Eksotisme Goa-Goa Pangandaran, Seiring Wisata Seru di Era New Normal

Oleh : Herry Barus | Minggu, 12 Juli 2020 - 21:15 WIB

Eksotisme Goa-Goa Pangandaran, Seiring Wista Seru di Era New Normal
Eksotisme Goa-Goa Pangandaran, Seiring Wista Seru di Era New Normal

INDUSTRY.co.id - Pangandaran- Wisata seru di era new normal, Anda bisa mencoba menelusuri jejak zaman prasejarah lewat goa-goa Pangandaran, Jawa Barat, yang eksotis.

Apalagi saat ini, menjelang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau masa new normal, Anda bisa wisata ke Pangandaran tanpa rapid test atau surat keterangan sehat.

Namun aturan itu hanya berlaku untuk wisatawan asal Jawa Barat. Sementara untuk wisatawan dari luar Jawa Barat, masih harus membawa surat keterangan sehat dan hasil rapid test.

Goa-goa Pangandaran, Jejak Zaman Prasejarah

Kabupaten Pangandaran tidak hanya dikenal dengan pantainya yang indah dan kulinernya yang khas, wilayahnya yang luas ternyata menyimpan jejak manusia purba yang bisa ditemukan di sejumlah goa yang ada di Pangandaran. Goa-goa ini ini menjadikan Wisata Pangandaran lebih beragam, yakni sebagai destinasi wisata sejarah baru di Jawa Barat.

Beberapa goa kemudian dibuka untuk umum di kawasan pegunungan Pangandaran, selain keindahan bebatuannya, goa di Pangandaran menarik banyak para peneliti di bidang arkeologi yang datang untuk menelusuri lebih jauh jejak manusia purba melalui fosil-fosil yang ditemukan di sana.

Salah satunya adalah temuan fosil manusia purba di kawasan Goa Sutrareregan. Temuan fosil di Desa Selasari, Parigi ini sempat mengguncang dunia cagar budaya di Indonesia. Pasalnya, goa yang menunjukkan jejak manusia purba di Pangandaran ini, sekarang cukup langka ditemukan. Berdasarkan informasi, penemuan terakhir fosil serupa ditemukan di Goa Pawon, Bandung Barat.

Dikutip dari harapanrakyat.com, hasil penelitian yang dilakukan Tim peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten pada tahun 2017, beberapa benda yang diduga memiliki periodisasi sekitar 10.000 tahun sebelum masehi atau masuk zaman mesolitikum, ditemukan di goa-goa Pangandaran, seperti Goa Sutrareregan, Goa Panggung, dan Goa Peteng. Ketiganya masuk dalam kawasan Objek Wisata Goa Sutrareregan.

Sejumlah benda yang menunjukkan eksistensi manusia purba ditemukan di area tersebut, seperti misalnya gerabah purba, gigi gajah purba, dan tulang vertebrata. Selain itu, ada pula parkakas berburu manusia purba yang terbuat dari batu rijang.

Menurut Soni Prasetya Wibawa, Ketua Tim Peneliti dari Balai Konservasi Cagar Budaya Banten, benda-benda purbakala tersebut ditemukan setelah dilakukan kajian permukaan tanah di sekitar goa.

Berbagai penemuan benda-benda kuno yang terbuat dari batu berjenis gerabah dan perkakas di beberapa goa yang ada di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, maka sejumlah peneliti arkeolog meyakini bahwa di tempat tersebut dulunya pernah dihuni oleh manusia purba atau manusia pada zaman pra sejarah.

Goa Sutrareregan sendiri terletak di dasar lembah dari sebuah bukit yang terdapat di Desa Selasari, Kecamatan Parigi. Tinginya sekitar 20 meter dengan panjang 100 meter, sementara lebar goa sekitar 9 meter. Daya tarik utama wisata Pangandaran melalui goa ini ada di dalam goa sendiri, yakni para pengunjung bisa menemukan relief alam yang terbentuk dari stalagtit dan stalamit.

Jejak manusia purba terlihat dari fakta bahwa pada bagian depan goa-goa Pangandaran ada sungai kecil yang mengalir dari selatan ke utara. Sungai tersebut diduga merupakan tempat mengambil air manusia purba yang menetap di sekitar goa. Sedangkan pada bagian ujung goa terdapat semak-semak yang ditumbuhi beberapa tanaman rimba.

Pesona Goa Panggung

Pada ujung Goa Sutrareregen terdapat jalan yang mengarah ke goa lainnya, yakni Goa Panggung. Goa Panggung ini lokasinya setelah pintu keluar dari Goa Sutrareregan, kira-kira jaraknya 20 meter dari pintu keluar Goa Sutrareregan, nah di sana terdapat mulut Goa Panggung.

