Risma 'Ngamuk' Ngaku Diserobot, Anak Buah Khofifah Bantah dan Beberkan Kronologi Lengkap Turunnya Bantuan 2 Mobil PCR

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 30 Mei 2020 - 08:17 WIB

Ilustrasi Walikota Surabaya Risma dan Gubernur Jatim Khofifah (ist)
Ilustrasi Walikota Surabaya Risma dan Gubernur Jatim Khofifah (ist)

INDUSTRY.co.id - Surabaya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jatim membantah pernyataan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini soal ksiruh penggunaan mobil PCR.

Walikota Risma sebelumnya menyatakan, bahwa dua unit mobil PCR tersebut bantuan dari BNPB untuk Kota Surabaya. 

Setelah tahu dua mobil itu digunakan di Tulungagung dan Lamongan, Risma pun marah besar hingga mengklaim telah diserobot.

Namun, pernyataan Risma itu dibantah oleh BPBD Jatim. 

Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur Suban Wahyudiono menyatakan fakta lengkap kronologi penggunaan mobil PCR tersebut dari surat yang diterima dari BNPB.

Suban menyatakan itu dalam konferensi pers Jumat (29/5/2020) malam dan didampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Ia menjelaskan kronologi pengajuan hingga mendapatkan bantuan dua mobil PCR dari BNPB tersebut.

Menurutnya, dua unit mobil PCR bantuan tersebut bukan hanya untuk Kota Surabaya.

“Terkait dengan bantuan mobil Lab PCR itu adalah bantuan BNPB yang ditujukan untuk Provinsi Jawa Timur, jadi kami menjelaskan kronologinya,“ kata Suban.

Bantuan tersebut dikatakan Suban berawal dari surat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur pada 11 Mei 2020 ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat.

Permohonan itu adalah permohonan alat untuk percepatan penegakan uji covid-19.

Dimana dalam surat disebutkan bahwa Jatim meminta bantuan mesin PCR sebanyak 15 unit.

Malam harinya, dikatakan Suban, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga menelpon langsung Kepala BNPB, begitu juga Pangdam V Brawijaya yang mengkomunikasikan permohonan serupa agar ada bantuan mobil PCR.

Yang kemudian juga ditindaklanjuti komunikasi intens Gugus Tugas Jatim yang akhirnya unit mobil PCR itu tiba ke Jatim pada tanggal 27 Mei 2020.

Satu unit mobil PCR yang tiba di Jatim itu kemudian diterima di rumah sakit darurat covid-19 Jatim di Jalan Indrapura.

Sedangkan satu unit lainnya menyusul sehari setelahnya.

“Mobil unit yang pertama datang sudah beroperasi pada tanggal 27 Mei 2020 di Rumah Sakit Unair dan mengerjakan sebanyak 200 sampel.

Kemudian mobil ini juga beroperasi di Asrama Haji dengan mengerjakan sebanyak 100 sampel.

Jadi totalnya ada sebanyak 300 sampel yang dikerjakan di Surabaya pada tanggal 27 Mei 2020,” tandas Suban.

Suban melanjutkan, pada tanggal 28 Mei 2020, mobil PCR diarahkan untuk menguji sampel di Sidoarjo dan di Kabupaten Lamongan.

Ini karena di Kabupaten Sidoarjo juga banyak yang harus dilakukan tes laboratorium.

“Kami mencermati, saya juga disurati oleh Wali Kota Surabaya yang memohon bantuan swab mobil PCR, suratnya dikirimkan pada tanggal 22 Mei ke kami, padahal mobil lab PCR ini datangnya tanggal 27 Mei.

Jadi surat dari walikota itu pun kita belum kita jawab karena mobil ini langsung beroperasi begitu sampai di Jatim,” tegas Suban.

Kronologi ini penting dijelaskan karena menurut Suban apa yang sudah digembar gemborkan di media terkait kisruh operasional mobil PCR hanya untuk Kota Surabaya adalah hal yang kurang tepat.

Sebab bantuan itu dikatakan Suban adalah untuk Jawa Timur yang juga secara spesifik disebutkan untuk daerah lain selain Kota Surabaya.

“Jadi kenapa kita harus jelaskan karena memang ada pemberitaan yang memang kurang jelas.

