Produk Peternakan Indonesia Punya Potensi Besar Penuhi Pasar Negara Tetangga

Oleh : Wiyanto | Sabtu, 30 Maret 2019 - 18:31 WIB

Fini Murfiani Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH, Kementerian Pertanian
Fini Murfiani Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH, Kementerian Pertanian

INDUSTRY.co.id

Jakarta,- Produk Peternakan Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengisi pasar di beberapa negara tetangga, hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, I Ketut Diarmita hari ini Sabtu (01/4) di Jakarta.

"Saat ini sudah ada beberapa negara tetangga yang menyatakan minatnya untuk mengimpor beberapa komoditas peternakan, salah satunya adalah Timor-Leste", ungkap I Ketut Diarmita. "Beberapa calon buyer di Negara Timor-Leste telah menyampaikan secara resmi adanya kebutuhan terhadap produk peternakan di Indonesia, diantaranya: DOC ayam ras pedaging, pakan ternak, DOD itik (baik petelur dan pedaging), DOQ puyuh, serta ternak Kambing.

Untuk menindaklanjuti permintaan tersebut, saat ini Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan pelaksanaan Import Risk Analysis (IRA) yang akan dilakukan oleh Pemerintah Timor-Leste pada salah satu perusahaan unggas di Indonesia pada yang akan dilaksanakan pada minggu ke-2 Bulan April 2019. IRA dilakukan pada unit usaha perusahaan unggas dan pakan ternak yang berlokasi di Jawa Timur dan Bali yaitu meliputi produk unggas (DOC ayam ras pedaging/broiler), pakan ternak, dan produk olahan unggas.

I Ketut menjelaskan bahwa IRA merupakan syarat utama bagi perusahaan peternakan di Indonesia, khususnya unggas, untuk dapat dilakukan penilaian kesesesuaian terutama dalam hal penerapan persyaratan kesehatan hewan berdasarkan sertifikat-sertifikat yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, tambah Ketut.

"Kita selaku calon negara eksportir, selalu mengutamakan pemenuhan persyaratan kesehatan hewan maupun standar internasional lainnya sebagai jaminan keamanan produk bagi Negara Timor-Leste", ungkap I Ketut Diarmita. Hal ini sesuai dengan komitmen kedua negara di dalam perjanjian technical agreement antara Indonesia dan Pemerintah Negara Timor-Leste dan Pemerintah Indonesia, yang telah ditandatangani pada tahun 2018 yang lalu. "Hasil dari kegiatan IRA ini akan menjadi pertimbangan bagi Negara Timor-Leste dalam mengeluarkan rekomendasi impor pada produk unggas dari Indonesia", terangnya.

Ekspor unggas dan produk unggas dari Indonesia ke Timor-Leste dimulai sejak Pertengahan Tahun 2018, dengan jumlah produk yang diekspor berdasarkan data BPS dan Pusdatin Kementan tahun 2018, yaitu ekspor DOC sebanyak 113.600 ekor dengan nilai sebesar 45.815 USD, untuk produk pakan unggas sebanyak 4.209 ton dengan nilai sebesar 758.424 USD, dan untuk daging ayam olahan sebanyak 29,4 ton dengan nilai 89.320 USD. "Hal ini merupakan momentum awal ekspor produk peternakan unggas Indoneaia ke Timor Leste, seperti kita ketahui bahwa sebelumnya Indonesia tidak dapat mengeskpor unggas dan produk unggas ke Timor-Leste terkait dengan adanya peraturan di Negara tersebut yang melarang impor dari Indonesia", ucap Ketut.

Di tempat terpisah, Fini Murfiani selaku Direktur Pengolahan dan Pemasaran Ditjen PKH menyebutkan bahwa selain ayam ras, pelaku usaha dan Pemerintah Timor-Leste juga berminat untuk mengembangkan beberapa komoditas lain seperti tik, puyuh, dan kambing. Indonesia sangat berpotensi untuk memenuhi pasar di Timor Leste. Ia sampaikan bahwa Ditjen PKH telah melakukan identifikasi beberapa pelaku usaha yang siap melakukan ekspor untuk memenuhi permintaan berupa DOD Itik petelur dan pedaging, DOQ puyuh, dan Kambing.

"Beberapa syarat untuk bisa melakukan ekspor adalah terjaminnya supply chain untuk menjamin kontinuitas produk ekspor yang diminta, adanya proses quality control untuk memenuhi spesifikasi yang diminta dan tentunya yang utama adalah jaminan pemenuhan persyaratan kesehatan hewan yang dipersyaratkan oleh Negara Tujuan", sebut Fini. "Untuk dapat merealisasikan diversifikasi jenis komoditas peternakan yang diekspor ke Timor-Leste, saat ini Ditjen PKH sedang menyiapkan semua proses persyaratan yang dibutuhkan", pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…