Berbeda dengan Goa Sutrareregen, Goa Panggung hanya memiliki ketinggian sekitar 15 meter, sementara panjangnya sama dengan Goa Sutrareregen, yakni 100 meter. Lalu lebar Goa Sutraregen ini mencapai 12 meter, lebih lebar dari Goa Sutrareregen yang hanya 9 meter.

Dinamai Goa Panggung karena goa ini punya ciri khas, yaitu terdapat hamparan batu menyerupai ‘panggung pertunjukkan’ yang terbentuk dari stalagtit dan stalamit. Karakteristik lain dari Goa Panggung, dinding bebatuannya cukup keras. Kekerasannya menyerupai batu rijang yang biasa digunakan oleh manusia purba untuk membuat perkakas.

Eksotisme Goa Peteng

Sementara Goa-goa Pangandaran lainnya yang memiliki jejak manusia purba adalah Goa Peteng. Lokasi Goa Peteng sekitar 50 meter dari pintu keluar Goa Panggung. Goa Peteng ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter, panjang 100 meter dan lebar 12 meter.

Ciri khas dari Goa Panggung ini terdapat aliran sungai yang masuk ke dalam goa. Ciri lainnya dari Goa Peteng adalah ditemukannya semacam tempat tinggal berupa kamar-kamar yang diduga merupakan tempat untuk beristirahat manusia purba.

Adanya temuan jejak manusia purba di salah satu objek wisata Pangandaran sangat mengejutkan banyak pihak, terutama para peneliti arkeologi. Pasalnya, lokasi goa yang sebelumnya jarang di jamaah manusia ini, justru disanalah ditemukan jejak kehidupan manusia purba.

Apalagi, ketika ditemukan serpihan gerabah atau alat pertanian di Goa Panggung menguatkan teori jika manusia purba yang pernah mendiami goa tersebut telah mengenal pertanian.

Sementara asal muasal gigi gajah purba yang ditemukan di Goa Petang, para arkeolog yang terlibat masih melakukan penelitian.

Perlu diketahui walaupun ditemukan gigi gajah purba, tidak berarti di tempat tersebut pernah hidup gajah purba. Karena gigi gajah di zaman prasejarah kerap dijadikan benda pusaka oleh manusia dari zaman mesolitikum.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Tim Peneliti dari Balai Konservasi Cagar Budaya Banten ditarik kesimpulan fosil yang ditemukan di goa-goa Pangandaran, seperti Gua Panggung dan Goa Petang diduga merupakan peninggalan manusia zaman prasejarah mesolitikum.

Dugaan tersebut dilihat dari ciri-ciri manusia purba pada mesolotikum, yakni kebiasaan manusia pada zaman tersebut yang selalu memilih hidup di kawasan pantai dan goa-goa.

Manusia zaman mesolitikum juga diketahui sudah mengenal pertanian dengan cara sederhana serta berburu. Karena itu, tak hersan jika di Goa Sutrareregen dan goa lainnya ditemukan parkakas berburu manusia purba yang terbuat dari batu rijang.

Keindahan alam serta uniknya bebatuan stalagtit dan stalagmit di kawasan goa-goa Pangandaran ini layak untuk Anda jelajahi saat berwisata ke Pangandaran di era new normal.(*)

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:44 WIB

Bank BTPN Akuisisi Dua Perusahaan Pembiayaan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

Akuisisi OTO dan SOF jadi tonggak penting bagi Bank BTPN dalam mendorong inovasi produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan perbankan dan pembiayaan masyarakat Indonesia.

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:13 WIB

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University Raih Beasiswa dari Sony Music Group Global Scholars Program

Alfath, mahasiswa President University, musisi muda Indonesia asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang tengah menempuh studi sarjana Sistem Informasi untuk Bisnis dan Manajemen telah mencatat…

Pelita Air

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:51 WIB

Dukung Kelancaran Angkutan Lebaran 2024, Pelita Air Siapkan 273 Ribu Kursi Penerbangan

Pelita Air (kode penerbangan IP), maskapai medium service, menyiapkan 273 ribu kursi penerbangan selama periode angkutan lebaran pada 3 hingga 18 April 2024. Hal ini dilakukan untuk mendukung…

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:05 WIB

15 Subsektor Ekspansi, IKI Maret 2024 Tembus 53,05

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2024 mencapai 53,05, meningkat sebesar 0,49 poin dibandingkan bulan Februari 2024 sebesar 52,56. Kenaikan nilai IKI pada Maret ini dipengaruhi oleh…

TikTok Rising Temukan Sensasi Musik Indonesia Berikutnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:50 WIB

TikTok Rising Temukan Sensasi Musik Indonesia Berikutnya

Platform hiburan digital terkemuka, TikTok, meluncurkan TikTok Rising Indonesia, program baru untuk menemukan dan mendukung talenta-talenta lokal yang sedang berkembang, membina komunitas musisi…