Exxonmobil Indonesia: Blok Cepu Berpotensi Sumbang Pemasukan Negara US$44 Miliar

Oleh : Hariyanto | Senin, 21 Agustus 2017 - 11:16 WIB

INDUSTRY.co.id , Cepu - Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS), Exxonmobil Indonesia menyatakan, blok Cepu Bojonegoro, Jawa Timur berpotensi memberikan pemasukan bagi negara sebesar US$ 44 miliar hingga kontrak berakhir pada 2035 mendatang.

"Ini dengan asumsi harga minyak US$ 50 per barel," kata Vice President Public and Government Affairs Exxonmobil Indonesia Erwin Maryoto dalam temu media di Cepu, Sabtu (19/8/2017).

Menurut Erwin, produksi minyak lapangan Banyu Urip sudah meningkat di atas 200.000 barel per hari (bph). Angka ini setara dengan 25% dari produksi minyak nasional. Melihat potensinya yang masih bisa ditingkatkan, maka produksi lapangan ini ditargetkan rata-rata 201.600 barel per hari.

Erwin mengungkapkan, lapangan Banyu Urip memiliki cadangan 729 juta barel atau naik 60% dari proyeksi sebelumnya. Lapangan ini juga memiliki 15 sumur injeksi dan 30 sumur pemboran.

Selain minyak, lapangan Banyu Urip juga menghasilkan gas untuk generator di fasilitas unit pengolahan utama (Central Processing Facility/CPF). Selain itu, lapangan ini memiliki gedung perkantoran terintegrasi dan waduk berkapasitas 2,5 juta meter kubik. "Gas untuk konsumsi sendiri seperti pemakaian generator," jelasnya.

Adapun biaya produksi pengolahan minyak (cost production) di lapangan Banyu Urip blok Cepu, terbilang sangat rendah yakni US$ 2,4 per barel. Jika menghitung biaya depresiasi mencapai US$ 9 per barel masih jauh lebih murah dari rata-rata biaya produksi minyak nasional sekitar US$ 18 barel per hari.

"Biaya mengangkat minyak di lapangan Banyu Urip sekitar US$ 2,4 per barel. Kalau dimasukkan depresiasi hanya US$ 9 per barel, masih di bawah US$ 10 per barel. Ini sangat efisien," kata

Rendahnya biaya produksi di lapangan Banyu Urip tak lepas dari primary data dimana lapangan ini tergolong baru sehingga untuk menghasilkan minyak tidak sesulit lapangan-lapangan tua. Selain itu, didukung teknologi serta kondisi sumur yang berdekatan dalam satu lapangan, sehingga menekan biaya produksi.

Erwin mengatakan, lapangan Banyu Urip bok Cepu hanya memiliki 500 karyawan dimana 99,4% adalah pegawai lokal, dan sebagian kecil saja ekspaktriat.