Pebulutangkis Gregoria Gagal Bikin Cheesecake Selama di Pelatnas Cipayung

Oleh : Herry Barus | Rabu, 13 Mei 2020 - 17:30 WIB

Gregoria Mariska Tunjung
Gregoria Mariska Tunjung

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Gregoria Mariska Tunjung dan seluruh atlet penghuni Pelatnas Cipayung hingga saat ini masih menjalani karantina tertutup. Para atlet diminta untuk tetap berada di kawasan pelatnas dan sementara tidak dapat menjalankan latihan seperti biasa.

 Satu setengah bulan telah berlalu, Gregoria mulai merindukan berbagai aktivitasnya, salah satunya bertemu dengan keluarganya. Pemain kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999 ini juga tak bisa merayakan hari Paskah bersama keluarga tercinta.

 "Sebetulnya yang lalu-lalu juga nggak bisa ngerayain Paskah karena ada pertandingan. Kali ini nggak ada pertandingan, tapi tetap nggak bisa Paskah bareng keluarga. Kondisi begini bikin kangen sama orang-orang terdekat," ujar Gregoria saat diwawancara Badmintonindonesia.org.

 Lama tak jumpa, Gregoria mulai terbiasa untuk berkomunikasi lewat video call dengan kedua orangtuanya. Tak seperti dulu, kali ini Gregoria bisa melakukan video call hingga satu jam lebih.

 "Sekarang jadi sering video call sama Bapak dan Ibu, durasinya bisa sampai sejam lebih, kalau dulu paling sebentar. Sekarang lagi makan, nonton film, semuanya sambil video call-an sama Bapak dan Ibu," ungkap pemain binaan klub Mutiara Cardinal Bandung ini.

 Sebagai anak tunggal, Gregoria punya kekhawatiran akan keadaan orangtuanya di masa wabah Covid-19 ini. Gregoria sering mengingatkan orangtuanya untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian kemana-mana.

 "Ada rasa khawatir sama orangtua, mereka kan anaknya cuma satu, saya aja, nggak ada lagi yang jagain, apalagi mereka tinggal di daerah dan jauh dari saya. Jadi sekarang lebih sering komunikasi dan memantau kondisi mereka," beber Gregoria.  

Selama menjalani karantina, Gregoria pun tak luput dari rasa jenuh yang sebetulnya manusiawi, karena sebagai atlet yang mobilitasnya tinggi, kini aktivitasnya sangat terbatas. Meskipun demikian, Gregoria mengatakan bahwa karantina tertutup ini membuatnya merasa lebih aman karena membatasi interaksi dengan banyak orang.

"Kalau rasa takut pasti ada, namanya wabah. Tapi di pelatnas ini interaksi kami sama orang luar sedikit sekali, jadi nggak setakut kalau beraktivitas normal, keluar masuk ketemu banyak orang seperti biasa. Kan kita nggak tahu orang itu dari mana saja, di pelatnas cuma ketemu teman yang mereka nggak boleh kemana-mana juga. Jadi seperti terisolasi," jelas Gregoria.

 "Rasa jenuh pasti ada, emosi jadi nggak stabil, jadi gampang emosian, ha ha ha," lanjutnya.

 Untuk menyiasati rasa jenuh akibat karantina tertutup, Gregoria melakukan berbagai aktivitas yang sudah lama ingin dicobanya. Diantaranya memasak, belajar alat musik dan nonton drama Korea.

 "Sekarang jadi lebih sering ngulik apaan aja yang dulu nggak sempet. Misalnya nyoba masak yang gampang kayak churros, roti goreng dan nasi goreng. Pernah bikin cheesecake, tapi gagal, ha ha ha," cerita Gregoria.

 Namun aktivitas masak memasak sudah tak lagi ia lanjutkan karena Gregoria enggan membereskan banyak peralatan masak yang dipakai untuk percobaan memasaknya. Ia pun beralih ke belajar alat musik seperti gitar dan piano bersama seniornya, Greysia Polii.

 "Sudah belajar gitar dan piano sama kak Ge (Greysia), tapi tetap nggak bisa, sepertinya saya memang nggak bakat main alat musik," ujar peraih gelar Juara Dunia Junior tunggal putri tahun 2017 ini.

 Gregoria juga bercerita mengenai sesi latihan khususnya selama karantina tertutup pelatnas di tengah wabah Covid-19. Porsi latihan fisik yang biasanya selang-seling dengan latihan teknik yang cukup intens, kali ini hanya berlangsung seminggu dua kali saja, dan hanya bertujuan untuk menjaga kebugaran.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Djoko Siswanto bersama Ketua Umum Ikatan Alumni ITB, Gembong di acara Rakernas 2024 IA-ITB.

Sabtu, 14 Desember 2024 - 21:53 WIB

Rakernas IA-ITB 2024: Peran Alumni ITB dalam Adaptasi Zaman dan Pembangunan Bangsa

Para alumni ITB diharapkan bisa beradaptasi dengan perubahan zaman sehingga bisa merespon industri, serta membantu industri Hulu dan migas dalam riset dan teknologi.

SPOTLIGHT Indonesia 2024 resmi diselenggarakan pada tanggal 12-15 Desember 2024 di Assembly Hall JCC, Jakarta.

Sabtu, 14 Desember 2024 - 21:43 WIB

SPOTLIGHT Indonesia 2024, Perpaduan Wastra Nusantara dan Fesyen Kontemporer

SPOTLIGHT Indonesia 2024 menghadirkan lebih dari 100 desainer dan merek fesyen Indonesia yang menampilkan koleksi ready-to-wear dalam berbagai kategori, termasuk busana muslim, formal wear,…

Ilustrasi Bank (Kompas.com)

Sabtu, 14 Desember 2024 - 20:01 WIB

Legislator Dukung Pemerintah Bentuk Bank Emas

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Fathi, menyambut baik wacana pemerintah untuk membentuk Bank Emas, sebuah lembaga keuangan yang akan melayani masyarakat dalam pengelolaan…

Anggota Komisi XIII DPR RI, Pangeran Khairul Saleh. Foto: Dok/vel

Sabtu, 14 Desember 2024 - 19:55 WIB

Napi Bali Nine Minta Dipindahkan, Komisi XIII Ingatkan Pemerintah Berhati-hati

Setelah keputusan Pemerintah memindahkan narapidana kasus narkoba Mary Jane Veloso ke Filipina, sejumlah negara lain kini mengajukan permintaan serupa. Salah satunya adalah Australia, yang meminta…

Insentif Pertamina Hulu Mahakam Dorong Keberlanjutan Hulu Migas Nasional

Sabtu, 14 Desember 2024 - 19:44 WIB

Dear PHR, Ini Strategi Efektif Tingkatkan Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2030

Anggota Komisi XII DPR RI Mulyadi menekankan pentingnya strategi yang efektif dan selektif dalam upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan lifting minyak bumi. Hal ini disampaikannya…