BNI Prediksi Suku Bunga Kredit Perseroan akan Menurun pada 2018

Oleh : Herry Barus | Rabu, 03 Januari 2018 - 07:21 WIB

Dirut BNI Achmad Baiquni (kiri) menginformasikan cara kerja Mobile Payment (Mopay) BNI, saat meninjau stand Bank BNI di Indonesia Banking Expo 2017, JCC Rabu (20/9). (Foto Rizki Meirino)
Dirut BNI Achmad Baiquni (kiri) menginformasikan cara kerja Mobile Payment (Mopay) BNI, saat meninjau stand Bank BNI di Indonesia Banking Expo 2017, JCC Rabu (20/9). (Foto Rizki Meirino)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni memprediksi suku bunga kredit perseroan akan menurun pada 2018 mengingat biaya dana (cost of fund) yang kini lebih rendah.

"Kami prediksi sedikit lebih menurun karena sekarang memang 'cost of fund' turun dan inflasi rendah," ujar Baiquni saat ditemui di sela-sela acara Ramah Tamah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa (2/1/2017)

Kendati suku bunga kredit diproyeksikan menurun, Baiquni tidak menyebutkan seberapa besar persentase penurunannya.

Ia menyebutkan, kondisi perekonomian domestik dan juga rencana kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) oleh bank sentral AS The Fed akan memengaruhi penentuan suku bunga kredit.

"Situasional juga. Kita belum tahu. Begitu Fed naikkan, kita lihat bagaimana dampaknya," kata Baiquni.

Menurut Baiquni, kenaikan FFR akan memengaruhi perekonomian terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan perlu menjadi perhatian. Namun, apabila tren pertumbuhan ekonomi Indonesia terus positif dan juga iklim usaha semakin kondusif, maka bisa saja dampak kenaikan FFR dapat diredam sehingga bank tidak perlu meningkatkan suku bunga kredit.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu respon Bank Indonesia terhadap rencana kenaikan FFR tersebut.

"Sebenarnya kalau itu kita lihat juga ya, kan kita sudah berapa kali, waktu ada FFR naik justru kita bisa tahan. Mudah-mudahan dengan kondisi dalam negeri yang kondusif, itu bisa meredam kenaikan FFR. Kita tunggu BI juga bagaimana BI rate nanti," ujar Baiquni.

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BNI untuk kredit korporasi mencapai 9,95 persen, kredit ritel 9,95 persen, dan kredit konsumsi yaitu kredit KPR 10,5 persen dan kredit non KPR 12,5 persen. SBDK tersebut belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur, berupa kondisi keuangan debitur, jangka waktu kredit, prospek usaha yang dibiayai, dan lain-lain. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK.

Suku bunga kredit perbankan hingga akhir 2017 masih di atas 10 persen atau 'double digit'. Berdasarkan data uang beredar BI per Oktober 2017 bunga kredit secara rata-rata masih di kisaran 11,55 persen, turun tipis dibandingkan bunga kredit padaawal tahun 12,03 persen.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri ESDM Arifin Tasrif

Selasa, 07 Mei 2024 - 17:42 WIB

Kabar Gembira Buat Pelaku Industri! Menteri ESDM Pastikan Program HGBT US$ 6 Lanjut....

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) US$ 6 per MMBTU untuk industri akan terus berlanjut. Hal ini selaras dengan arahan…

Ilustrasi Penurunan Harga Gas Industri (foto-Sindonews.com)

Selasa, 07 Mei 2024 - 16:02 WIB

Usai Dikirimi Surat oleh Menperin Agus, Hilal Berlanjutnya Program HGBT Industri Terlihat! Menteri ESDM: Insya Allah Kita Teruskan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memberi sinyal akan melanjutkan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk tujuh sektor industri.

PT Pertamina Marine Engineering (PME)

Selasa, 07 Mei 2024 - 15:44 WIB

Pertamina Marine Engineering Garap 4 Proyek Bawah Laut Strategis

PT Pertamina Marine Engineering (PME), anak perusahaan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) tuntaskan 4 project underwater work services (UWS) atau layanan pekerjaan bawah air selama periode…

PT Bukit Asam tbk (ist)

Selasa, 07 Mei 2024 - 15:33 WIB

Triwulan I 2024, Penjualan PTBA Meningkat Sebesar 10 Persen

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berupaya mengoptimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting…

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:39 WIB

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Kode promo telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling populer dan efektif dalam industri ritel modern. Dengan kode promo, konsumen dapat menikmati diskon, penawaran khusus, atau…