Dedi Mulyadi Ingatkan Jangan Terbuai Hasil Survei Lembaga Survei

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 30 Juni 2018 - 07:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Bandung- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi yang maju dalam kontestasi di Pilgub Jawa Barat 2018 sebagai calon wakil gubernur mendampingi Deddy Mizwar menyatakan dirinya mengambil sejumlah pelajaran dari pesta demokrasi, salah satunya jangan terbuai hasil survei.

"Ke depan harus semakin hati-hati, jangan terlalu terbuai dengan hasil elektabilitas yang tinggi dari survei, kita belajar dari Pilgub Jawa Barat," kata Dedi Mulyadi, usai memberikan bantuan kursi roda elektrik kepada dua orang warga disabilitas di Kota Bandung, Jumat.

Dirinya juga mendapatkan pelajaran lain dari hasil kontestasi Pilgub Jawa Barat, yakni untuk menang dalam kontestasi tersebut tidak hanya butuh "citra" yang positif namun juga harus memperhitungkan faktor "infanteri".

"Analisis saya dari Pilgub Jabar kemarin bahwa untuk menang selain faktor citra juga infanteri. Infanteri ada pasukan daratnya, jadi memang tidak cukup bergabung di citra saja," kata dia kepada awak media.

Selain itu, ia juga mengakui bahwa tanda pagar #2019GantiPresiden menjadi efek luar biasa yang membuat Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu melejit suaranya.

Menurutt dia, lewat kampanye tersebut membuat suara dirinya bersama Deddy Mizwar di Pilgub Jawa Barat tergerus banyak padahal hasil sejumlah lembaga survei menyatakan elektabilitas dirinya dan Deddy Mizwar menempati posisi yang tinggi.

"Jadi Partai Demokrat itu tidak sejalan dengan pilihan Golkar yang mendukung Jokowi sebagai Presiden. Saya dan Deddy Mizwar berbeda, tapi Deddy Mizwar yang basis pemilihnya sama dengan PKS suaranya tergerus. Bekasi, Depok, Bogor itu tergerus 15 persen," katanya pula.

Dedi menuturkan kampanye hastag tersebut akan disikapi pihaknya dengan sejumlah langkah, mengingat agenda Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 Ia menambahkan dampak dari #2019GantiPresiden membuat elektabilitas dan popularitas Sudrajat-Syaikhu terlihat menanjak dari angka di bawah satu persen, lalu terus merangkak ke atas angka 10 persen.

"Hal itu kenaikan yang luar biasa, seminggu sebelum Lebaran mereka terus naik," katanya lagi.