Selamatkan Industri TPT Nasional, Ini Usul Pengusaha...

Oleh : Ridwan | Sabtu, 14 Agustus 2021 - 09:00 WIB

Produksi tekstil (vov5)
Produksi tekstil (vov5)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industri tekstil dalam negeri mengalami keterpurukan sejak awal pandemi COVID-19. Pembatasan kegiatan masyarakat dan importasi produk jadi tekstil dan produk tekstil (TPT) membuat industri tekstil mengalami penurunan kinerja.

Selain itu, pola konsumsi dalam negeri yang ketergantungan pada produk impor sangat berdampak pada industri hilir TPT.

Ketua Umum Indonesia Fashion Chambers (IFC) Ali Charisma mengatakan bahwa masih banyak brand luar yang menguasai pasar dalam negeri. Masyarakat juga masih memilih belanja brand internasional dibandingkan lokal.

"Bahkan sudah ada brand luar yang terinspirasi dengan budaya Indonesia namun porsinya masih sangat kecil. Produk UKM fashion juga kurang diminati oleh pasar global," kata Ali dalam diskusi virtual, kemarin.

Ali pun memberikan solusi bahwa UKM fashion dapat berkolaborasi dengan industri besar untuk mendapatkan bahan baku lokal. Selain itu, pembuatan brand fashion berbasis budaya akan menjadi kekuatan bagi fashion Indonesia.

"Kita bisa mulai dari satu titik target pasar yaitu pasar kelas menengah. Kampanye dengan menggunakan produk dalam negeri pun juga harus dijelaskan kepada publik. Dengan kekuatan brand yang berbasis wastra Indonesia akan menarik pasar ekspor," ujar Ali.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Ravi Shankar mengatakan bahwa perubahan konsumsi serat di Indonesia bergeser ke pengunaan serat sintetik seperti poliester dan rayon. Pergeseran ini dikarenakan adanya penurunan konsumsi serat kapas yang didapatkan melalui impor.

"Indonesia memiliki peluang besar untuk mensubtitusi kapas karena kita penghasil terbesar serat sintetik. Hal ini akan menaikan neraca perdagangan kearah yang lebih positif. Kita juga perlu memproteksi pasar dalam negeri karena populasi Indonesia sangat besar dan didominasi kaum muda yang sadar fashion,"
ucap Ravi.

Ravi mengusulkan adanya prioritas produk domestik sebagai penyangga kebutuhan nasional dan adanya perlakuan khusus bagi industri yang melakukan pertambahan nilai. Adanya insentif lebih bagi produk yang mensuplai kebutuhan dalam negeri akan menumbuhkan industri tekstil nasional.

"Selain itu, Indonesia perlu adanya pengawasan ketat terhadap produk impor dan melakukan subtitusi impor sebanyak mungkin. Kita juga merekomendasikan adanya kawasan industri tekstil untuk adanya efisiensi logistik dengan pembangunan klaster industri. Pengembangan teknologi dan produk akan menciptakan permintaan baru bagi pasar lokal," ucapnya.

Sementara itu, Direktur PT. Asia Pacific Rayon Basrie Kamba menambahkan bahwa rantai pasok industri dalam negeri ini sudah tersedia lengkap dari hulu hingga hilir. Bahkan bahan baku lokal ini juga banyak digunakan oleh desainer dan UKM di Indonesia.

Basrie juga menyebutkan tantangan yang akan dihadapi oleh industri dalam negeri seperti harga, desain dan kualitas produk yang harus bersaing dengan produk-produk luar.

"Kita juga perlu membuat pilot project dengan gerakan kolaborasi antar lini di industri TPT hingga UKM dengan memaksimalkan bahan baku lokal dan mengutamakan kualitas, desain, hingga harga. Pemerintah dapat manfaatkan kebutuhan belanja pemerintah seperti pengadaan pakaian dinas pegawai di instansi pemerintahan," ucap Basrie.

Dia juga mencontohkan negara India yang beralih pada pasar dalam negerinya untuk dimanfaatkan industri lokalnya agar dapat tumbuh selama pandemi.

"Tidak hanya India, Vietnam juga memproteksi pasar dalam negerinya agar industri lokalnya dapat tumbuh. Harapannya optimalisasi pasar domestik dengan kebijakan fair trade dapat dilakukan juga oleh Indonesia," ujar Basrie.

Optimalisasi sumber daya lokal dan konsumsi domestik membutuhkan dukungan berupa ekosistem industri tekstil yang terintegrasi dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.

"Diperlukan sistem yang mampu menghubungkan para pelaku di industri yang menjadi penopang ekonomi Indonesia. Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha dapat saling bertukar informasi, memberikan edukasi, dan menghasilkan produk yang mampu menjawab kebutuhan pasar, baik nasional maupun global," kata Sri Aditia, Site Director PT South Pacific Viscose (Lenzing Group).

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tesktil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan, industri TPT menjadi salah satu industri yang sangat terpukul dengan adanya pandemi COVID-19. Bahkan, laju pertumbuhan TPT mengalami penurunan hingga minus 4,54 persen.

Selain iti, tambah Khayam, kontribusi industri padat karya yang masuk dalam katagori industri strategis nasional ini pun menurun menjadi 6,07 persen.

Meski begitu, Khayam mengaku tetap optimistis TPT nasional dapat kembali pulih dari tekanan dan dampak pandemi COVID-19.

"Beberapa industri yang berdampak cukup berat adalah industri TPT yang ditandai dengan laju pertumbuhannya yang masih minus di angka 4,54 persen," katanya.

Menurutnya, industri TPT dapat segera pulih jika pandemi mulai dapat teratasi di Tanah Air. Hal ini didasarkan pada kinerja industri TPT di kuartal II tahun 2021 yang meningkat sebesar 0,84 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Dari sisi ekspor dan investasi TPT juga terus mengalami pertumbuhan. Khayam mengatakan tercatat ekspor TPT dari Januari hingga Juni 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 13 persen, menjadi USD 5,87 miliar.

"Dari sisi investasi juga mengalami pertumbuhan yang baik. Dengan nilai investasi Rp3,5 triliun atau mengalami kenaikan 27 persen," ucapnya.

Dengan besarnya potensi industri TPT, kata Khayam, pemerintah menetapkannya sebagai salah satu industri strategis nasional. Selain mampu menyumbangkan devisa yang cukup banyak, TPT juga dapat manyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

"Industri ini menjadi penghasil devisa dengan perkiraan nilai ekspor tahun 2020 10,55 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja 3,43 juta orang," tutupnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…