7 Agenda Akan Diputuskan PIPA dalam RUPST 2024 Pekan Depan, Bagaimana Perkembangannya
Oleh : Kormen Barus | Selasa, 10 Juni 2025 - 14:02 WIB

Corporate Secretary PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA)
INDUSTRY.co.id, Jakarta - PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten pada Selasa (17/6/2025).
Acara ini akan membahas tujuh agenda yakni Pertama, Persetujuan Laporan Tahunan 2024 dan Laporan Keuangan Tahunan 2024
Kedua, Persetujuan Penggunaan Laba Bersih. Ketiga, Persetujuan Penunjukkan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik.
Keempat, Honorarium dan Tunjangan Lainnya dari Anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Kelima, Persetujuan Laporan Realisasi Penggunaan Dana. Keenam, Persetujuan Pengangkatan Kembali/Perubahan Susunan Direksi.
Ketujuh, Persetujuan Pengangkatan Kembali/Perubahan Susunan Dewan Komisaris.
"Agenda tahunan ini seperti biasa saja, bedanya ada corporate action yang sudah kita terbitkan di KI-KI (keterbukaan informasi) sebelumnya," kata Corporate Secretary PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA), Imanuel Kevin Mayola pada Selasa (10/6/2025).
"Corporate action yang dimaksud adalah pengambilalihan saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) oleh PT Morris Capital Indonesia (MCI).
Hal itu untuk sinergi dengan pemegang saham baru sekaligus memfasilitasi pemegang saham pengendali (PSP) baru mempercepat uji tuntas dan penyelesaian tersebut," ujarnya.
Sebagai informasi saham mayoritas PIPA akan diakuisisi oleh MCI. Jadi, perusahaan ini akan menjadi PSP PIPA dengan mengakuisisi sebesar 57,37%.
Saham ini diperoleh dari kepemilikan yakni Junaedi, Susyanalief, Hendrik Saputra, dan Nanang Saputra. Mereka merupakan pengendali lama saham PIPA dan sisanya publik
"Pak Junaedi dan afiliasinya memegang saham sekitar 48 persen," ujarnya Imanuel Kevin Mayola.
Sementara itu harga saham PIPA yang dibeli MCI, ucap Imanuel Kevin Mayola, belum bisa disebutkan sekarang.
"Negosiasi harga saham PIPA sudah tidak ada di tahap itu, tapi sekarang di tahap uji tuntas," ujar Imanuel Kevin Mayola.
Harga saham diharapkan lebih baik ketimbang saat ini yang dinilai under value (di bawah harga pasar) sebesar 10 persen sampai 20 persen.
"Yang penting bagi saya harga saham PIPA naik, tapi naiknya natural bukan FOMO (fear of missing out)," ucapnya.
"Under value saham menurut saya akibat permainan saham saja."
Pada sisi lain tahapan uji tuntas meliputi audit oleh MCI terhadap PIPA, kondisi perseroan, dan penunjukan sekuritas.
"Proses uji tuntas dipercepat dan proses penyelesaian dipercepat selama satu bulan dari seharusnya Juli 2025 menjadi Juni 2025," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur PT MCI, Noprian Fadli mengemukakan perusahaan ini selaku pembeli dan pengendali PIPA sedang bernegosiasi tentang harga final sekaligus jangka waktu penyelesaian akuisisi.
MCI telah mengumumkan rencana akuisisi pada 28 April 2025.
"Proses negosiasi saat ini memasuki masa uji tuntas (due diligence) atas PIPA dari aspek keuangan, hukum, dan operasional. Kedua belah pihak sepakat mempercepat proses pelaksanaan uji tuntas yang sedang berlangsung.
"Sehingga akan mempercepat Rencana Pengambilalihan dalam waktu satu bulan ke depan," katanya dalam keterbukaan informasi dikutip pada Selasa (3/6/2025).
Poses akuisisi akan dijalankan dengan tetap memperhatikan aturan yang
Rencana akuisisi atas saham
PIPA dilakukan MCI untuk memperbesar perusahaan dengan jaringan-jaringan yang dimiliki oleh calon pengendali baru.
MCI akan menyinergikan PIPA dengan perusahaan lain di bawah grup.
Calon pengendali baru mengklaim memiliki bisnis di berbagai sektor yakni properti dan infrastruktur, minyak dan gas (migas) dan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Kinerja PIPA Baik
Pada sisi lain Imanuel Kevin Mayola mengemukakan PIPA mencapai kinerja perusahaan terbaik pada 2024 dibandingkan 2023 seperti laba bersih.
Apalagi, ini dibandingkan pada saat pandemi Covid-19.
"Saya akan buka detail ini di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PIPA," ucapnya.
Hal lain PIPA membuat produk-produk baru seperti fitting PVC sebanyak 50 jenis.
"Kami berniat mengembangkan produk-produk untuk kalangan premium untuk kualitas produk pada masa depan," ujarnya.
Imanuel Kevin Mayola mengungkapkan poduk-produk yang dikembangkan sesuai kebutuhan dalam negeri.
Contohnya, barang-barang khusus akan dibuat memenuhi permintaan konsumen seperti interior dan enterior.
"Selama ini kami hanya membuat produk-produk di dalam rumah saja," katanya.
Dengan begitu sinergi bisnis akan dilakukan PIPA dengan MCI. Artinya, produk baru akan terus dikembangkan kedua belah pihak.
Jadi, ini tidak merubah nama PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA).
"Kemungkinan tidak ada perubahan nama," tutur Imanuel Kevin Mayola.
PIPA sudah memasarkan produk-produk di berbagai pulai di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Tahun ini perusahaan telah memiliki cabang di Tabanan, Bali. Warehouse di pulau ini juga telah dimiliki perusahaan.
"Kita percaya Bali mempunyai potensi pasar yang bagus. Kami berharap bisa supply ke Papua dan Maluku Utara," ujarnya.
Dari pulau-pulau itu, ucap Imanuel Kevin Mayola, Lampung merupakan penjualan terbesar dari PIPA sebanyak 10% selama 2024.
Sisanya, tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
"Sebelumnya, penjualan kami lebih banyak di proyek-proyek pemerintah sebelum pandemi Covid-19," katanya.
Bisnis PIPA Prospektif
Walaupun demikian, PIPA memproyeksikan bisnis pipa masih prospektif pada masa depan.
Pasalnya, banyak ukuran pipa belum memenuhi kebutuhan pasar.
"Kami akan melakukan feasibility study untuk ini," tuturnya.
Persaingan bisnis pipa nasional di domestik terhadap perusahaan asing masih dilindungi pemerintah.
Langkah ini dilakukan melalui keharusan perusahaan luar negeri melakukan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Mereka harus invest (menanam modal) di Indonesia," ucapnya.
PIPA sudah melakukan penjajakan ke luar negeri terkait kerjasama tersebut seperti ke Malaysia dan Spanyol.
Kelanjutan ini terkendala regulasi penanaman modal asing (PMA).
"Kita berkembang tidak bisa sendiri," tuturnya.
Imanuel Kevin Mayola mengungkapkan perusahaan pipa di dalam negeri belum listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PIPA.
Namun, keberadaaan mereka saling mendukung antar perusahaan sejenis.
"Kalau proyek di pemerintahan mesti ada pembanding, jadi walaupun bersaing kita pasti dapat yang penting harga dan kualitas bagus," ucapnya.
"Kalau premium sudah pasti branding yang kuat, kalau di ritel kita bersaing di harga, kita bermain di pricing value," ucapnya.
PIPA mempunyai kapasitas produksi pabrik di Kota Tangerang sebesar 95%. Kondisi ini mendorong rencana pembukaan pabrik baru pada masa depan.
"Production line kita sebesar 15 sampai 25 mesin," ucapnya.
Jajaran Pengelola Berkelanjutan
Menyoal siapa jajaran komisaris dan direksi yang ditunjuk dalam RUPST PIPA, ujar Imanuel Kevin Mayola, belum diketahuinya.
Dia hanya bisa mengatakan perubahan ini akan signifikan, tapi masih menjembatani PSP lama dan PSP baru.
"Yang pasti kalau ada pengambilalihan, ada orang baru, pasti balance (seimbang) karena masih ada orang lama," tuturnya.
Saat ini jajaran komisaris dipimpin oleh Susyanalied. Kemudian komisaris masing-masing Nanang Saputra dan Yonathan Wiryohadi.
Untuk jajaran direksi dipimpin oleh Junaedi dan masing-masing direksi adalah Hendrik dan Airlangga.
Dengan RUPST 2024 PIPA diharapkan para pemegang saham memahami PSP lama sebagai pelaku bisnis pipa yang berpengalaman.
Apalagi, mereka fokus kepada usaha ini tanpa bermain ke kegiatan lainnya.
"Tidak usah nggak khawatir dengan kami, karena kami pelaku usaha yang real," ucapnya.
Imanuel Kevin Mayola mengemukakan ada pemegang saham PIPA tidak hanya sekedar pemain saham saja. Namun, dia merupakan agen produk ini di daerah.
"Dia pemegang saham sejak IPO PIPA dan pelaku usaha," tuturnya.
PIPA melihat kestabilan politik sudah mulai dirasakan perusahaan tersebut. Tantangannya, hanya ketidakpastian ekonomi global.
"Saya yakin di 2027 akan berkembang dan kita ingin berkembang bareng," ucapnya.
Menyinggung dukungan PIPA kepada pemerintah, ucap Imanuel Kevin Mayola, diharapkan dalam RUPST 2024.
Sebab, perusahaan ini ingin berkembang, sehingga memenuhi kebutuhan dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"OJK dan BEI diharapkan mendukung niat baik kami," ucapnya.
Baca Juga
PT Duta Pertiwi Nusantara Tegaskan Komitmen Hadapi Tantangan dan…
Mayora Indah bagikan Dividen Tunai Rp. 55 per Saham
Dirut Jasa Marga Ingatkan Masyarakat Manfaatkan Diskon Tarif Tol…
Hari Raya Iduladha 1446H, TelkomGroup Salurkan 946 Hewan Kurban untuk…
Telkom Siap Hadirkan Platform Sovereign AI dengan IBM watsonx Guna…
Industri Hari Ini

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:41 WIB
Big Cola Resmi Gandeng Manchester City, Siap Guncang Pasar Minuman Ringan Indonesia
Big Cola resmi bermitra dengan Manchester City untuk memperkuat kehadirannya di pasar minuman ringan Indonesia.

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:28 WIB
Hartadinata Abadi (HRTA) Catat Laba Bersih Rp442 Miliar di 2024, Tebar Dividen Rp21 per Saham
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) meraih laba bersih Rp442 miliar di 2024 dan membagikan dividen Rp21 per saham. Simak strategi ekspansi dan target sertifikasi LBMA.

Kamis, 12 Juni 2025 - 23:51 WIB
Sennheiser Dukung Asia-Pacific Spectrum Management Conference 2025 sebagai Mitra Audio Resmi
Sennheiser memperkuat perannya dalam kebijakan spektrum nirkabel sebagai Mitra Audio Resmi di Asia Pacific Spectrum Management Conference 2025 di Bangkok, dengan menyoroti pentingnya spektrum…

Kamis, 12 Juni 2025 - 23:35 WIB
Wiraswasta di Lampung Dipenjara karena Gadaikan Mobil Kredit: Peringatan untuk Konsumen Leasing
Seorang wiraswasta di Lampung dipenjara karena menggadaikan mobil yang masih kredit. Simak kronologi kasus dan bahaya melanggar UU Jaminan Fidusia di sini.

Kamis, 12 Juni 2025 - 23:10 WIB
Cetak Rekor! Pendapatan Summarecon Tembus Rp10,62 Triliun Sepanjang 2024
PT Summarecon Agung Tbk (Summarcon) sukses mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2024. Gemilangnya kinerja keuangan tahun 2024 juga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah…
Komentar Berita