Saya sampaikan bagaimana kronologi bantuan BNPB, bahwa mobil ini tidak hanya untuk Surabaya tetapi spesifik juga menyebut kota lain seperti Sidoarjo Lumajang dan juga beberapa Daerah lain termasuk Tulungagung,” tegasnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Rumpun Logistik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim ini menyebut Kabupaten Tulungagung yang hari ini dijadikan sasaran operasional mobil PCR juga bukan tanpa alasan.

Mobil PCR itu dikirim ke Tulungagung karena Kabupaten Tulungagung membutuhkan bantuan karena selama ini terkendala dengan kapasitas swab.

“Dan karena di Tulungagung ini PDP-nya tertinggi nomor dua di Jawa Timur.

Dan berdasarkan jumlah PDP-nya yaitu dengan 588 pasien, terdapat 172 orang yang meninggal dengan status PDP dan belum sempat di swab,” tegas Suban.

Oleh sebab itu ia meminta agar kisruh ini tidak berlarut.

Dan bahwa operasional mobil PCR ini digunakan untuk sebesar-sebesarnya kebutuhan tes lab swab di Jawa Timur.

Sebelumnya, kemarahan Risma itu terekam dalam video.

Tak lama kemudian, setelah diunggah di media sosial, video tersebut pun viral.

Berikut video Risma marah besar saat berbicara dengan seseorang melalui telepon ketika mendengar 2 mobil PCR dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan.

Dalam potongan video tersebut, Wali Kota Surabaya itu terdengar menyebut dua mobil itu untuk penanganan COVID-19 ( virus corona) di Kota Surabaya.

"Kalau mau memboikot jangan begitu Pak caranya. Saya akan ngomong ke semua orang," kata Risma kepada orang yang berkomunikasi dengannya melalui telepon.

"Pak...Saya tidak terima... betul saya tidak terima. Saya dibilang tidak bisa kerja. Siapa yang tidak bisa kerja sekarang. Kalau ngawur nyerobot gitu, siapa yang tidak bisa bekerja," tukas Risma lagi.

Sebelumnya, dua mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba naik pitam begitu mendengar kabar bahwa mobil laboratorium PCR bantuan dari BNPB tidak dapat digunakan oleh Pemkot Surabaya.

Padahal, menurut Risma, dirinya secara langsung telah berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut.

Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

Saat itu, Risma juga menunjukkan bukti chat WhatApp antara dirinya dengan Doni.

Dalam chat tersebut teelihat jelas bahwa Risma yang memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya.

Doni, dalam chat WhatsApp dengan Risma menyanggupinya dan berjanji akan mempercepat proses pengiriman alat fast lab.

Dalam chat tersebut, Risma juga melaporkan bahwa mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut.

Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.

"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni di dapur umum, halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (29/5/2020).

Risma pun tak dapat menyembunyikan kemarahannya setelah tahu mobil PCR itu dilempar ke daerah lain di Jatim.

Dalam kesempatan itu, Risma tampak menelepon salah seseorang pejabat Pemprov Jatim sambil marah-marah.

Ia ingin memastikan langsung mengenai kabar mobil laboratorium yang dialihkan ke daerah lain di Jatim tersebut.

Di ujung telepon, suara Risma tampak meninggi. Ia tidak terima karena bantuan mobil laboratorium dialihkan untuk daerah lain.

"Saya dapat (chat) WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (mobil laboratorium) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang," kata Risma dengan nada tinggi.

"Pak, saya enggak terima lho Pak, betul saya enggak terima," imbuh Risma di ujung telepon.

Risma menyesalkan dua unit mobil dari BNPB pusat itu tidak dapat beroperasi di Surabaya.

Padahal, Risma mengaku mendapatkan konfirmasi langsung dari BNPB Pusat terkait dua mobil tersebut yang memang diprioritaskan untuk Surabaya.

Apalagi, lanjut Risma, Pemkot saat ini tengah berkejaran dengan waktu untuk dapat segera memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Sebelumnya, begitu dapat konfirmasi dari BNPB mengenai bantuan mobil laboratorium tersebut, Risma mengaku telah menyiapkan berbagai titik untuk melakukan swab test.

Namun, Risma marah besar karena mobil yang seharusnya dapat dimaksimalkan di Surabaya malah tidak bisa digunakan, lantaran dialihkan ke daerah lain di Jawa Timur. (Diolah dari sumber Surya.co.id, Kompas.com)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…