Ya Ampun! Pandemi Belum Berakhir Muncul Strain B.1.1.7, IDI: Mutan Ini Menular 70% Lebih Cepat dari Corona! Warga Harap Waspada

Oleh : Candra Mata | Kamis, 04 Maret 2021 - 14:20 WIB

Wakil Ketua Satgas IDI, Prof Zubairi Djoerbn
Wakil Ketua Satgas IDI, Prof Zubairi Djoerbn

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Prof Zubairi Djarboen ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan kabar terbaru terkait perkembangan kasus varian baru bernama Strain B.1.1.7 yang telah masuk ke Indonesia.

"Banyak yang mengira dengan turunnya kasus (Covid-19), pandemi hampir berakhir. Belum. Jenis korona lama memang berkurang. Tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia," ungkapnya seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id dari keterangan resminya yang diunggah di Twitter @zubairidjarboen pada Kamis (4/3/2021).

Dijelaskannya, varian B.1.1.7 ini berbeda dengan virus asli sebelumnya. Dimana mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. 

"Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," ujar Prof Zubairi.

Dikatakan selanjutnya, B.1.1.7 ini juga amat berbahaya karena lebih menular dan bisa membebani kapasitas rumah sakit.

"Iya. Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya, jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak," ungkap Prof Zubairi.

Lalu dikatakannya, apakah saya ada gambaran seberapa cepat orang akan terpapar B.1.1.7?

Yang jelas, menurutnya mutan ini berkembang biak lebih banyak saat numpang hidup di saluran napas manusia. Sehingga, virus ini muncul dengan jumlah lebih banyak juga. 

"Hal itu yang menyebabkan penularannya lebih cepat," jelasnya.

Ia juga menjelaskan soal mutasi apa yang paling banyak ditemukan di Indonesia.

Menurut Prof Zubairi, yang beredar di sini dan banyak negara lain adalah D614G. Mutan yang ditemukan pada awal 2020. 

"Pertama kan virus ini dari Wuhan, kemudian bermutasi jadi D614G, lalu muncul B.1.1.7 dan varian yang ada di Afsel," ujarnya.

Lantas, Ia juga memberikan contoh bukti mutan B.1.1.7 bisa menular lebih cepat.

"Lihat Inggris. Beberapa bulan terakhir penularannya lebih cepat 70 persen. Tapi, ketika sudah banyak yang divaksinasi, maka angka kasus di sana menurun cukup signifikan. Bisa dicek," imbuhnya.

Kemudian terkait apakah strain ini berpengaruh terhadap vaksinasi yang sedang berjalan?

Ia menyatakan, kalau di Inggris vaksinnya terbukti efektif menangkal varian itu. 

"Mereka memakai Pfizer. Bagaimana Indonesia? Belum ada bukti Sinovac bisa menangkal B.1.1.7. Kita tunggu saja bukti ilmiahnya," paparnya.

Namun demikian, Ia juga meminta agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu panik terhadap varian baru B.1.1.7.

"Khawatir perlu, tapi jangan panik. Saya yakin kesadaran masyarakat kita terhadap prokes makin tinggi," ucapnya.

"Saya optimistis dan tidak bermaksud menebar ketakutan. Saya menyampaikan ini agar kita waspada. Tidak bermaksud bikin takut," sambung Prof Zubairi.

Mengakhiri keterangannya, Prof Zubairi menegaskan bahwa strain ini masih bisa terdeteksi di swab test PCR.

"PCR tetap bisa. Tapi kalau tes-tes Covid-19 yang belum ad bukti ilmiahnya, ya saya tidak tahu.Terima kasih" pungkas Prof Zubairi Djarboen.

Hingga berita ini dibuat, unggahan Prof Zubairi tersebut telah menuai perhatian dan komentar beragam dari masyarakat.

"Katanya di temuin di karawang ya 2 orang,kebetulan saya deket sama kampung nya. Saya sekeluarga sama beberapa org sakit panas 5 hari naik turun ,batuk,tulang linu sama gk nyium bau sampe 1 minggu.tapi di antigen negatif,antigen akurat gak sih?saya masih takut nular," ucap Dewi.

"Mutasi pada virus adalah hal yg "lumrah", namanya jg virus, memiliki genetik paling sederhana, jd paling mudah berubah. Sementara ini B117 diketahui meningkat penularannya, utk tingkat mematikannya belum diketahui. Tetap hidup sehat dan pakai masker," kata Angga Putra.

"Jgn terlalu dipikirin, yg penting divaksin, 3M dan happy.," tandas Robert Teguh.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 19 April 2024 - 09:55 WIB

Menperin Agus Bicara 'Blak-blakan' Soal Investasi Menggirukan Apple di Tanah Air

Indonesia tengah mendorong komitmen investasi dari Apple Inc. untuk menanamkan investasi di Tanah Air. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut hadir mendampingi…

Bluetooth Speaker Partymax Lengkap dengan Teknologi TWS

Jumat, 19 April 2024 - 09:45 WIB

Teman Setia di Momen Berharga: Bluetooth Speaker Partymax Lengkap dengan Teknologi TWS

Di era di mana musik dan hiburan bergerak dinamis dan gaya hidup yang makin modern, hal ini telah mengubah cara kita dalam menikmati musik dan memanfaatkan speaker dalam kegiatan sehari-hari…

Wadan Kormar Terima Kunjungan Kerja Komandan Grup C Paspampres

Jumat, 19 April 2024 - 07:40 WIB

Wadan Kormar Terima Kunjungan Kerja Komandan Grup C Paspampres

Dalam rangka membangun komunikasi serta sinergitas, Wakil Komandan Korps Marinir (Wadan Kormar) Brigjen TNI (Mar) Suherlan, menerima kunjungan kerja Komanda Grup C Pasukan Pengamanan Presiden…

Trans Papua Segera Dibangun, Konsorsiun HK-HKI Menangkan Lelang

Jumat, 19 April 2024 - 06:58 WIB

Trans Papua Segera Dibangun, Konsorsiun HK-HKI Menangkan Lelang

Menutup Triwulan I Tahun 2024, Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) ditunjuk sebagai pemenang lelang Pembangunan Jalan Trans Papua ruas…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Terima Audiensi Ketua Komnas HAM

Jumat, 19 April 2024 - 06:04 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Terima Audiensi Ketua Komnas HAM

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menerima Audiensi Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro yang didampingi Komisioner/Koordinator Bidang Penegakan HAM Uli Parulian Sihombing, Komisioner…