Profitable, Kemenperin: Perusahaan Jepang di Indonesia Nyatakan Siap untuk Ekspansi

Oleh : Hariyanto | Rabu, 20 Maret 2024 - 14:21 WIB

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sekitar 71,4% perusahaan terafiliasi dengan Jepang di Indonesia diharapkan “profitable” dalam hal pendapatan operasional pada tahun 2023. Ini merupakan persentase profitable tertinggi dari perusahaan-perusahaan Jepang di ASEAN. 

Hal tersebut merupakan hasil Survei Kondisi Bisnis Perusahaan-Perusahaan Jepang tahun 2023 yang dilakukan oleh Japan External Trade Organization (JETRO).

Selain itu, sebanyak 42,1% perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia menjawab bahwa perkiraan laba operasional pada tahun 2023 meningkat bila dibandingkan dengan survei tahun 2022. 

“Hal ini didorong oleh banyak perusahaan yang menyatakan adanya peningkatan demand dari pasar domestik,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Sebelumnya, Febri mendampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima pemaparan dari President Director JETRO Jakarta, Mr. Takahashi Masakazu mengenai hasil survei tahun 2023 tersebut. 

Dengan kondisi bisnis Indonesia yang positif, sekitar separuh perusahaan Jepang di Indonesia yang disurvei menyatakan keinginan untuk berekspansi bisnis dalam satu hingga dua tahun ke depan. Hasil survei menunjukkan, persentase ekspansi bisnis terus meningkat setelah era Covid-19, berbeda dengan kondisi di China yang terus menurun ekspansinya pada periode yang sama.

Sekitar 49.5% perusahaan Jepang di Indonesia merespons survei dengan menyatakan akan melakukan ekspansi. Persentase tersebut meningkat 1,7 poin dari survei tahun 2022. 

“Sebagai tambahan, hanya sekitar 4,2% perusahaan responden yang menyatakan akan melakukan pengurangan kapasitas maupun relokasi ke negara lain,” imbuh Febri.

Ekspansi kebutuhan pasar domestik merupakan alasan utama perusahaan melakukan ekspansi bisnis. JETRO menyampaikan, ekspektasi atas ekspansi kebutuhan pasar domestik di Indonesia lebih tinggi daripada ASEAN secara keseluruhan.

Perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia memandang beberapa faktor sebagai keuntungan berbisnis di Indonesia, antara lain ukuran pasar serta potensi pertumbuhan, biaya upah yang rendah, kemudahan rekrutmen staf lokal, kluster industri lokal yang dibentuk oleh perusahaan klien, serta stabilitas politik dan sosial. 

“Sedangkan beberapa hal yang masih dianggap sebagai faktor risiko teratas adalah meningkatnya labor cost, manajemen kebijakan dari pemerintah daerah yang kurang jelas, prosedur perpajakan yang menghabiskan waktu, sistem operasi hukum yang belum berkembang dan kurang jelas, serta prosedur administratif yang juga memakan waktu,” papar Febri.

Transformasi menuju Industri 4.0 juga tak luput dari fokus perusahaan Jepang di Indonesia. Sekitar 30% perusahaan menyatakan telah mengimplementasikan automasi di lini produksi, dan 70% dari perusahaan yang disurvei tertarik untuk melakukannya. 

Delapan puluh persen perusahaan menyatakan advancement of production lines and technologies dan peningkatan upah pekerja menjadi latar belakang melakukan automasi di Indonesia.

Sementara itu, lebih dari 70% perusahaan menyatakan telah mengimplementasikan atau mempertimbangkan inisiatif dekarbonisasi. Sebanyak 44,3% perusahaan menyatakan telah melakukan upaya dekarbonisasi, seperti pengurangan emisi Gas Rumah Kaca. Jumlah ini meningkat 8,6 persen dari survei tahun sebelumnya.

Febri menambahkan, optimisme perusahaan yang beroperasi di Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi nasional saat ini masih cukup tangguh. Penguatan ekonomi sejalan dengan kinerja positif dari industri manufaktur yang menjadi kontributor paling besar terhadap PDB nasional. 

“Kondisi inipun dirasakan oleh para pelaku industri yang beraktivitas di Indonesia. Kemenperin terus mendukung perusahaan manufaktur untuk mengembangkan bisnisnya dengan mengusahakan kebijakan-kebijakan yang strategis,” jelasnya.

Survei Kondisi Bisnis Perusahaan-Perusahaan Jepang bertujuan untuk memahami aktivitas bisnis terkini dari perusahaan terafiliasi dengan Jepang yang beroperasi di Asia dan Oceania. 

President Director JETRO Jakarta, Mr. Takahashi Masakazu menyampaikan, terdapat beberapa aktivitas yang dijalankan oleh JETRO untuk mendukung bisnis perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia. Salah satunya adalah dengan menggelar seminar terkait sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bersama PT. Sucofindo. 

“Fokus dari kegiatan utama ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai konsep penghitungan TKDN dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) kepada perusahaan agar dapat meningkatkan nilai TKDN produknya,” jelas Mr. Takahashi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Selly Veronica, Kaprodi Arsitektur President University

Jumat, 20 September 2024 - 21:57 WIB

Hebat! Prodi Arsitektur President University Presentasikan Tiga Paper di Simposium Kyoto Jepang

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Prodi Arsitektur President University. Meski baru seumur jagung, Prodi yang didirikan di tahun 2022 ini telah mampu unjuk diri dalam berbagai pentas…

Open Tournament Lomba Menembak Piala Panglima TNI berlangsung dari tanggal 20-22 September 2024 dan diikuti oleh TNI, Polri dan Sipil sebanyak 1.513 orang

Jumat, 20 September 2024 - 21:23 WIB

Kasau Resmi Buka Open Tournament Lomba Menembak Piala Panglima TNI 2024

(Puspen TNI) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mewakili Panglima TNI membuka secara resmi Open Tournament Lomba Menembak Piala Panglima TNI dalam rangka…

BRI insurance serahkan klaim nasabah unit BRI pasar Kutoarjo

Jumat, 20 September 2024 - 20:39 WIB

BRI Insurance Bersama BRI Serahkan Pembayaran Klaim Kepada Pedagang Pasar Kutoarjo

BRI Insurance (BRINS) bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyerahkan klaim asuransi kepada nasabah di Pasar Kutoarjo yang tertimpa musibah kebakaran pada Jumat,16 Agustsus 2024 lalu.

Purjono Agus Suhendro, pakar pemasaran dari Indonesia Marketing Strategy Consultant (IMSC)

Jumat, 20 September 2024 - 19:00 WIB

4 Penyebab Utama Kebangkrutan Tupperware Menurut Pakar Pemasaran Ini

Jakarta – Tupperware Brands Corporation (NYSE: TUP), sebelumnya bernama Tupperware Corporation, menambah daftar merek global legendaris yang akhirnya bangkrut menyusul Kodak di Jepang, Lehman…

Dalam waktu dekat, Hutama Karya akan melakukan penyesuaian tarif pada Tol Terpeka

Jumat, 20 September 2024 - 17:56 WIB

Lima Tahun Beroperasi, Hutama Karya Segera Berlakukan Tarif Baru Tol Terpeka

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan segera melakukan penyesuaian tarif pada Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, menyusul terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri…