Pertamina Belum Jadikan Blok East Natuna Sebagai Prioritas Pengembangan

Oleh : Hariyanto | Senin, 22 Januari 2018 - 10:26 WIB

Migas Ilustrasi
Migas Ilustrasi

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Pertamina (Persero) masih belum ingin menjadikan Blok East Natuna sebagai prioritas pengembangan dalam waktu dekat. Alasanya, kompleksitas masalah teknis blok yang dikombinasikan dengan kondisi harga minyak dunia merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan blok yang memiliki potensi gas yang cukup besar tersebut.

Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, setelah pembubaran konsorsium pasca kepergian Exxonmobil dan PTT EP, kini pengembangan East Natuna masih menunggu calon mitra baru. 

Sejauh ini baru ada dua calon mitra yang sudah mengajukan diri untuk joint study di blok yang terletak di dekat Laut Cina Selatan tersebut.

“East Natuna kan saya bilang konsorsiumnya sudah bubar. Sekarang mau cari konsorsium lagi, ada perusahaan yang sudah kirim surat untuk gabung sama kami. Sejauh ini baru dua,” kata Syamsu akhir pekan lalu.

Melihat tingkat kesulitan yang ada di East Natuna, menurut Syamsu, maka akan lebih baik jika anggota konsorsium berjumlah banyak. Pasalnya, ketika harga minyak masih dikisaran US$ 100 per barel dan split atau bagi hasil besar bagi kontraktor masih belum ekonomis.

“Pemerintah split 0% Exxon 100%, mereka tidak mau. Kami untuk kembangin di situ tidak gampang karena teknologi. Dulu kan harga US$ 100 per barel saja susah, ini US$ 60 per barel. Dari kesulitan di situ, makin banyak (konsorsium) makin bagus ” ungkapnya.

Pertamina bersama konsorsium terdahulu sebenarnya sempat melakukan Technology Market Review (TMR). Hasil kajian TMR tersebut akan dilanjutkan setelah ada konsorsium baru. Pertamina memastikan yang harus dikaji bukanlah tentang keekonomian, melainkan kondisi subsurface lapangan. Setelah itu baru keekonomian, seperti volume dan harga gas nantinya.

“Intinya kami akan mulai dari subsurface, dulu kalau sudah seperti itu komersial ekonomi seperti apa. Untuk bisa menjadi komersial apa saja yang harus dilakukan, termasuk harga gas dan volume produksi seperti apa,” kata Syamsu. (de/ri)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mobil listrik

Sabtu, 18 Mei 2024 - 17:57 WIB

Strategi Marketing Dalam Penjualan Kendaraan Listrik atau EV

Dunia transportasi tengah mengalami transformasi besar dengan kemunculan kendaraan listrik (EV) sebagai pemain utama. Hal ini menandakan pergeseran menuju era baru dalam mobilitas manusia, di…

Prescon HI Drone Dragrace 2 di PIK 2

Sabtu, 18 Mei 2024 - 16:27 WIB

HOGERS Indonesia Gelar Balapan Motor Besar Harley Davidson

HOGERS Indonesia menggelar lomba balapan dan ketangkasan motor Harley terbesar di Indonesia. Event berskala Nasional buatan HOGERS Indonesia Drag Race of National Event 2 (HIDRONE2) ini dilaksanakan…

Implementasi IoT untuk pertanian

Sabtu, 18 Mei 2024 - 15:02 WIB

Jadi Mitra Kemkominfo, MSMB Implementasi Sistem Pintar Berbasis IoT untuk 7 Green House di Temanggung

PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), start up agritech dari Sleman, Yogyakarta, baru-baru ini menjadi mitra layanan implementasi teknologi berbasis IoT (Internet of Things) Kementerian…

Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf

Sabtu, 18 Mei 2024 - 14:37 WIB

Telkomsat dan Starlink Tandatangani Kerja Sama Layanan Segmen Enterprise di Indonesia

Telkomsat dan Starlink melakukan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) untuk layanan segmen enterprise berbagai wilayah di Indonesia.

SUPER AIR JET Buka Rute Baru

Sabtu, 18 Mei 2024 - 13:39 WIB

Dukung IKN, SUPER AIR JET Buka Rute Baru!

SUPER AIR JET mulai 6 Juni 2024 perkenalkan penerbangan non-stop pertama dari Bandar Udara Dhoho, Kediri, Jawa Timur ke Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur,…