Viral, Putri Cantik Susi Pudjiastuti Curhat Soal Mama, Nadine Kaiser: Ibu Memberi Hukuman Berupa Selentikan untuk Anak-Anaknya

INDUSTRY.co.id, Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, selama ini dikenal sebagai pribadi yang tegas dan berani. Selama memegang jabatan menteri, Susi tak pernah takut bersikap tegas kepada pelaku penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) dan kapal-kapal asing yang melanggar peraturan di perairan Indonesia. Dilansir dari Kompas.com (6/1/2020), ada 556 kapal China yang pernah dimusnahkan sepanjang 2014-2019.

Ternyata, sifat tegas tersebut tak hanya Susi tampilkan di lingkungan kerja saja. Dalam kesehariannya menjalani peran sebagai seorang ibu dari tiga anak, wanita kelahiran Pangandaran ini juga kerap menampilkan sifat tegas dan disiplin. Hal ini diakui oleh puteri Susi, Nadine Kaiser.

Nadine mengatakan bahwa di mata keluarga Susi dikenal sebagai ibu yang kuat, tangguh, tegas, dan disiplin. Dirinya tak segan memberikan hukuman ketika anak-anaknya melakukan kesalahan.

Nadine mengungkapkan pada channel YouTube Kumparan bahwa jika ibunya mengajarkan nilai konsekuensi. Jika mereka melakukan kesalahan, mereka tahu apa yang akan didapatkan nantinya. Itu adalah sebuah bentuk kedisiplinan yang diterapkan dalam keluarga.

Biasanya Susi memberi hukuman berupa selentikan untuk anak-anaknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, selentik adalah menegur dengan kata-kata halus. Nadine memahami bahwa hukuman tersebut diberikan oleh ibunya sebagai bentuk kedisiplinan untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang lebih baik lagi.

Anak kedua Susi itu mengatakan, banyak hal baik yang dapat ia pelajari dari sang ibu. Contohnya, kejujuran dan kerja keras. Melakukan segala sesuatu dengan tepat pun menjadi hal yang diajarkan Susi pada anak-anaknya. Maka, mereka pun berusaha melakukan berbagai hal dengan sebaik mungkin.

Pada kesempatan yang sama, Susi mengakui bahwa jujur dan kerja keras memang menjadi nilai yang ia tanamkan kepada anak-anaknya. Kualitas-kualitas positif itu pun sudah tertanam di diri Nadine saat ini.

Pada video yang sama, Susi mengakui sosok Nadine yang terlihat telah memiliki kejujuran dan jiwa pekerja keras. Namun, sebagai ibu, Susi juga memaklumi darah muda yang dimiliki Nadie. Ia pun mendukung saja selama yang dilakukan masih dalam garis kebaikan, serta dilakukan dengan konsisten dan bertanggung jawab.

Tak hanya itu, ia juga ingin anak-anaknya memahami bahwa segala sesuatu itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Prinsip yang selalu dipegang oleh keluarga Susi. Dari kecil, anak-anaknya ditanamkan kepercayaan untuk menghindari perilaku buruk, apalagi papda orang lain. Mereka harus mengedepankan nilai-nilai kebenaran, karena semua juga akan berbalik pada dirinya sendiri.

Selain itu, Susi juga selalu memastikan bahwa anak-anaknya tidak pernah merasa kehilangan sosok bapak meskipun hanya ia asuh seorang diri. Sebagai seorang ibu tunggal, dirinya selalu bekerja keras agar anak-anaknya tak pernah merasa kekurangan.

Susi mengambil peran ganda, sehingga anak-anaknya selalu merasa komplet. Tidak ketinggalan dari teman-temannya, meski punya ibu yang single fighter. Ia menguatkan dirinya bahwa ia bisa mengisi semua sosok yang dibutuhkan buah hatinya. Ia sellau berusaha untuk mengisi semua kebutuhan itu.

Hal tersebut sangat penting, lanjutnya, agar anak-anaknya bahagia. Menurut Susi, kalau anak-anaknya merasa ada yang tidak cukup dalam keluarganya, maka mereka tidak akan menjadi anak yang bahagia.

Kerja keras Susi tak sia-sia. Nadine mengatakan, dia tidak membutuhkan orangtua yang lengkap untuk merasa ‘normal’. Baginya, Susi mampu menjalani perannya sebagai ibu tunggal dengan baik dan tangguh.

Nadine memahami sikap-sikap ibunya juga dipengaruhi bahwa ia adalah orangtua tunggal serta telah menjalaninya dalam waktu yang lama. Jadi, menurut Nadine, ibunya bisa menjalankan peran dengan baik sebagai seorang ibu dan juga sebagai sosok yang sangat disiplin.

Ia melanjutkan, Susi juga merupakan sosok pribadi yang peduli. Sosok yang tak enggan memberikan anaknya apresiasi ketika melakukan hal yang benar, tapi juga tak ragu untuk bersikap tegas saat anaknya melakukan kesalahan.

Karena itu, Nadine sangat bangga menjadi anak seorang Susi Pudjiastuti. Terlebih lagi, sang ibu merupakan tokoh yang menjadi inspirasi dan dikagumi banyak orang. Ia pun sangat menghormati perjuangan ibunya yang ada dalam jalan kebenaran. Ia juga selalu mendukung pilihan-pilihan ibunya.

Seiring Nadine tumbuh dewasa, hubungan ia dengan sang ibunda terus berkembang ke arah yang positif. Walaupun terkadang mereka bertengkar, tetapi keduanya merasa sudah cukup bahagia akan hubungan mereka berdua saat ini. (Penulis: Putri Maysita - anggota Gerakan Perempuan Indonesia)

Perempuan Indonesia Satu adalah gerakan perempuan Indonesia yang bersifat independen dengan tujuan mulia memberikan sumbangsih lebih bagi kemajuan perempuan Indonesia. Perempuan Indonesia Satu memiliki Visi bersama membangun solidaritas sesama perempuan untuk saling mendukung dan menginspirasi sesama. Misi Perempuan Indonesia Satu adalah untuk mendukung setiap aktivitas pemberdayaan dan kemajuan perempuan, serta pembangunan Indonesia. Gerakan perempuan Indonesia Satu diharapkan dapat menciptakan dampak positif untuk kemajuan perempuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Bagaimanapun, perempuan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.

Gerakan ini juga mengajak segenap perempuan Indonesia untuk bersatu, bergandengan tangan, dan saling bahu membahu untuk memberikan yang terbaik. Gerakan ini akan mengusung banyak program terkait isu-isu perempuan. Berperan aktif dalam kebangkitan ekonomi, literasi, budaya, politik, dengan tokoh-tokoh besar Indonesia dan internasional.

Gerakan Perempuan Indonesia Satu di inisiasi oleh Henny Lestari, perempuan Indonesia yang berpengalaman lebih dari 25 tahun di industri pasar modal dengan perusahaan yang dibangunnya, PT Media Komunika Kita (KITACOMM). Berpengalaman lebih dari lima tahun sebagai wartawan, jurnalis ataupun news anchor di media massa nasional.

Henny berkiprah di dunia komunikasi tidak hanya sebagai praktisi kehumasan namun juga akademisi atau tenaga pendidik di Universitas Indonesia. Henny dan para sahabat bersatu dalam gerakan ini dengan persamaan mendasar yakni memiliki kepedulian yang tinggi pada usaha pemberdayaan perempuan Indonesia. “Kemajuan perempuan adalah kemajuan untuk bangsa Indonesia”.