Pendapatan Industri Asuransi Capai Rp88,49 triliun di Semester I 2024

Oleh : Wiyanto | Rabu, 28 Agustus 2024 - 20:14 WIB

Ketua Umum AAJI Budi Tampubolon beserta pengurus lainnya saat paparan kinerja semester I 2024
Ketua Umum AAJI Budi Tampubolon beserta pengurus lainnya saat paparan kinerja semester I 2024

INDUSTRY.co.id-Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan kinerja 56 perusahaan asuransi jiwa untuk periode Januari hingga Juni 2024. Industri asuransi jiwa kembali mencatatkan hasil positif dengan peningkatan total pendapatan premi selama Semester 1 tahun 2024. Hingga akhir Juni 2024, total pendapatan premi mencapai Rp88,49 triliun, tumbuh sebesar 2,6% dibandingkan dengan capaian Semester 1 2023, yaitu sebesar Rp86,24 triliun.

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menjelaskan bahwa peningkatan total pendapatan premi asuransi jiwa ini merupakan kabar positif yang didorong oleh kinerja optimal dari seluruh kanal distribusi perusahaan.

"Sepanjang Januari hingga Juni 2024, total pendapatan industri mencapai Rp105,25 triliun. Pendapatan premi memberikan kontribusi positif terhadap total pendapatan keseluruhan. Pada Semester 1 2024 ini, industri asuransi jiwa mencatatkan total pendapatan premi sebesar Rp88,49 triliun, naik 2,6% dari Semester 1 tahun 2023," ujar Budi.

Peningkatan ini terjadi karena seluruh kanal distribusi mencatatkan hasil optimal. Pendapatan premi tertinggi berasal dari kanal distribusi bancassurance, yang mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp36,92 triliun, naik 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Kanal keagenan mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp27,94 triliun, meningkat 3,4%. Kanal distribusi alternatif juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 38%, dengan total perolehan sebesar Rp23,64 triliun.

Di sisi lain, total tertanggung industri asuransi jiwa juga meningkat sebesar 28,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai 113,68 juta orang. Total tertanggung terdiri atas tertanggung perorangan sebanyak 18,61 juta orang dan tertanggung kumpulan yang tumbuh 54,9% menjadi 95,07 juta orang. Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan kuat dan kepercayaan yang terus meningkat dari berbagai perusahaan dan organisasi terhadap produk asuransi jiwa kumpulan.

Sementara itu, total aset industri asuransi jiwa tercatat tumbuh 0,3% menjadi sebesar Rp616,91 triliun.

“Pertumbuhan ini menunjukkan stabilitas industri asuransi jiwa di tengah berbagai tantangan ekonomi. Pertumbuhan aset yang konsisten mencerminkan kepercayaan yang terus meningkat dari para pemegang polis dan solidnya pengelolaan keuangan di industri ini,” ungkap Budi.

Industri Tunjukkan Komitmen Membayarkan Klaim dan Manfaat di Tengah Inflasi Medis

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Literasi & Perlindungan Konsumen AAJI, Freddy Thamrin, menjelaskan bahwa pada periode Januari hingga Juni 2024, industri asuransi jiwa berhasil membayarkan klaim sebesar Rp77,67 triliun. Angka tersebut disalurkan kepada lebih dari 9,82 juta penerima manfaat asuransi jiwa.

Secara umum, total klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa cenderung menurun. Namun, tren ini berbanding terbalik dengan jumlah klaim kesehatan yang terus meningkat pada Semester 1 2024.

“Penurunan total klaim didorong oleh turunnya klaim nilai tebus (surrender) dan klaim meninggal dunia masing-masing sebesar 13,5% dan 5,1%. Sementara klaim kesehatan menunjukkan peningkatan sebesar 26,0% atau menjadi sekitar Rp11,83 triliun,” ungkap Freddy.

Secara lebih rinci, klaim kesehatan perorangan menjadi salah satu komponen yang peningkatannya cukup signifikan, di mana secara year-on-year naik sebesar 29,3%, dengan total nilai mencapai Rp7,62 triliun. Sementara untuk klaim kesehatan kumpulan, peningkatannya juga signifikan, yaitu sebesar 20,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, menjadi Rp4,21 triliun.

“Peningkatan klaim kesehatan ini menyebabkan rasio klaim asuransi kesehatan terhadap pendapatan premi untuk produk tersebut mencapai 105,7%. Artinya, jumlah klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa lebih besar daripada premi yang diterima, yang menandakan adanya tekanan keuangan yang signifikan bagi perusahaan asuransi,” ujar Freddy.

