SKK Migas Dukung Langkah Pemerintah Berikan Insentif Industri Petrokimia di Daerah Penghasil Gas

Oleh : Hariyanto | Rabu, 29 September 2021 - 14:19 WIB

SKK Migas (Foto IST)
SKK Migas (Foto IST)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung langkah pemerintah memberikan insentif bagi industri petrokimia di daerah penghasil gas sebagai salah satu upaya untuk mendorong monetisasi potensi gas bumi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Agus Budianto pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG" yang diselenggarakan oleh Energy Watch, Rabu (22/9/2021) lalu.

Salah satu contoh insentif yang diberikan pemerintah untuk mendukung penyerapan gas oleh industri petrokimia adalah insentif untuk gas yang sedang dikembangkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Genting Oil Kasuri Pte Ltd di Papua Barat.

Dengan insentif yang diberikan pemerintah, Kontraktor KKS dapat menyesuaikan harga gas dari USD5 per MMBTU menjadi USD4 per MMBTU sehingga dapat diserap oleh produsen pupuk dan metanol yang akan beroperasi di wilayah tersebut.

"Intinya hulu siap bekerja sama dengan industri yang ada di Indonesia, bagaimana hulu, midstream dan hilir bisa tumbuh bersama", pungkas Agus.

Ditambahkannya, gas ke depan akan memiliki peran penting sebagai sumber energi transisi di tengah keinginan dunia untuk lebih memberdayakan energi baru dan terbarukan.

"Kebutuhan gas di masa mendatang, khususnya untuk pasar ekspor, akan tetap terbuka karena gas lebih bersih dibandingkan energi fosil lainnya yang saat ini dominan digunakan seperti batubara dan minyak", ujar Agus.

Sekretaris SKK Migas Taslim Z.Yunus menyampaikan harapan supaya pembeli gas domestik saat ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyerap gas sehingga lapangan-lapangan yang siap dikembangkan dapat segera berproduksi.

"POD (Plan of Development) gas yang sudah disetujui banyak yang belum bisa dikomersialisasikan. Ini tentu tantangan bersama. Kami mengharapkan kontribusi semua pihak untuk dapat meningkatkan penyerapan gas," ujar Taslim.

Dipaparkannya, tahun ini produksi gas diperkirakan akan mencapai 5.252 MMSCFD lalu meningkat sebesar 11,6% menjadi 6.096 MMSCFD di tahun depan. Secara konsisten, seiring dengan program peningkatan produksi minyak dan gas dalam visi 2030, diperkirakan produksi gas akan mencapai 12.000 MMSCD atau 12 BSCFD.

Di sisi lain, konsumsi gas domestik di tahun 2021 diperkirakan sekitar 3.613 MMSCFD dan akan meningkat sebesar 1,07% menjadi 3.652 MMSCFD di tahun 2022. Pertumbuhan konsumsi gas domestik yang rata-rata sekitar 1% sejak 2012 berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang sekitar 4%-5%. Akibatnya mulai tahun 2022 terdapat selisih produksi gas dengan kemampuan serapan domestik yang makin melebar.

"Kemana gas 12 BSCFD akan dikonsumsi, jika tidak ada terobosan baru dalam memasarkan gas dalam jumlah besar. Ini akan menjadi tantangan dalam pengembangan gas kedepannya," ujar Taslim.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Tokyo Gas Indonesia Mikio Matsumoto mengatakan bahwa meskipun Pemerintah Jepang telah menetapkan tahun 2050 sebagai tahun nol emisi karbon, namun pada tahun 2020 Pemerintah Jepang masih menganggap gas alam sebagai penggerak pembangunan.

Untuk memberikan kepastian, misalnya telah ditetapkan formula regulasi gas pipa dan biayanya untuk penyediaan gas yang adil dan stabil bagi pelanggan tertentu Koordinator Penyiapan Program Migas Kementerian ESDM Muhammad Abduh menyampaikan upaya Pemerintah meningkatkan serapan gas domestik, salah satunya di sektor kelistrikan.

"Kepmen ESDM 135K/2021 telah mengakomodir Independent Power Plant (IPP) untuk mendapatkan pasokan harga gas khusus USD6. Hal ini memberikan peningkatan kebutuhan gas di tahun 2021 bagi IPP menjadi 1.421,50 BBTU mengalami peningkatan sebesar115,12 BBTUD dari volume yang ditetapkan untuk tahun 2020 berdasarkan KepmenESDM 91K/2020. Mari kita mendorong penyerapan gas untuk domestik dengan membangun industri yang transparan dan berdaya saing untuk meningkatkan nilai tambah dan penerimaan negara”, kata Abduh.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Pimpin Upacara HUT Ke-78 TNI AU

Rabu, 24 April 2024 - 04:29 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Pimpin Upacara HUT Ke-78 TNI AU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memimpin Upacara HUT Ke-78 TNI AU, bertempat di Lapangan Dirgantara Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Jawa Tengah, Senin (22/4/2024).

Menhan Prabowo Subianto Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Singapura

Rabu, 24 April 2024 - 03:52 WIB

Menhan Prabowo Subianto Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Singapura

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan The Minister For Foreign Affairs of Singapore (Menteri Luar Negeri Singapura) H.E Mr. Vivian Balakrishnan yang didampingi…

ASOPS Dankormar Buka Rekernisops 2024

Rabu, 24 April 2024 - 03:45 WIB

ASOPS Dankormar Buka Rekernisops 2024

Rapat Kerja Teknis Staf Operasi Korps Marinir Tahun 2024, secara resmi saya nyatakan dibuka oleh Asisten Operasi Komandan Korps Marinir (Asops Dankormar) Kolonel Marinir Nanang Saefullah, S.E.,…

Pengukuhan Nia Kurnia sebagai Bunda Literasi Sumenep di acara Madura Writers Readers Festival 2024.

Selasa, 23 April 2024 - 23:38 WIB

Bupati Sumenep Buka Acara Madura Writers Readers Festival

Selain disemarakkan dengan kehadiran para penggerak literasi budaya, serta bazar buku murah, di Madura Writers Readers Festival 2024 juga diselenggarakan pengukuhan Nia Kurnia sebagai Bunda…

Strategi pemasaran (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 22:57 WIB

Strategi Dalam Mempengaruhi Perilaku Pembelian Pelanggan

Dalam pasar yang kompetitif saat ini, memahami dan mempengaruhi perilaku pembelian pelanggan sangat penting agar bisnis dapat berkembang. Dengan munculnya teknologi baru dan berkembangnya preferensi…