Strategi KSEI Dorong Pertumbuhan Jumlah Investor Milenial di Era Digital

Oleh : Abraham Sihombing | Senin, 13 Mei 2019 - 13:54 WIB

Hadaris Samulia Has (Kemenkum-HAM), Fatih Savasan (Chairman of Board of MKK), Friderica Widyasari Dewi (Dirut KSEI), Samuel Abrijani P (Dirjen Aplikasi Informasi), Wahyu Hidayat (Komut KSEI) (Foto Abe)
Hadaris Samulia Has (Kemenkum-HAM), Fatih Savasan (Chairman of Board of MKK), Friderica Widyasari Dewi (Dirut KSEI), Samuel Abrijani P (Dirjen Aplikasi Informasi), Wahyu Hidayat (Komut KSEI) (Foto Abe)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Keberadaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai salah satu Organisasi Regulator Mandiri (Self Regulatory Organization/SRO) bagi pasar modal Indonesia saat ini sangat strategis, terutama di dalam mendukung perkembangan segala aspek kegiatan berinvestasi di Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 mengenai pasar modal Indonesia, KSEI adalah salah satu organisasi mandiri yang diizinkan untuk berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) berbagai transaksi efek oleh otoritas pengawas pasar modal agar penyelesaian transaksi dapat berjalan secara wajar, teratur, dan efisien.

Dengan kata lain, KSEI dapat mewakili para nasabahnya di dalam menyelesaikan berbagai transaksi efek, yakni saham, obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (KIK), surat utang, kontrak berjangka atas efek, dan berbagai surat berharga komersil lainnya.

Karena itu, KSEI berperan aktif menjadi pusat kustodian bagi 1.180 emiten, 124 perusahaan efek dan 23 bank kustodian. Peranan penting tersebut mendorong KSEI untuk senantiasa ‘mempersolek’ diri dari waktu ke waktu agar dapat lebih memudahkan para investor berinvestasi di Indonesia.

Salah satu contoh ‘mempersolek diri’ diantaranya, KSEI pada Agustus 2018 menerapkan sistim baru untuk penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek yang disebut The Central Depository and Book Entry Settlement System Next Generation (C-BEST Next-G) guna menggantikan sistim C-BEST terdahulu yang telah digunakan selama 18 tahun. Kehadiran sistim baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah penyelesaian transaksi dan tentunya mendorong pertumbuhan jumlah investor.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto, sistim C-BEST Next-G ternyata dapat meningkatkan jumlah penyelesaian transaksi secara signifikan dan efisien setelah delapan bulan diterapkan. Pasalnya, sistim tersebut dapat melayani tiga juga investor dengan penyelesaian sebanyak 20.000 transaksi per menit dibandingkan sistim sebelumnya yang hanya sebanyak 3.000 transaksi per menit.

Sementara itu, Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan, jumlah investor pasar modal yang telah berstatus Single Investor Identification (SID) pada 2018 tumbuh signifikan sekitar 44,06% menjadi sebanyak 1,61 juta SID dibandingkan pada 2017. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada 2017 yang hanya sebesar 25,56% menjadi 1,12 juta SID.

 

Investor Milenial

Saat ini, pasar modal Indonesia banyak didominasi oleh investor milenial, yaitu investor berusia antara 18-25 tahun yang rata-rata merupakan generasi muda berusia produktif dan mayoritas masih mahasiswa. Keberadaan investor milenial ini semakin meramaikan kegiatan berinvestasi di Indonesia, terutama di pasar modal.

Kaum milenial ini memiliki karakter khusus dalam gaya hidupnya sehari-hari. Kepraktisan untuk melaksanakan suatu pekerjaan adalah sebuah keniscayaan bagi mereka. Karena itu, gaya hidup mereka sangat melekat dengan berbagai jenis gadget, yakni ponsel pintar (smartphone), berbagai jenis tablet, hingga berbagai laptop canggih yang praktis dan efisien.

Selain itu, perubahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kaum ini sangat cepat. Pasalnya, mereka sangat menyukai berbagai hal baru yang tampaknya lebih modern, efisien dan lebih singkat. Mereka tidak ingin menyelesaikan segala sesuatu tugas pekerjaan secara bertele-tele atau melalui prosedur yang panjang.

Menurut Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi, total investor ritel berusia 18-25 tahun hingga akhir Desember 2018 berjumlah hampir 150.000 orang, atau tepatnya sebanyak 149.386 orang. Jumlah itu menunjukkan lonjakan pertumbuhan sebesar 116,16% dibandingkan pada 2016 yang baru sebanyak 69.109 orang. Ini suatu pertumbuhan yang sangat positif.

