Akan Terjadi Kelangkaan Gandum dan Diperlukan Barang Pengganti?

Oleh : DR. Basuki Ranto, Anggota Dewan Pakar ICMI Dan Pemerhati Ekonomi Dan Bisnis | Minggu, 14 Agustus 2022 - 00:11 WIB

DR. Basuki Ranto
DR. Basuki Ranto

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Perang Ukraina-Rusia yang sudah berlangsung beberapa lama akan berdampak kepada dunia yaitu terkait kepada krisis pangan khususnya untuk gandum, termasuk di Indonesia yang akan berdampak terhadap kelangkaan gandum dan sudah barang tentu akan berpengaruh kepada harga komoditas yang berbahan baku gandum.

Hal ini sudah disadari sebelumnya bahwa krisis pangan akan terjadi ketika perang Ukraina-Rusia terus berlangsung dan tidak segera usai. Mengapa demikian karena Ukraina merupakan produsen terbesar dunia yang menjadi sumber pangan berbagai negara termasuk Indonesia. Karena perang maka terjadi hambatan pasok keseluruh negara tujuan eksport pangan dari Ukraina maupun Rusia.

Menurut berita yang dilansir dari detikcom ,  saat ini terdapat 180 juta ton gandum yang tidak bisa keluar, sehingga akan terjadi kelangkaan gandum.

Hal senada juga pernah disampaikan Menteri Keuangan beberapa waktu yang lalu yang menyebutkan bahwa tensi geopolitik Rusia dengan Ukraine yang meninggi juga menjadi sebuah tantangan karena mengakibatkan gejolak harga didunia yang akan terkait pula dengan akan timbul krisis pangan dan energi.

Hal tersebut tak dapat dihindari mengingat Rusia sebagai penghasil energi terbesar didunia. Sementara  Ukriana sebagai penghasil pangan terbesar dunia termasuk juga penghasil pupuk.

Hal ini yang akan menjadi tantangan Indonesia karena untuk energi dan pangan masih membutuhkan dari dua negara tersebut.

Dua hal ini pula yang menjadi perhatian Presiden Jokowidodo ketika melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina sebagai negara produsen energi dan pangan serta pupuk dunia untuk tetap terjamin supplainya ke Indonesia dan menghimbau agar perang segera diakhiri karena dampaknya kepada dunia.

Hal ini akan mengakibatkan harga mi instan akan naik hingga tiga kali lipat. Kabar kenaikan ini secara langsung disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Selanjutnya dikatakan bahwa kenaikan harga bisa saja terjadi karena bahan baku mi instan (gandum) sangat bergantung pada impor. Sebab sebagai mana diketahui, saat ini Rusia dan Ukraina merupakan negara penghasil gandum terbesar dunia.

Kedua negara menyuplai sekitar 30-40% dari kebutuhan gandum dunia. Dengan situasi perang saat ini, gandum menjadi langka karena pasokan terhambat.

Secara ekonomi terkait dengan penawaran dan  permintaan maka ketika terjadi kelangkaan gandum berarti penawaran sedikit sednagkan permontaan banyak, maka harga akan naik. Lebih lanjut  Menteri Pertanian menyampaikan dengan bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget sementara kita impor terus.

Melihat perkembangan situasi seperti ini maka pemerintah perlu mengambil sikap yang bijak dalam menghadapi krisis pangan ini .

Barang Penganti

Ada sebuah wacana barang substitusi untuk mengganti bahan baku untuk industri makanan berbahan gandum dengan Sorgum yang merupakan hasil pertanian di Indonesia yang secara proses bisa dijadikan barang substitusi gandum dengan memerlukan beberapa telaah lanjutan agar dapat diyakini bisa dijadikan pengganti kelangkaan gandum.

Sorgum adalah tanaman berbentuk biji-bijian sereal yang memiliki manfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, hingga bahan pangan.

Sorgum sebagai bahan pengganti gandum sudah disampaikan Presiden Jokowi di Kabupaten Subang Timur NTT beberapa waktu yang lalu ketika mengadakan kunjungan kerja ke daerah tersebut bersama masyarakat setempat.

Wacana penanaman sorgum dalam jumlah besar muncul setelah sembilan negara mengungumkan menyetop sementara ekspor gandum di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan rantai pasok pangan terganggu.

Sembilan negara yang menutup keran ekspor adalah Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina. Tersebab kondisi inilah Indonesia akhirnya mencari alternatif pengganti gandum bila stok komoditas itu terus menipis.

Berdasarkan data Statista, Indonesia merupakan negara pengonsumsi gandum peringkat ke-14 dunia pada 2021/2022, yaitu sebanyak 10,4 juta ton.

Oleh karenanya ketika gandum akan diganti dengan sorgum yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah lahan yang tersedia dan cocok untuk tanaman, luasan , waktu tanam, musim , kapasitas produksi dan kemampuan mensubstitusi kebutuhan gandum.

Hal lain yang perlu dikaji lebih lanjut adalah bahan gandum yang diganti dengan sorgun tersebut misalnya untuk mi instan apakah setelah menjadi produksi memenuhi dan cocok dengan cita rasa pengkonsumsi mi instan sebelumnya? Hal ini menjadi penting jangan sampai bahan pengganti ini setelah menjadi olahan jadi tidak memenuhi selera dan cita rasa masyarakat Indonesia, karena selama ini gandum merupakan bahan baku untuk makanan orang bule sehingga kesannya berkelas.

Terkait dengan hal tersebut perlu kiranya melakukan sosialisasi secara kolaboratif antara pemerintah dengan dunia usia dalam hal ini produsen makanan berbahan baku gandum untuk mendapatkan berbagai curah pendapat agar sorgun ini bisa disepakati untuk pengganti gandum, meskipun secara phisik sorgun serupa/mirip dengan gandum akan tetapi secara lebih detail diperlukan kebersamaan pemikiran.

Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disampaik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pertama: Perang Rusia-Ukraina akan memberikan dampak kepada dunia termasuk Indonesia terutama masalah energi, pangan dan pupuk.

Kedua: kekhawatiran akan terjadi krisis pangan terutama gandum, karena saat ini terdapat 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, sehingga akan memicu terjadinya kelangkaan gandum yang tentu saja akan mengganggu produsen makanan berbahan gandum.

Ketiga: kalau hal ini terjadi maka secara langsung akan berkait dengan kenaikan harga seperti yang telah disampaikan Menteri Pertanian bahwa dicontohkan mi instan yang merupakan makanan favorit masyarakat dan cepat hidang harganya akan naik menjadi tiga kali lipat dan ini beban kemahalan baru bagi masyarakat menengah bawah.

Keempat : adanya wacana barang substitusi sorgum sebagai bahan pengganti gandum merupakan langkah solutif, namun perlu didetailkan lebih lanjut mengenai berbagai hal dan sosialisasi secara kolaborativ dengan dunia usaha, mengingat Indonesia merupakan peringkat 14 dunia yang menggunakan gandum sebagai bahan baku industri makanan.

Kelima: semua tentu berharap agar perang Rusia-Ukraina tidak berkepanjangan dan segera berakhir agar tidak berdampak parah kepada dunia, sehingga diperlukan dialog intensif dari negara yang memiliki pengaruh dan peran PBB.

              

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dukung Penurunan Angka Stunting, ID FOOD Kembali Salurkan Bantuan Pangan Telur dan Daging Ayam di Sumatera Utara

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:33 WIB

Dukung Penurunan Angka Stunting, ID FOOD Kembali Salurkan Bantuan Pangan Telur dan Daging Ayam di Sumatera Utara

Kota Medan, Sumatera Utara – Holding BUMN Pangan ID FOOD terus menggenjot penyaluran bantuan pangan penanganan stunting tahap I tahun 2024 yang sudah mulai berjalan pada pertengahan Maret…

Mentan Amran Sulaiman

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:21 WIB

Mentan Amran Serahkan Total Alokasi Pupuk Subsidi 54 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara simbolis menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia sebesar Rp 28 triliun.

Petugas BNI memperlihatkan uang persediaan ke masyarakat

Kamis, 28 Maret 2024 - 19:16 WIB

Penuhi Kebutuhan Ramadan dan Lebaran, BNI Sediakan Uang Tunai Rp26,6 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen untuk mendukung kelancaran transaksi masyarakat dengan menyediakan dana tunai senilai Rp26,6 triliun selama Ramadan dan Hari Raya…

Ilustrasi tiket

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:49 WIB

Jangan Kelewatan, Ini 10 Tips Mendapatkan Tiket dan Voucher Belanja Online!

Berbelanja online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, menawarkan kemudahan, variasi produk, dan tentu saja, kesempatan untuk menghemat uang melalui tiket dan voucher serta…

Renos

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:36 WIB

Cari Furnitur dan Elektronik Rumah yang Murah? Datang ke Event Renos Gebyar Ramadhan Saja!

Di era yang serba cepat ini, mencari furnitur dan elektronik untuk rumah tidak lagi memerlukan waktu dan usaha yang banyak. Mulai dari mencari furnitur untuk kamar hingga elektronik rumahan…