Consumer Price Index (CPI) 3,2% di mana Current Account Balance dibanding GDP sebesar -2,9% dan Government Budget Balance dibanding GDP adalah sebesar -1,8%. Artinya bahwa pertumbuhan Real GDP tidak serta merta didorong oleh Consumer Price Index  yang merupakan bagian perhitungan Real GDP. CPI hanya bertumbuh 3,2%, artinya Real GDP bisa didorong oleh Government Spending, sebagai faktor yang utama mengingat pertumbuhan nilai investasi sangat rendah dan nilai ekspor dikurangi impor masih minus.

Demikian juga ditahun 2019, Real GDP Growth adalah sebesar 5%, di mana Consumer Price Index (CPI) turun menjadi 2,8% sementara Current Account Balance per GDP adalah sebesar -2,8% dan Government Budget Balance per GDP adalah sebesar -2,2%. Pada saat yang sama dilaporkan Public Debt adalah sebesar 30,2 % per GDP. Pada tahun 2019 dapat dilihat berdasarkan data dari Bank Indonesia, BPS, Kementrian Keuangan dan perhitungan Bank Dunia dapat dikatakan perekonomian Indonesia masih rentan perubahan akibat tekanan lingkungan ekonomi.

Kondisi 2018 dan 2019 mengawali pola bisnis berpikir, apakah memang benar Covid-19 sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi, apakah invasi Rusia ke Ukrania akan berdampak besar terhadap perekonomian dunia khususnya Indonesia ? Dan bagaimana strategi bisnis yang benar yang harus dilakukan oleh dunia usaha selanjutnya khususnya di Kuartal ke-2 tahun 2022 ?

Invasi Rusia ke Ukraina tidak berdampak besar kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia

Invasi Rusia ke Ukraini secara politis dan kemanusiaan tentunya perlu mendapat perhatian penuh tetapi dalam hitungan ekonomi, tidak mempengaruhi Indonesia. Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar masih bergerak di sekitar Rp 14.300 per USD sampai dengan Rp 14.600 per USD di pasar transaksi mata uang. Hal ini juga tidak mempengaruhi kemampuan bayar bunga maupun pokok sovereign bonds Indonesia. Yield obligasi 10 tahun di Indonesia masih berkisar  6,755% sampai dengan 6,759% untuk Government Bonds di mana transaksi per hari juga masih berkisar 6,751% sampai 6,759%.

Artinya bahwa pemerintah belum perlu menaikkan suku bunga perbankan baik pinjaman maupun ceiling rate deposito. Cukup dipertahankan rendah sehingga dunia usaha bisa bertahan dan bekerja, dimana konsumen masih bisa berpartisipasi meningkatkan CPI dalam sektor transportation, communication, education, serta housing. Di Amerika retail sales of housing sangat menjadi indikator perekonomian.

Diharapkan di Indonesia juga akan sama sehingga mortgage rate di Indonesia tidak perlu besar sehingga volume peningkatan sektor housing dalam CPI menjadi tinggi. Tidak perlu juga ada penimbunan bahan pangan yang mendorong nilai Food and Beverage besar naik (bukan karena volume tetapi karena harga). Kenaikan Food and Beverage yang baik dalam perhitungan CPI adalah volume naik tanpa kenaikan signifikan di harga.
Kesimpulannya dalam hal ini bahwa invasi Rusia ke Ukraina tetap mendapat perhatian secara politis dan kemanusiaan tetapi tidak mengganggu perekonomian Indonesia. Dalam hal ini perkiraan ekonomi Indonesia yang dimaksud dalam konteks normal tanpa memperhitungkan fluktuasi future contract price untuk bahan baku tambang yang berasal dari Indonesia.

Isu kenaikan Utang dan Penurunan Kualitas Ekonomi terjadi di tahun 2020 dan 2021

Pada awal tahun 2020, beberapa unsur terkait perhitungan proyeksi ekonomi memastikan penurunan pada indikator ekonomi khususnya Real GDP dan Inflasi. Di awal tahun 2020 diramalkan Inflasi turun menjadi 2,0% di mana Real GDP bertumbuh turun sebesar -2,2 %, diperkirakan kondisi ini dijelaskan juga oleh penurunan Current Account Balance menjadi -0,7% per GDP dan Government Budget Balance menjadi -6,0% yang mana diperkirakan akibat pelemahan rupiah maka nilai Utang juga bertumbuh menjadi 37% dibanding Real GDP.

Realisasi di tahun 2020, yang dilaporkan pada tahun 2021 tidak jauh meleset kecuali jumlah Utang naik menjadi 39,0% dibanding prediksi 37%, disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD dan mata uang asing lainnya serta dorongan melakukan pinjaman untuk menaikkan konsumsi pada kurun waktu 2020 dan 2021.

Pelaporan kinerja tahun 2021 pada tahun 2022 terlihat bahwa terjadi kenaikan semu di real GDP yaitu 4,4% di mana Inflasi naik 2,3%. Kenapa semu ? Karena Current Account Balance justru menunjukkan penurunan sebesar -1,7% per Real GDP, artinya Balance of Trade masih rendah dan Balance of Finance juga masih rendah pertumbuhannya. Dan Government Budget masih -5,5% per Real GDP.

Peran Universitas di kancah industri sangat dibutuhkan di tahun 2022

Data statistik pada tahun 2018, 2019, 2020 dan 2021 menunjukkan bahwa pada tahun 2022 dan seterusnya Industri dan Universitas perlu melakukan sinergi dengan bekerja sama. Universitas selain melayani pendidikan, juga memiliki kewajiban riset dan pengabdian kepada masyarakat. Universitas memiliki sumber daya yang potensial dapat dipergunakan oleh industri sebagai alat Research and Development. Universitas menyediakan sumberdaya yang telah diisi dengan ilmu pengetahuan tetapi sering belum terasah dalam praktek karena tidak pernah bekerja di perusahaan. Bukan berarti Universitas itu tidak bisa bekerja tetapi dosen-dosen perlu berani menampilkan diri ke depan menjual pemikirannya menjadi kenyataan.

Di sisi lain perusahaan perlu melakukan perekrutan atas tenaga ahli teori di universitas sebagai tenaga R & D di perusahaan. Dalam hal ini perusahaan juga memperoleh manfaat  karena ada R & D expense yang tandinya bersifat susah diprediksi dan sering dijadikan alat pengurangan pembayaran pajak perusahaan, jika menggunakan R & D staff dari universitas tidak perlu memikirkan strategi R & D sebagai strategi penurunan pembayaran pajak. Justru sebaliknya negara perlu didukung pembayaran pajak tetapi yang berasal dari pertumbuhan nilai pendapatan perusahaan sebagai dampak dari income growth dan efisiensi di R & D, tidak susah-susah merekayasa biaya R & D. Manfaat lain, kerja sama universitas dengan perusahaan juga mengurangi biaya penelitian perusahaan mengingat adanya kucuran dana berbentuk Matching Funds dari pemerintah untuk melakukan penelitian bagi dosen dan pengabdian kepada masyarakat dengan hasil riset tersebut yang tentunya dapat dikomersialisasi oleh perusahaan yang relevan. Perusahaan tidak perlu melakukan perekrutan tenaga khusus divisi riset dan pengembangan yang memiliki dampak multiplier dengan konsekwensi biaya tetap yang tinggi, seperti gaji, tunjangan kemahalan, dan biaya jaminan karyawan lainnya.

Apa hubungan kerjasama Universitas dengan Perusahaan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Indikator Ekonomi lainnya.

Efisiensi dan produktifitas adalah salah satu kunci sukses dalam keberhasilan perusahaan selalin hilirisasi. Hilirisasi adalah delivery system dan strategi perusahaan untuk memasarkan produknya ke konsumen, sedangkan efisiensi dan produktifitas adalah hasil yang diharapkan dengan kerjasama universitas dan perusahaan tanpa pertumbuhan fixed cost dan variable cost yang tidak berguna di perusahaan. Di sisi hilirisasi, universitas dapat membantu dari sisi sistem logistic dan digital marketing yang baik mengingat kemampuan sistem manajemen informatika dan teknologi informatika yang tinggi. Selain itu biaya yang besar di sisi R & D sebagaimana dibahas dapat ditekan sekecil mungkin.

Jika sistim hilirisasi, efisiensi dan produktifitas dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia dapat segera dilakukan dengan baik maka akan berdapak positif ke beberapa hal sebagai berikut :

1. Balance of Trade akan meningkat di mana nilai ekspor akan naik dengan asumsi pengenaan tariff impor dan kuota di negara-negara yang dituju tidak dinaikkan dan kuota tidak diturunkan.

2. Balance of Finance akan meningkat di mana penerimaan pemerintah akan naik tanpa harus menaikkan pajak berlebihan yang berpotensi mematikan perusahaan dengan tipisnya marjin keuntungan dan investor akan datang sendiri mengingat barang-barang produksi di Indonesia berkualitas baik tanpa harus mengurangi bahan baku normal, tentunya dengan pengurangan biaya R & D.

3. Consumer Price Index akan naik dalam arti positif dari sisi volume bukan diakibatkan harga naik, karena income per capita penduduk naik baik yang berada di kawasan industry maupun di masyarakat sekitar kawasan industri sebagai dampak multiplier dari naiknya income per capita yang bekerja di kawasan industri.

