Menperin Agus Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia 'Have Fun' Pakai Batik
Oleh : Ridwan | Rabu, 06 Oktober 2021 - 16:20 WIB

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
INDUSTRY.co.id - Yogyakarta - Tradisi memakai batik harus terus digalakkan sebagai wujud penghormatan terhadap kearifan lokal, kecintaan terhadap produk dalam negeri, sekaligus keberpihakan terhadap para pelaku industri kecil.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan berbagai kegiatan pendidikan, pengembangan desain, serta promosi untuk mendukung pertumbuhan dan regenerasi industri batik di Indonesia sehingga memiliki daya saing global dan makin menguasai pasar.
"Dalam berbagai kesempatan berkunjung ke berbagai daerah, oleh-oleh yang saya cari adalah kain batik lokal. Saya pun memiliki baju-baju batik dengan beragam jenis, misalnya batik Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Lasem, Cirebon, atau Tasik. Terakhir, pada kunjungan ke Papua, saya juga menyempatkan diri mencari batik," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021 di Yogyakarta, Rabu (6/10).
Menperin berpesan kepada masyarakat untuk have fun atau menikmati menggunakan batik karena batik memiliki nilai seni tinggi, sehingga sangat fashionable untuk digunakan dalam berbagai acara atau kegiatan baik resmi maupun kasual.
“Harus dicamkan kalau memakai batik itu asyik, memakai batik itu keren. Sehingga ada makna dan manfaat besar dalam kebiasaan menggunakan batik, baik dari aspek fashion, aspek sosial budaya, maupun aspek ekonomi," jelas Menperin.
Menurutnya, untuk menjadi market leader produk batik, banyak agenda yang bisa dilakukan, salah satunya melalui promosi. Dengan kerja sama intensif seluruh stakeholders, seperti KADIN Indonesia, Dekranas, Yayasan Batik Indonesia, dan para pelaku usaha, kita bisa mengeksplorasi promosi batik di kota-kota pusat mode dunia, seperti New York, Paris, dan London,
Pasalnya, batik Indonesia merupakan warisan budaya tak benda atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity yang telah diakui UNESCO pada 2021. Namun demikian, beberapa negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Malaysia secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor.
"Mereka terus mengembangkan mesin batik printing yang semakin canggih, termasuk meniru desain dan corak batik Indonesia, dengan tujuan merebut pasar-pasar yang selama ini diisi oleh batik Indonesia, bahkan pasar di dalam negeri kita," terang Agus.
Selain tantangan produk impor, industri batik juga mengalami kekurangan SDM terampil yang memiliki kemampuan desain, karena kebanyakan pembatik telah berusia lanjut. Padahal, SDM yang mampu mengembangkan kemampuan desain sangat penting bagi industri batik.
"Perlu ada upaya serius untuk mempercepat proses regenerasi seni batik tulis. Misalnya dengan menumbuhkan minat dan keterampilan generasi muda untuk terjun ke industri batik," jelas Menperin.
Industri batik merupakan salah satu sektor yang selama ini memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, termasuk yang banyak membuka lapangan kerja. Sektor ini didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 200 ribu orang dari 47 ribu unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia.
Menurut Menperin, industri batik mendapat prioritas pengembangan karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Industri batik kita mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan produknya telah diminati pasar global,” ungkapnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, capaian ekspor batik pada tahun 2020 mencapai USD532,7 juta, dan selama periode triwulan I tahun 2021 mampu menembus USD157,8 juta.
“Kami meyakini, bahwa kelestarian batik sebagai budaya, bahkan sebagai identitas bangsa Indonesia, berhubungan sangat erat dengan kehadiran industri batik itu sendiri. Industri batik dalam negeri semakin berdaya saing dan mampu menghasilkan batik-batik yang diminati pasar, dengan harga yang terjangkau di setiap tingkatan pangsa pasar, serta dengan profit yang baik untuk pelaku usahanya,” papar Menperin.
Baca Juga
Pan Brothers Tingkatkan Modal Dasar Jadi Rp647,5 Miliar
Kemenperin Siap Fasilitasi Usulan Pengusaha Tekstil Sesuaikan Tarif…
Bahaya! Fenomena Thrift Shooping Pakaian Bekas Ancam Industri Tekstil…
TRIS Catatkan Kenaikan Penjualan Ekspor Sebesar 58,7% YoY di Kuartal…
Ekspansi BELL, Perluas Jaringan Hingga 10 Titik Penjualan
Industri Hari Ini

Jumat, 01 Juli 2022 - 12:10 WIB
Resmikan Fasilitas Produksi PT STI, Menteri Bahlil Minta Ruang untuk Anak-anak Daerah jadi Tuan Rumah
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia hadir dalam Peresmian Fasilitas Produksi PT Smoore Technology Indonesia (STI) yang berlokasi di Kabupaten Malang.

Jumat, 01 Juli 2022 - 12:09 WIB
Kabar Duka Cita, Menpan RB Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo meninggal dunia, Jumat (1/7/2022). Tjahjo Kumolo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta…
Jumat, 01 Juli 2022 - 11:17 WIB
DPR Sahkan 3 UU Provinsi Baru, Puan, Jaminan Hak Rakyat Papua dalam Pemerataan Pembangunan
Jakarta-Rapat Paripurna DPR RI menyetujui 3 Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait provinsi baru Papua atau DOB (Daerah Otonomi Baru) Papua. Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengatakan, dukungan…

Jumat, 01 Juli 2022 - 11:05 WIB
Tahun 2022-2023, Kementerian PUPR Perbanyak Program Pembinaan Tenaga Kerja Konstruksi Vokasional
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi terus melakukan pelatihan dan sertifikasi pada tenaga kerja konstruksi guna meningkatkan kompetensi…

Jumat, 01 Juli 2022 - 11:05 WIB
Sah! KSP Indosurya Berstatus Koperasi dalam Pengawasan Khusus
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) akan menetapkan KSP Indosurya dalam status Koperasi Dalam Pengawasan Khusus menyusul belum tuntasnya proses pembayaran kewajiban terhadap anggota serta…
Komentar Berita