Mobile Arts for Peace (MAP) Membangun Kesepahaman dan Perdamaian Melalui Metode Seni

Oleh : Herry Barus | Jumat, 24 September 2021 - 13:00 WIB

Penggiat budaya, Eddie Karsito
Penggiat budaya, Eddie Karsito

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kepadatan penduduk merupakan masalah yang berdampak pada berbagai masalah lainnya. Diantaranya kemiskinan struktural yang berdampak pada masalah sosial dan ekonomi.

Anak-anak yang tinggal di kawasan padat penduduk, seperti di Jakarta, kerap menghadapi konflik sosial, rentan kekerasan, serta terjadinya eksploitasi seksual.

Demikian antara lain disampaikan penggiat budaya, Eddie Karsito, kepada media usai mengikuti 'Fase 1 - Acara Akhir Tahun Mobile Arts for Peace (MAP), yang berlangsung secara virtual, Kamis (23/09/2021).

“Jika hal ini tidak segera ditata, kita tidak berinvestasi pada kaum muda, dan tidak siap berkompetisi di tatanan global secara kreatif, maka Indonesia akan tertinggal dan tidak melangkah maju,” ujar Eddie Karsito.

Oleh karena itu, Pendiri Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini, menyambut baik berbagai program Mobile Arts for Peace (MAP), khususnya terkait dengan masalah penanganan kaum muda.

“Mengharapkan terjalinnya kerjasama kreatif, dan produktif melalui berbagai kegiatan seni budaya. Mencegah konflik melalui metode seni teater partisipatoris, dan bentuk lainnya. Membangun dan mengembangkan ruang dialog hingga tercipta kesepahaman dan saling pengertian menuju perdamaian,” ujar seniman yang dipercaya menjadi salah satu Konselor pada program Mobile Arts for Peace (MAP) ini.

Mobile Arts for Peace (MAP), merupakan program berbasis seni dan budaya yang melibatkan kaum muda, untuk membangun kesepahaman dan perdamaian, khususnya di empat Negara; Kyrgyzstan, Rwanda, Nepal, dan Indonesia.

Fokus pada topik-topik mendesak yang diidentifikasi oleh kaum muda. Sebuah peluang dan tantangan untuk pembangunan perdamaian berbasis seni budaya, di negara-negara yang terkena dampak konflik. Refleksi tentang pembangunan perdamaian lokal selama covid-19 dan perkembangan pesat alat dan komunikasi digital.

Mobile Arts for Peace (MAP) telah mengkaji beragam permasalahan penting yang berdampak pada kehidupan kaum muda. “Disini kesenian tidak saja difungsikan sebagai media ekspresi dan komunikasi. Melainkan menjadi wilayah kemanusiaan yang dapat mentransformasikan nilai-nilai dalam rangka membangun perdamaian dunia,” ujar Pendiri Rumah Budaya Satu-Satu (RBSS) ini.

'Fase 1 - Acara Akhir Tahun Mobile Arts for Peace (MAP) berlangsung secara virtual. Diikuti dari Negara masing-masing oleh para penggiat kemanusiaan dari 4 negara + 1 Inggris.

Acara dibuka oleh Professor Ananda Breed sebagai Principal Investigator - Mobile Arts for Peace (MAP) dari University of Lincoln, UK - Inggris.

 

Menurutnya, Mobile Arts for Peace (MAP) merupakan program multi-disiplin internasional yang berupaya menawarkan wawasan tentang nilai metode berbasis seni untuk pembangunan perdamaian dengan dan untuk anak muda.

“Kegiatan kami dibentuk oleh masukan dari orang-orang muda dari berbagai latar belakang. Termasuk anak muda jalanan dari ibu kota Indonesia. Anak-anak dari pedesaan Nepal, orang muda yang tinggal di pemukiman migran baru di Kirgistan. Serta pemuda yang tumbuh di Rwanda pasca-genosida - yang mengidentifikasi, menganalisis, dan mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian mereka melalui metode berbasis seni,” papar Professor Ananda Breed.

Acara yang berlangsung selama tiga jam tersebut dipandu oleh Miss Koula Charitonos (Open University, UK), dan Miss Helena Marambio (University of Lincoln, UK).

Menampilkan narasumber Miss Dr. Harla Sara Octarra, M.Sc, Ketua Proyek Mobile Arts for Peace (MAP) untuk Indonesia, dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.

Tampil juga Miss Anara Eginalieva (Foundation for Tolerance International) dari Kyrgyzstan. Mr. Rajib Timalsina (Tribhuvan University), Mr. Bishnu Kathri (Human Rights Film Center), dari Nepal. Mr. Eric Ndushabandi (Institute of Research and Dialogue for Peace), dan Mr. Sylvestre Nzahabwanayo (University of Rwanda), dari Rwanda.

Mobile Arts for Peace (MAP) bertujuan jangka panjang untuk menyediakan pendekatan komparatif dalam hal praktik lintas disiplin berbasis seni untuk pembangunan perdamaian di empat Negara; Kyrgyzstan, Rwanda, Indonesia, dan Nepal.

Projek Mobile Arts for Peace (MAP) di Indonesia, menurut rencana akan dilaksanakan hingga tahun 2024 mendatang. Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi basis awal pelaksanaan kegiatan yang melibatkan anak-anak muda rentang usia 12 – 20 tahun ini.

Projek Mobile Arts for Peace (MAP) di Indonesia, dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta dan sejumlah lembaga terkait.

Seniman dan lembaga seni yang bertindak sebagai penimbang/konselor di project Mobile Arts for Peace (MAP) ini, adalah Jose Rizal Manua dan Eddie Karsito (seniman), Padepokan Ciliwung Condet (PCC), Yayasan Peduli Musik Anak, Rumah Film Kalamtara, Kalanari Theatre Movement, dan Studio Hanafi.

Lembaga seni yang terlibat sebagai mitra adalah, Yayasan Bandungwangi, Yayasan Bina Matahari Bangsa (YBMB), Yayasan Hidung Merah, Wahana Visi Indonesia AP Urban Jakarta, Yayasan Anak Bangsa Indonesia (YABI), Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DKI Jakarta, Sanggar Anak Akar, Forum Anak RPTRA Cipinang Besar Utara Jakarta, dan Forum Anak Budi Mulia Pademangan Jakarta.

“Kolaborasi Anda secara signifikan telah mendukung program MAP di Indonesia. Kontribusi yang tak ternilai. Kami ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Kami berharap dapat melanjutkan kerjasama ini dengan Anda dan tim MAP di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,” ungkap Professor Ananda Breed

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Terima Pengurus Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, Ketua MPR RI Dorong Peningkatan Industri Penjualan Langsung

Sabtu, 27 April 2024 - 03:00 WIB

Terima Pengurus Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, Ketua MPR RI Dorong Peningkatan Industri Penjualan Langsung

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menerima aspirasi dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), terkait keberadaan UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan,…

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan