Penjelasan Pakar: Proses eKYC Industri Perbankan Rawan Deepfake, iProov : Biometric Real Time Jadi Solusi

Oleh : Kormen Barus | Senin, 24 Juni 2024 - 09:51 WIB

Proses eKYC Industri Perbankan Rawan Deepfake, iProov : Biometric Real Time Jadi Solusi
Proses eKYC Industri Perbankan Rawan Deepfake, iProov : Biometric Real Time Jadi Solusi

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Proses eKYC merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan pemerintah Indonesia khbususnya pada industri keuangan. Verifikasi data nasabah menjadi sangat penting karena banyaknya kasus penipuan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Apalagi kasus penipuan deepfake untuk melewati proses eKYC saat ini juga sedang marak sehingga bank pun mengantisipasi dengan teknologi untuk mengidentifikasikan identitas digital. Menurut Joe Palmer, Chief Innovation Officer dari iProov, salah satu masalahnya adalah ketika bank memutuskan solusi eKYC beberapa tahun yang lalu, dan mereka menguji teknologinya dan bekerja optimal pada saat itu.

“Namun sayangnya, ancaman tersebut berubah dan berkembang. Dan jika Anda menyediakan layanan yang tidak diawasi, jika ini hanyalah bagian dari sistem yang berjalan dan tidak banyak berubah, maka Anda tidak tahu kapan serangan mulai berhasil. Mungkin bertahun-tahun kemudian Anda akan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres,” tuturnya saat paparan di hadapan media beberapa waktu lalu di Jakarta.

Teknologi deepfake (memanipulasi video dan audio dengan bantuan AI) saat ini sudah berkembang demikian pesat.  Saat ini masyarakat global sudah mencapai titik puncak revolusi identitas digital, di mana informasi seseorang direpresentasikan dalam berbagai cara digital, seperti dimasukkan dalam chip elektronik dan disimpan dalam server di suatu tempat. Meski demkian, representasi bukanlah orang itu sendiri. Versi digital dari seseorang adalah kunci untuk mendapatkan layanan digital.

“Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana cara membuktikan bahwa saya adalah pemilik identitas digital ini? Kita perlu membuktikan bahwa identitas tersebut adalah milik kita dan bukan orang lain yang berpura-pura menjadi saya saat sedang online. Dan ini adalah masalah yang sangat sulit untuk dipecahkan,” tutur Joe Palmer, Chief Innovation Officer dari perusahaan teknologi iProov pada acara temu media di Jakarta baru-baru ini.

Menurut Joe, ada banyak cara lain bagi orang untuk meniru seseorang sehingga satu-satunya cara yang benar untuk membuktikan bahwa seseorang adalah sesuai dengan siapa yang ia klaim adalah dengan biometrik.

“Karena biometrik pada dasarnya adalah Anda. Faktor warisan inilah yang memungkinkan saya mengatakan bahwa saya adalah versi digital ini. Karena ketika saya muncul dan saya membagikan SIM, KTP, dan paspor saya, seseorang akan melihatnya, mereka akan melihat fotonya, mereka akan melihat saya. Sebagai manusia, kita saling mengenali dari wajah, kita mencetak wajah di dokumen identitas. Jadi wajah adalah biometrik alami yang digunakan saat menyatakan bahwa Anda adalah sebuah identitas,” kata Joe yang juga mendemonstrasikan deepfake di depan media bersama VP Sales APAC dari iProov Milko Radotic.

Dengan adanya pandemi Covid 19, eKYC mengalami percepatan yang pesat. Dan Indonesia adalah salah satu pemimpin di dunia dalam hal persentase bank yang memiliki saluran digital, yang mana adopsi teknologinya sangat fantastis dan sangat pesat.

“Jadi bank biasanya akan bekerja sama dengan penyedia teknologi yang membantu bank menerapkan proses eKYC, yang biasanya mereka akan membaca nomor kartu telepon orang tersebut dan mengambil informasi darinya seperti tanggal lahir dan sebagainya. Lalu kami akan mengambil foto selfie orang tersebut untuk mengabadikannya. Dan kemudian kami akan mengirimkan gambarnya kepada mereka dan memeriksa dengan membuat perbandingan. Apakah orang dengan potongan nomor itu cocok dengan selfie yang baru saja diambil. Jika pihak bank mengatakan cocok, maka langkah berikutnya akan dilanjutkan oleh bank tersebut. Jadi, itulah proses yang sangat sederhana saat ini.”

