Pelaku Industri Catat Ya! Kemenperin: Industri Wajib Berlokasi di Kawasan Industri

Oleh : Hariyanto | Kamis, 13 Oktober 2022 - 17:57 WIB

Seminar "Peluang dan Tantangan Smart-Eco Industrial Park Indonesia"
Seminar "Peluang dan Tantangan Smart-Eco Industrial Park Indonesia"

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan adalah salah satu topik utama yang dibahas dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di tahun 2022. Termasuk didalamnya pembahasan mengenai pengembangan industri Generasi 4 atau dikenal dengan Smart-Eco Industrial Park. 

Hal ini sesuai dengan perkembangan isu terkait smart industry yang menuntut industri untuk dapat memanfaatkan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0.
 
Menurut catatan dari Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), saat ini sekitar 5 persen dari total kawasan industri yang ada sedang berupaya untuk bertransformasi menuju Smart-Eco Industrial Park. Satu kawasan industri yang sudah bertransformasi berasal dari Banten, dua diantaranya dari Kota Batam dan empat lainnya dari Jawa Barat.
 
Transformasi kawasan industri menjadi Smart-Eco Industrial Park sendiri erat kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola standar. Maka akselerasi penerapan Smart-Eco Industrial Park mutlak diperlukan guna meningkatkan ekonomi, produktivitas, daya saing. efisiensi energi dan sumber daya, serta perbaikan lingkungan.
 
Dari segi ekonomi sendiri terlihat jelas Purchasing Management Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami peningkatan ekspansif di atas benchmark (50,0) dari 51,7 pada Agustus 2022 menjadi 53,7 pada September 2022. Index tersebut dapat menandakan perekonomian nasional sedang dalam keadaans dan berkembang.
 
Performa tersebut tentunya perlu didorong dengan pengembangan berkelanjutan agar PMI manufaktur di Indonesia semakin baik. Diantaranya dengan kawasan industri yang terus meningkatkan dan mengakomodasi standar-standar penyediaan infrastruktur kawasan yang berkelanjutan, penggunaan energi baru dan terbarukan, pengelolaan lingkungan seta tanggung jawab sosial dan pemberdayaan masyarakat atau dikenal dengan ESG (Environmental, Social, Govemance).

"Buat kami pada intinya sesuai dengan Peta Jalan Indonesia 4.0, Pemerintah berharap kita bisa terus meningkatkan iklim usaha terutama iklim usaha untuk kegiatan usaha kawasan industri," kata Eko S.A. Cahyanto, Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan Akses Industri Internasional Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dalam seminar "Peluang dan Tantangan Smart-Eco Industrial Park Indonesia" yang diadakan oleh HKI di Gedung Graha Sawala Kemenko Perekonomian.
 
"Sesuai dengan norma yang sudah diatur didalam Undang-undang No. 3 Tahun 2014 bahwa industri wajib berlokasi di kawasan industri, itu adalah norma dan pakem yang kami pegang sebagai Pembina, tidak hanya Pembina kawasan industri tapi juga Pembina industri untuk terus menjaga industri terutama yang baru untuk tetap berlokasi di kawasan industri" ungkap Eko.
 
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu disampaikan mengapa industri perlu berlokasi di kawasan industri. Pertama adalah kemudahan dalam melakukan pembinaan industri termasuk pengawasan dan pengendaliannya. Kedua, mendorong sustainability atau keberlanjutan agar kawasan industri bisa terus meningkatkan daya saingnya termasuk mengadopsi standar-standar keberlanjutan dan smart-eco industrial park sehingga dapat memberikan daya dukung lingkungan yang baik kepada industri. Yang terakhir, untuk mendorong adanya kawasan industri yang lebih banyak lagi sehingga tata ruangnya bisa terjaga.
 
Sebagai salah satu narasumber dari seminar tersebut, Abednego Purnomo selaku Ketua Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi HKI turut menyampaikan bahwa pada dasarnya yang dibutuhkan dalam transformasi smart-eco industrial park adalah infrastruktur kawasan yang sebaiknya sudah didesain dengan matang dari awal, serta menerapkan konsep sustainability dan agility dimana harus mempertimbangkan prospek dan tren industri kedepannya.
 
"Tren industri yang dinamis membuat kita harus selalu adaptif dan siaga untuk menghadapinya agar tidak tertinggal. Maka dari itu, persiapan teknologi infrastruktur yang matang sedari awal sangatlah diperlukan. Sehingga nantinya apabila sebuah kawasan industri hendak bertransformasi lagi maka semuanya sudah siap," katanya.
 
Hal itu juga sedang beliau implementasikan di kawasan yang dikambangkan sejak tahun 2020, Subang Smartpolitan - sebuah kota mandiri yang terintegrasi dan mengusung konsep smart & sustainable.
 
Pemerintah sangat mendukung para pengelola kawasan agar dapat segera bertransformasi menuju smart-eco industrial park. Hal ini tidak lain untuk terus menjaga daya saing antar kawasan industri, meningkatkan minat investor dalam berinvestasi di Indonesia yang berujung pada pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin positif.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…

PempekRoyal

Kamis, 25 April 2024 - 15:05 WIB

Siap Support Franchisee di Seluruh Indonesia, PempekRoyal Hadirkan Solusi Bisnis Makanan Tidak Tergantung Chef

Bisnis makanan seringkali mengalami kendala chef mengundurkan diri, dan ketika terjadi pergantian chef, rasa berbeda, maka jumlah konsumen menurun. Di luar itu, juga ada resiko membuang produk…

Dok. Kommo

Kamis, 25 April 2024 - 14:45 WIB

WhatsApp Chatbot dari Kommo: Hadir Karena Kesadaran akan Pentingnya Menghadirkan Solusi Fleksibel untuk Bisnis

Perubahan lanskap bisnis dewasa ini telah menuntut adaptasi yang cepat dari perusahaan-perusahaan di berbagai sektor. Dengan berkembangnya teknologi dan perubahan perilaku konsumen, bisnis tidak…