4. Real GDP akan naik dengan kenaikan seluruh sektor dalam perhitungan GDP baik secara expenditure approach maupun income approach. Dalam hal ini Inflasi pasti naik tetapi kenaikan disebabkan oleh besarnya volume konsumsi dengan asumsi harga tidak naik, atau kenaikan kecil.

Paling tidak keempat prediksi kondisi perekonomian di atas tidak menghasilkan data yang “menakutkan” seperti pada asumsi Bank Indonesia, Kemetrian Keuangan, Biro Pusat Statistisk serta perhitungan Bank Dunia yaitu pada tahun 2022 akhir Current Account Balance sebesar -1,2 % dan tahun 2023 sebesar -1,6% per Real GDP dan Government Budget Balance per GDP bisa kearah positif tidak -3,9% pada tahun 2022 dan - 3,4% pada tahun 2023 serta Utang Publik tidak meningkat ke level memprihatinkan sebesar 43,7% pada tahun 2022 dan 44,3% pada tahun 2023.

Apa akibat jika perusahaan tidak segera bermanuver positif ?

Jika saja perusahaan yang ada tidak segera bermanuver positif maka kondisi seperti yang diperkirakan di atas akan terjadi. Walaupun Real GDP naik menjadi 5,2% pada tahun 2022 dan naik 5,1% pada tahun 2023 tetapi kualitasnya rendah mengingat CPI di 2022 masih bertumbuh hanya 2,2% dan di 2023 hanya bertumbuh 2,5%. Perlu diingat bahwa factor GDP ada 4 (empat) untuk perhitungan by expenditure dan banyak untuk perhitungan by income. Diharapkan ini semua bertumbuh seimbang.

Strategi apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan sejak kuartal ke-2 tahun 2022 dan seterusnya ?

Tentunya perusahaan menginginkan yang terbaik bagi tingkat going concern perusahaan maupun hitungan cashflownya. Cashflow adalah lebih penting dari pada sekedar Net Income After Tax. Net Income After Tax masih bersifat tidak pasti sebagai sifat accrual basis. Dengan demikian perusahaan-perusahaan perlu melalukan maneuver yang cepat di bidan cost leadership dan income driven, dengan melakukan bebrapa alternative strategi antara lain :

1. Perusahaan perlu melakukan analisis dan tindakan dalam hal cost leadership. Perusahaan perlu menurunkan biaya pada sector-sektor yang tidak bisa diperkirakan seperti R & D. Biaya R & D lebih sulit diperkirakan dibanding dengan volatilitas future contract dan memiliki dampak lebih besar bagi perusahaan. Caranyanya adalah dengan bekerjasama dengan universitas untuk memastikan tidak naiknya atau bahkan menurunnya fixed cost dan variable cost khususnya human serources dan research and development.

2. Mengevaluasi ulang sistem manajemen logistik dan penggunaan information technology yang dapat secara siginifikan mengurangi biaya tanpa melakukan penurunan jumlah tenaga kerja. Ini sangat efektif meningkatkan penjualan dan menjaga kestabilan ketersediaan dan harga bahan baku. Hal ini adalah langkah proses hilirisasi.

3. Meningkatkan volume output baik di industri produksi maupun di industri jasa. Produk sudah saatnya ditingkatkan, mengingat hal ini akan meningkatkan siklus ekonomi, kondisi vaksinasi setelah booster sudah cukup membantu proses dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jasa-jasa disektor pariwisata sudah dapat dikembangkan secara maksimal untuk mengejar kerugian yang terjadi di 2020 dan 2021. Sektor properti sudah didukung oleh suku bunga perbankan dengan kestabilan Indonesia sovereign bonds yield dan 10 year government bonds yield.

4. Perusahaan perlu mendapatkan peluang hibah untuk R & D dengan kerjasama universitas sehingga modal kerja dapat dihemat untuk penetingan lainnya.

5. Mengurangi transaksi pasar modal yang bersifat keuntungan sesaat apalagi investasi pada cryptocurrency yang tidak memiliki underlysing asset bahkan akan merusak tatanan nilai tukar formal suatu negara, tetapi mengalihkan investasi pada sector riil yaitu pembangunan bisnis rill seperti UMKM atau start up company yang memiliki link dengan perusahaan industri besar. Industri besar bertindak sebagai “ibu pengasuh” bagi start up dan UMKM.

Pertumbuhan industri jasa maupun produksi adalah kunci sukses dalam mendorong pertumbuhan ekonomi walaupun harus didukung oleh konsumsi produksi dalam negeri dan melakukan kunjungan wisata dalaam negeri serta mengurangi transportasi yang tidak efektif untuk mengucarangi ketergantungan atas bahan bakar fosil.
 

Oleh: Dr. Josep Ginting
Ekonom, President University, Cikarang

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…