Hasan menjelaskan, lonjakan jumlah investor milenial tersebut di pasar modal tidak terlepas dari pelaksanaan program Yuk Nabung Saham yang efektif sehingga memungkinkan mereka dapat membuka rekening minimal Rp100.000. Di samping itu, sekitar 90% dari saham yang ditransaksikan di BEI saat ini harganya masih di bawah Rp5.000 per lembar, yang artinya harga satu lot saham-saham tersebut cukup terjangkau saku mereka, yaitu hanya sekitar Rp500.000 per lot.

Di samping itu, demikian Hasan, para investor milenial ini juga memiliki tekad yang teguh untuk berkecimpung di pasar modal. Itu terlihat dari rajinnya mereka mengikuti berbagai edukasi pasar modal hingga berbagai pertemuan rutin komunitasnya. Bahkan, sebagian dari mereka kini banyak yang menjadi sebagai manajer investasi bagi keluarganya. Itu terlihat adanya beberapa orang tua yang mempercayakan harta mereka untuk diinvestasikan di berbagai instrumen investasi melalu anak-anak mereka.

 

Tindakan KSEI Antisipasi Hal Positif

Perubahan sistim penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek yang dilakukan KSEI secara digital ke sistim C-BEST Next-G memberikan dampak yang sangat positif terhadap kehadiran para investor milenial tersebut di pasar modal Indonesia.

Pasalnya, sistem tersebut hingga kini terlihat dapat mengakomodir berbagai kemudahan berinvestasi bagi para investor milenial yang tidak menyukai berbagai prosedur bertele-tele. Kondisi tesebut pada akhirnya memungkinkan peningkatan jumlah investor milenial yang lebih pesat dengan nilai transaksi yang sangat melonjak sehingga pada akhirnya akan berdampak positif bagi pasar modal kita.

Selain perubahan sistim digital untuk penyimpanan dan penyelesaian transaksi tersebut, KSEI bersama BEI, KPEI (PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia) yang didukung oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK) memutuskan untuk mempersingkat waktu penyelesaian transaksi saham dari T+3 menjadi T+2. Hal itu akan semakin mempercepat investor saham memperoleh dana hasil dari perdagangan portofolio investasi mereka dan kondisi tersebut secara otomatis sangat disukai oleh para investor milenial.

Dari sisi OJK, penerapan percepatan waktu penyelesaian transaksi ini ke depan diharapkan dapat terus menjadi sentimen positif bagi pasar modal di Indonesia. Itu bukan disebabkan oleh percepatan penyelesaian transaksi efek itu sendiri, akan tetapi penerapan tersebut dapat mendorong pasar modal Indonesia agar memiliki standar yang lebih baik lagi terhadap best practice pasar modal dunia. (Abraham Sihombing)

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Selasa, 23 April 2024 - 14:13 WIB

Perjalanan Sastra Agoda: Tujuh Destinasi Sempurna yang Membuat Cerita Lebih Hidup

Dalam rangka merayakan Hari Buku Sedunia, Agoda mengubah perjalanan fantasi menjadi petualangan nyata, mengundang para penggemar sastra untuk menjelajahi lokasi-lokasi inspiratif dari buku-buku…

Acer serahkan bibit mangrove ke SeaSoldier di Tanggerang

Selasa, 23 April 2024 - 13:59 WIB

Acer Indonesia Tanam Ribuan Mangrove

Sebagai bentuk perwujudan komitmen berkelanjutan perusahaan dalam melestarikan lingkungan, Acer Indonesia hari ini memulai penanaman ribuan mangrove, yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan…

Bitcoin

Selasa, 23 April 2024 - 13:56 WIB

Kenapa Harga Bitcoin Selalu Fluktuasi? Inilah 7 Alasan Utamanya!

Harga Bitcoin dipasaran selalu mengalami perubahan. Kondisi naik dan turun harga Bitcoin ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi para investor untuk menganalisa setiap perubahan dan mencari…

Presiden Prabowo dan Wapres Gibran

Selasa, 23 April 2024 - 13:08 WIB

Hormati Putusan MK, Persis Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran

Usai melalui berbagai rangkaian sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU), Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) memutuskan sengketa Pemilihan Presiden 2024 yang menolak permohonan…

Tinjau Proyek Pembangunan Tol Bayung Lencir- Tempino Seksi 3 , Meteri PUPR Apresiasi Kinerja Hutama Karya

Selasa, 23 April 2024 - 12:31 WIB

Tinjau Proyek Pembangunan Tol Bayung Lencir- Tempino Seksi 3 , Meteri PUPR Apresiasi Kinerja Hutama Karya

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan Proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Bayung - Lencir - Tempino Seksi 3 garapan PT Hutama Karya (Persero)…