Duka Ethiopian Airlines Belasan Negara Larang Terbang Boeing 737 Max 8

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 14 Maret 2019 - 13:01 WIB

Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8
Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8

INDUSTRY.co.id, Jakarta -Jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines ketika bertolak menuju Nairobi, Kenya, pada Minggu (10/3/2019) berbuntut panjang.

Sejumlah negara kompak melarang pesawat buatan Amerika Serikat itu terbang di negara mereka. Di seluruh dunia dilaporkan terdapat 350 unit Boeing 737 MAX 8. Saat ini, selain pemerintahan negara juga ada maskapai yang memutuskan untuk melarang pesawat tersebut terbang.

Pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines jatuh dekat Bishoftu, sebuah kota yang berjarak 60 km dari tenggara ibu kota Addis Ababa.

Pesawat yang jatuh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole itu menewaskan 149 penumpang dan delapan awaknya.

Akhir Oktober lalu, pesawat jenis ini yang dioperasikan Lion Air jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 orang. Kedua pesawat jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Sebelumnya diberitakan ada 11 negara yang memutuskan untuk menghentikan penerbangan Boeing 737 MAX 8.

Ke-11 negara itu adalah Singapura, China, Indonesia, Korea Selatan (Korsel), Mongolia, Australia, Malaysia, Oman, Meksiko, Argentina, dan Ethiopia.

Terbaru, Uni Eropa dan India menyusul melakukan pelarangan pengoperasian Boeing 737 Max. Kedua negara melarang Boeing 737 Max melintas di atas ruang udara mereka untuk memastikan keselamatan penumpang.

Kementerian Penerbangan Sipil India mengumumkan bahwa mereka "segera" menghentikan sementara penerbangan dengan pesawat jenis tersebut.

Mereka mengatakan: pesawat-pesawat tersebut akan dilarang terbang hingga dilakukan perbaikan yang layak dan langkah-langkah pengamanan diambil untuk memastikan keselamatan operasional penerbangan.

Keputusan India mengikuti langkah Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa yang melarang penerbangan pesawat tersebut untuk sementara sebagai "tindakan pencegahan".

Para penyelidik telah mendapatkan perekam data penerbangan (flight data recorders/FDR) dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh hari Minggu lalu dan tengah memeriksanya untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menyatakan: penyelidikan terhadap kecelakaan tengah dilakukan, dan kini terlalu awal untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan tersebut.

Otorita Penerbangan Sipil Inggris, CAA, mengatakan pelarangan operasional Boeing 737 Max di wilayah udara negara tersebut "sebagai langkah berjaga-jaga".

Sementara itu, keputusan Uni Emirat Arab diambil setelah otorita penerbangan di negara tersebut mencapai kesepakatan dengan Boeing dan otorita di Amerika Serikat untuk melakukan investigasi, kata kantor berita Reuters dengan mengutip kantor berita resmi di Dubai, WAM.

Keputusan yang sama diambil oleh otorita di Malaysia, Oman, Singapura dan Australia. Hanya ada dua maskapai yang menggunakan pesawat jenis untuk melayani rute ke Australia, yaitu SilkAir and Fiji Airways.

Shane Carmody, pejabat di Otorita Keselamatan Penerbangan Sipil Australia, mengatakan larangan terbang diberlakukan sementra pihaknya "mendapatkan lebih informasi tentang kajian risiko keselamatan".

Otorita Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) juga untuk sementara melarang semua varian pesawat Boeing 737 Max memasuki atau keluar dari wilayah negara tersebut.

CAAS menyebutkan pelarangan itu berlaku pada Selasa (12/3) pukul 14.00 waktu setempat dan berdampak pada berbagai maskapai, termasuk SilkAir yang mengoperasikan enam Boeing 737 Max 8, China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines, dan Thai Lion Air.

Di Korea Selatan, pihak berwenang telah meminta maskapai Eastar Jet, satu-satunya maskapai yang mengoperasikan Max 8, untuk menghentikan pemakaian pesawat ini untuk semetara, kata kantor berita AFP.

Di Afrika Selatan, maskapai swasta Comair mengatakan sudah tak lagi mengoperasikan Boeing 737 Max 8. Comair mengatakan mereka "tengah berdiskusi dengan tim pakar Boeing". "Keselamatan dan kepercayaan pelanggan adalah prioritas kami," kata Comair.

Lembaga itu mengaku tengah bekerja sama dengan para maskapai yang menggunakan Boeing 737 Max dan Bandara Changi untuk meminimalkan dampaknya terhadap para penumpang.

Konsultan penerbangan, Ian Thomas dari CAPA Consulting, menilai pelarangan ini pasti akan berujung pada pembatalan penerbangam dalam jumlah signifikan serta gangguan jadwal mengingat maskapai-maskapai yang terpapar harus beralih ke tipe pesawat lain (dengan asumsi pesawat itu tersedia.

Singapura diyakini merupakan negara pertama yang melarang penerbangan semua varian Boeing 737 Max.

Meski ada banyak negara melarang pengoperasian Boeing 737 Max menyusul dua kecelakaan mematikan dalam enam bulan, Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengatakan kepada berbagai maskapai bahwa mereka yakin model pesawat ini laik terbang.

Sejumlah kalangan dalam komunitas penerbangan telah meminta pesawat tersebut dilarang terbang untuk sementara, selama dilakukan penyelidikan secara menyeluruh.

Akan tetapi pada Senin malam, Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) "melanjutkan notifikasi laik terbang" yang menyebutkan pesawat model itu aman untuk diterbangkan.

Saham di Boeing anjlok sebesar 12,9% pada Senin, menyusul kecelakaan Ethiopia Airlines.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…

IFG Life

Sabtu, 20 April 2024 - 09:48 WIB

Sambut Hari Konsumen Nasional, IFG Life Tegaskan Komitmen Customer-Centric

Menyambut Hari Konsumen Nasional yang jatuh pada 20 April 2024, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) kembali menekankan komitmen perusahaan untuk senantiasa memprioritaskan konsumen (customer-centric)…

Property Guru Awards 2024 kembali digelar

Sabtu, 20 April 2024 - 09:16 WIB

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Memperkenalkan Kategori Baru

PropertyGuru Indonesia Property Awards adalah bagian dari rangkaian PropertyGuru Asia Property Awards regional, yang memasuki tahun ke-19 pada tahun 2024.