Joe mengatakan bahwa bank tidak bisa menunggu seperempat bulan atau bahkan seminggu untuk merilis pembaruan.  Semua harus diubah secara real time atau sedekat mungkin dengannya.

“Saya pikir itulah perubahan besar yang akan kita lihat, menjalankan verifikasi biometrik sebagai layanan adalah proses yang mahal. Anda harus memiliki orang,  harus memiliki server yang harus dipantau, harus melatih ulang,. Secara keseluruhan kami memiliki tim yang sangat besar, dan kami yakin itulah satu-satunya cara agar Anda dapat menjaga keamanan di masa depan.”

Dengan adanya pandemi Covid 19, eKYC mengalami percepatan yang pesat, terutama dengan bank yang menawarkan hal tersebut untuk pembukaan rekening baru bagi pelanggannya.  Dan Indonesia adalah salah satu pemimpin di dunia dalam hal persentase bank yang memiliki saluran digital, yang mana adopsi teknologinya sangat fantastis dan sangat pesat.

“Data adalah raja dalam hal terkait tAI. Jika Anda ingin melatih algoritma AI yang canggih,  dapat membedakan satu hal dari hal lain, desain algoritme itu penting, namun data untuk melatihnya adalah yang paling penting. Jadi memiliki kumpulan data yang besar tentang apa yang asli dan palsu adalah hal yang paling penting. Jadi kita punya banyak sekali gambar palsu. Dan tentu saja, kami memiliki gambaran yang sangat bagus tentang seperti apa rupa orang sebenarnya. Jadi kita bisa melatih algoritma untuk membedakan keduanya,” tutupnya.

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penerima bantuan Gerobak Kuliner SIG pada acara Serah Terima Bantuan di Desa Rejosari, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat (18/10/2024).

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 09:28 WIB

Dorong Peningkatan Ekonomi Pedesaan, SIG Bantu Pengembangan Usaha Mikro dan Infrastruktur Pertanian di Kabupaten Gresik dan Lamongan

Jakarta– PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui program TJSL kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan melalui…

Koordinator Pengawasan Kawasan Industri dan Perumahan BPKP Joko Sutrisno selaku Ketua Tim Assessment (paling kiri), SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza (kedua dari kiri), VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto (kedua dari kanan), dan PGS SVP Risk Management Telkom Rini Fitriani (paling kanan)

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 09:04 WIB

Telkom Perkuat Praktik Keberlanjutan, Skor ESG Meningkat Signifikan hingga Raih Predikat Sangat Baik

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil mencapai peningkatan signifikan dalam penilaian ESG (Environmental, Social, and Governance) yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan…

Hewan ternak

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 06:39 WIB

Wabah SE di Bengkulu, Kementan Tingkatkan Upaya Pengendalian dan Pencegahan

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengintensifkan langkah pengendalian terhadap kasus penyakit Septicaemia Epizootica (SE), yang juga dikenal sebagai penyakit sapi ngorok, di Provinsi Bengkulu.…

LPPNU bersama BPDPKS serta GAPKI dan Ketua Umum PBNU resmikan Sawit masuk Pesantren

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 06:21 WIB

LPPNU Luncurkan Program Sawit Goes to Pesantren

Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) menyelenggarakan kegiatan Launching Program Sawit Goes to Pesantren untuk mengedukasi santri dan warga Nahdliyin terkait manfaat serta…

GIIAS Semarang tawarkan para pengunjung menikmati pengalaman menjajal kendaraan impiannya (test drive)

Jumat, 25 Oktober 2024 - 23:31 WIB

Sensasi Menjajal Kendaraan Impian di GIIAS Semarang 2024

Ajang pameran otomotif, GIIAS Semarang 2024, berhasil menarik antusiasme yang tinggi dari para pecinta otomotif di wilayah Jawa Tengah. Hingga hari kedua penyelenggaraannya, area test drive…