INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) optimis industri batubara Indonesia masih memiliki prospek yang baik mengingat adanya komitmen pemerintah untuk membangun kelistrikan nasional. 

“Mengingat pentingnya peran batubara sebagai sumber energi yang dominan ditambah dengan adanya komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur kelistrikan,” kata Direktur Utama, Benny Wirawansa, Senin (14/5/2018).

Pada 2018, pemerintah mengeluarkan kebijakan penetapan harga batubara acuan (HBA) tertinggi khusus untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri. 

“Sebagai salah satu yang terkena dampak dari peraturan tersebut, perseroan berharap agar dapat tercapai kesepakatan yang menguntungkan pelaku industri maupun pemerintah,” tambahnya.

Bagi industri batubara, tahun lalu diwarnai oleh fluktuasi harga setelah terjadinya peningkatan yang cukup signifikan di tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan dinamika keseimbangan permintaan dan pasokan batubara global.

Perseroan membukukan pendapatan pada 2017 sebesar Rp1,538 triliun atau turun 30,7% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya pendapatan dari penjualan batubara akibat faktor cuaca yang tidak mendukung serta penurunan pendapatan PLTU sehubungan dengan adanya perbaikan peralatan utama.

Perseroan mencatatkan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas sebesar Rp1,577 triliun pasa 2017 atau melonjak signifikan dari tahun sebelumnya hanya Rp563,9 miliar.