Inflasi medis yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi industri asuransi jiwa. Freddy memastikan bahwa industri memiliki langkah-langkah strategis untuk menghadapi tren tersebut.

“Kami tetap berkomitmen memastikan bahwa pemegang polis menerima layanan fasilitas kesehatan terbaik, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. AAJI terus berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak, termasuk OJK, Kementerian Kesehatan, serta penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit, untuk bersama-sama mencari solusi atas tantangan dalam pengelolaan klaim asuransi kesehatan. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan antara industri asuransi dan sektor kesehatan,” imbuh Freddy.

Dukung Program Pembangunan Nasional Lewat Penempatan Investasi yang Berkelanjutan

Total investasi industri asuransi jiwa hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp538,80 triliun. Dari total tersebut, sebanyak Rp194,60 triliun ditempatkan pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), yang menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa senantiasa mendukung program-program pembangunan jangka panjang pemerintah.

Kepala Departemen R&D AAJI, Benny Hadiwibowo, menyatakan bahwa total investasi industri asuransi jiwa hingga Juni 2024 tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Stabilitas ini mencerminkan daya tahan industri di tengah dinamika pasar dan fluktuasi ekonomi global.

“Industri asuransi jiwa juga berperan dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia melalui penempatan investasi dalam bentuk saham sebesar Rp140,69 triliun, sukuk korporasi sebesar Rp46,62 triliun, dan reksadana sebesar Rp73,10 triliun. Kami mencatat adanya penurunan hasil investasi yang dipengaruhi oleh volatilitas pasar saham, terutama penurunan IHSG. Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio investasi kami dengan hati-hati dan menerapkan strategi yang efektif untuk memitigasi risiko,” ucap Benny.

Kondisi ekonomi global dan domestik yang tidak menentu juga berkontribusi pada ketidakstabilan pasar dan berdampak pada hasil investasi.

“Kami memahami bahwa penurunan hasil investasi ini dapat memengaruhi kepercayaan, dan kami ingin memastikan bahwa kami transparan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja kami. Penurunan IHSG yang signifikan adalah salah satu penyebab utama penurunan hasil investasi kami pada Semester 1 2024. Namun, kami tetap berkomitmen mengelola portofolio kami dengan bijaksana dan menjaga kepentingan nasabah sebagai prioritas utama,” tutup Benny.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Prodia Meet the Press with Prostem

Sabtu, 19 Juli 2025 - 12:56 WIB

Prodia Resmi Akuisisi 30% Saham ProSTEM Senilai Rp33 Miliar, Siap Masuki Sektor Bioteknologi dan Terapi Regeneratif

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) akuisisi 30% saham ProSTEM senilai Rp33 miliar sebagai langkah strategis memasuki sektor bioteknologi dan terapi regeneratif. Simak dampak dan prospeknya di…

Suny Mini Expo 2025

Sabtu, 19 Juli 2025 - 12:41 WIB

Peningkatan Layanan Purna Jual Jadi Fokus Industri Alat Berat di 2025

Dunia industri alat berat di Indonesia terus menunjukkan geliat positif. Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan teknologi yang efisien dan layanan purna jual yang cepat menjadi sorotan…

Perlu diwaspadai! Anemia Bisa Akibatkan Terhambatnya Tumbuh Kembang hingga Menurunnya Kecerdasan Anak

Sabtu, 19 Juli 2025 - 12:39 WIB

Anemia Mengancam 1 dari 3 Balita Indonesia, Apa Penyebabnya?

Anemia pada balita bisa berdampak buruk pada perkembangan otak dan prestasi akademik. Cari tahu penyebab dan solusi mencegah anemia defisiensi besi sejak dini.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita saat melepas ekspor baja lapis ke Amerika Serikat

Sabtu, 19 Juli 2025 - 11:55 WIB

Menperin Agus Lepas Ekspor Baja Lapis Senilai USD 12,6 Juta ke AS

Menperin memberikan apresiasi tinggi kepada PT Tata Metal Lestari atas keberhasilannya menembus pasar ekspor AS di tengah kebijakan proteksionis yang ketat. Keberhasilan ini sebagai wujud nyata…

Pemasangan Pipa

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:54 WIB

Hujan Datang Lagi, Ini 5 Solusi Cerdas Tangani Banjir di Perkotaan

Musibah banjir tentu menjadi salah satu hal yang paling menakutkan bagi masyarakat, apalagi ketika musim hujan tiba. Selain menyebabkan akses jalan yang sulit dilalui, banjir juga bisa memunculkan…