Pemerintah RI Siap Garap 'Harta Karun' Terbesar Nomor Dua Dunia di Cianjur

Oleh : Ridwan | Senin, 14 Maret 2022 - 08:15 WIB

Ilustrasi panas bumi atau geothermal
Ilustrasi panas bumi atau geothermal

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah memastikan akan menggarap salah satu 'harta karun' energi terbesar yang dimiliki Indonesia di daerah Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Adapun, 'harta karun' energi yang dimaksud di sini yaitu panas bumi (geothermal).

Geothermal merupakan salah satu sumber energi dari panas bumi. Indonesia salah satu negara yang memiliki sumber daya energi panas bumi terbesar kedua setelah Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Dari data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Desember 2020, sumber daya panas bumi di Nusantara ini tercatat mencapai 23.965,5 Mega Watt (MW) atau di angka 24 Giga Watt (GW).

Sementara Amerika Serikat menduduki peringkat nomor wahid untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 Mega Watt (MW).

Rencana bakal digarapnya sumber energi panas bumi di Cianjur ini ditandai dengan dilakukannya penawaran Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) Panas Bumi di Daerah Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Penawaran Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksploitasi (WPSPE) Panas Bumi sudah dilakukan sejak 28 Januari-28 Februari 2022 lalu. Luas WPSPE sebesar 3.180 hektar are (Ha) dengan potensi 85 MWe (cadangan)

Adapun salah satu ketentuan terkait penawaran WPSPE Panas Bumi ini menyebutkan bahwa perjanjian awal transaksi dengan PT PLN (Persero) akan dilakukan setelah eksplorasi selesai dan Izin Panas Bumi diterbitkan pemerintah.

Berikut bunyi lengkapnya:

"Perjanjian Awal Transaksi (Pre Transaction Agreement/PTA) dengan PT PLN (Persero) akan dilakukan setelah eksplorasi selesai dan Izin Panas Bumi diterbitkan. Acuan harga listrik dalam PTA dimaksud mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan."

Dengan dilakukannya penawaran wilayah kerja panas bumi ini, maka diharapkan pengembangan panas bumi menjadi sumber listrik di Tanah Air semakin meningkat. Pasalnya, hingga akhir 2021 kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Indonesia tercatat baru sebesar 2.276,9 Mega Watt (MW), hanya naik 146,2 MW dari total kapasitas terpasang pada 2020 yang sebesar 2.130,7 MW.

Artinya, total kapasitas terpasang PLTP RI hingga akhir 2021 baru sekitar 9,5% dari total sumber daya yang ada. Dengan demikian, masih banyak potensi panas bumi di Tanah Air yang belum dimanfaatkan.

Menanggapi hal tersebut, Aktivis Lingkungan, Wowo Firmansyah mengatakan, ketika suatu kawasan konservasi dibangun Geothermal, akan ada salah satu instrumen yang paling penting yang harus dikorbankan dari pembangunan.

“Akan ada salah satu instrumen yang paling penting di bumi ini yang harus dikorbankan dari pembangunan Geothermal tersebut, ya itu keseimbangan alam dan keberlanjutan lingkungan hidup atau ekosistemnya, salah satunya kerusakan alam dan juga ekosistem yang masih murni di Gunung Gede Pangrango,” ujarnya.

Lanjutnya, jika saja itu terjadi pembangunan, bisa saja akan ada penurunan status Gunung Gede Pangrango yang tidak lagi menjadi kawasan konservasi.

Kenapa Gunung Gede Pangrango harus dijaga kelestariannya? Karena Gunung Gede Pangrango adalah salah satu gunung yang mempunyai potensi flora dan fauna yang cukup besar dan TNGGP sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO pada 1977,” jelasnya.

“Dengan statusnya sebagai cagar biosfer dunia,dan juga salah satu penyangga kehidupan dan salah satu sumber mata air terbesar di Cianjur ini, kiranya sulit kita akan menerima pengembangan geothermal di dalam kawasan,” sambungnya.

Ia menambahkan, ada dampak positif dari pembangunan tersebut yakni sumber energi yang dihasilkan tidak dapat diekspor, hanya dapat digunakan untuk konsumsi dalam negeri (indigenous) yang mungkin akan menambah kas daerah di Kabupaten Cianjur .

Namun, dibalik dampak positif, tentunya ada dampak negatif. Sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam. Terlebih berkaitan dengan keseimbangan alam.

“Saat ini, saya belum ada kajian lagi terkait Geothermal di Kabupaten Cianjur,” tuturnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dwidayatour Carnival 2024

Kamis, 25 April 2024 - 13:27 WIB

Dwidayatour Gelar Dwidayatour Carnival presented by.Mandiri di Gandaria City

Memasuki tahun ke-8, Dwidayatour Carnival presented by Mandiri digelar kembali. Pameran produk wisata yang kerap ditunggu-tunggu para pecinta travel ini akan kembali digelar di Gandaria City,…

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…