Koperasi Warteg Nusantara Beberkan Strategi dengan Gandeng Digikopin

Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 27 Februari 2021 - 08:44 WIB

Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Mukroni, dan Wakil Ketua Komunitas Warteg Nusantara, H. Mulyadi, dalam acara pembukaan secara resmi Rumah Makan Padang Mustika Jaya di Jln. Mampang Prapatan, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2021).
Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Mukroni, dan Wakil Ketua Komunitas Warteg Nusantara, H. Mulyadi, dalam acara pembukaan secara resmi Rumah Makan Padang Mustika Jaya di Jln. Mampang Prapatan, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2021).

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Kondisi keterpurukan akibat pandemi Covid-19 tidak membuat Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) mati akal dan mati langkah. Koperasi yang berdiri sejak tahun 2011 itu justru menjadikan pandemi Covid-19 dan kemajuan industri 4.0 sebagai momentum untuk mentransformasi warteg anggotanya agar bisa ‘naik kelas’. Hal itu diungkapkan Ketua Kowantara Mukroni dalam pertemuan dengan PT Digikop baru-baru ini.

Menurut Mukroni, para pelaku usaha warteg benar-benar terpukul oleh pandemi Covid-19 sehingga sebagian besar angkat tangan dan pulang kampung dalam satu tahun ini. Di satu sisi, pengunjung atau konsumen menurun dratis, sementara di sisi lain para pelaku warteg harus  membayar tempat sewa usaha yang sudah habis masa kontraknya.  

“Tahun 2020 lalu saja, sekitar 30% yang gulung tikar dari sekitar 35 ribu warteg se-Jabodetabek. Masalah makin krusial di tahun 2021 karena masa sewa tempat usaha sudah selesai. Jadi, bakal semakin banyak warteg yang gulung tikar tahun 2021 karena kesulitan membayar tempat sewa usaha,” ujar Mukroni.

Karena itulah, Kowantara terus berusaha mencari jalan agar bisa membantu ‘menyelamatkan’ ribuan warteg anggotanya. Saat ini, kata Mukroni, tercatat 10.000 warteg yang menjadi anggota Kowantara yang terhimpun di bawah 11 Korwil di Jakarta. Mukroni menyebut, setidaknya ada tiga jurus atau strategi  yang dilakukan Kowantara untuk mentransformasi warteg anggotanya. 

Jurus pertama, mendorong pengurus Kowantara membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang mencakup beberapa jenis usaha makanan seperti warteg, rumah makan padang, bakso, dan sate. Mukroni menjelaskan, gagasan pembentukan KUBE ini mendapat respons positif dari pengurus Kowantara sehingga pertumbuhannya relatif cepat. 

“Faktor kebersamaan menjadi kekuatan kami. Sejak dicanangkan 3 bulan lalu, saat ini sudah ada KUBE di empat tempat yaitu  Warteg Mustika Jaya di Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Bakso Mustika Jaya di Kemayoran (Jakarta Pusat), Sate Tegal Mustika Jaya (Bekasi), dan Rumah Makan Padang Mustika Jaya di Mampang Prapatan (Jakarta Selatan),” Mukroni memaparkan.

Warteg ‘Digital’ Modern

Jurus kedua, modernisasi desain tempat usaha dan pelayanan kebersihan serta kesehatan makanan melalui program WKB atau Warteg Kowantara Berseri. Mukroni menjelaskan, performa warteg WKB menyangkut standar desain ruangan tempat makan serta aspek kebersihan dan kesehatan makanan.  Bagaimana warteg-warteg anggota kami bisa keluar dari citra warteg yang selama ini dinilai kotor, banyak lalat dan kucing, lauk basi, dan lain sebagainya.

“Berseri artinya bersih, sehat, dan mandiri. Itu misi kami. Sebab, tuntutan konsumen akan warteg yang bersih dan nyaman semakin tinggi di era pandemi Covid-19. WKB ‘mandiri’ artinya warteg lebih efisien dan menguntungkan serta berkelanjutan karena kebutuhan bahan makanan langsung dari produsen (petani) melalui distribution center yang dikelola Kowantara,” papar Mukroni. 

Dijelaskan, Kami juga ingin tempat usaha anggota naik kelas dengan mengupgrade tempat usaha yang sudah ada. Caranya, kami akan mengajak anggota yang memiliki dana lebih untuk berinvestasi di warteg yang butuh dan mau tempat usahanya di-upgrade. Dalam hal ini, kami akan terapkan sistem profit sharing,” ujar Mukroni. 

Selain mengup-grade tata ruang serta aspek kebersihan dan kesehatan, Kowantara juga berencana warteg anggota yang di-upgrade dilengkapi usaha lain seperti menjadi agen PPOB. “Dalam hal ini, kami akan dibantu oleh aplikasi Digikopin sehingga warteg lebih dari sekadar tempat makan,” kata Mukroni.

 

Jurus ketiga, mentransformasi manajemen bisnis pelaku usaha warteg dengan menggandeng PT Digikop yang memiliki beberapa aplikasi untuk meningkatkan efisiensi dan mendatangkan nilai tambah bagi para pelaku usaha warteg. Sebagai badan usaha bersama berasaskan semangat kekeluargaan, Mukroni meyakini ribuan anggotanya mampu bangkit dari keterpurukan karena memiliki kekuatan berupa nilai-nilai dan prinsip kerja koperasi.  

“Kondisi serba susah akibat Covid-19 di tengah arus ekonomi digital saat ini sangat menantang kami. Kami harus bisa mencari jalan agar warteg anggota tetap eksis dan maju. Kami banyak berharap, rencana kerjasama dengan PT Digikop bisa membantu Kowantara dan para anggotanya. Selain digitalisasi sistem dan manajemen usaha, kami berharap kerjasama ini bisa berkembang ke usaha-usaha lain yang lebih memberdayakan anggota kami,” ujar Mukroni.

Dirut PT Digikop Nurlia Nafusa menyambut baik rencana Kowantara memodernisasi manajemen dan bisnis pelaku usaha warteg. “Kami siap mendukung cita-cita Kowantara untuk membantu usaha para anggotanya di masa pandemi Covid-19 ini. Kami memiliki empat aplikasi yang akan mengakomodir kebutuhan Kowantara dan para anggotanya,” ujar Nurlia.

Ada beberapa manfaat bisa diraih dari kerjasama ini. Pertama, digitalisasi mendukung konsolidasi keanggotaan Kowantara sekaligus penataan sistem keuangan pelaku usaha warteg. 

“Dengan sistem pendataan secara digital, pendataan ulang anggota Kowantara akan lebih terstruktur dan mempermudah program  - program Kowantara untuk mencapai sasaran secara tepat dan murah kepada anggota. Selain itu, setiap warung akan mempunyai pencatatan transaksi yang lebih baik dan terhubung  ke sistem pembayaran yang ada, yang mempermudah metode pembayaran di warung - warung anggota Kowantara,” Nurlia menjelaskan.

Manfaat kedua, pengembangan bisnis anggota. Salah satu bisnis tambahan yang ditawarkan ialah warteg anggota menjadi agen PPOB. “Kami juga akan menawarkan kepada Kowantara agar para pelaku usaha warteg mau mengembangkan usaha tambahan seperti menjadi agen PPOB. Pelayan warteg bisa menawarkan para tamu ribuan item barang dalam aplikasi Digikopin,” terang Nafusa.

Ketiga, menata usaha Kowantara sebagai distributor kebutuhan sembako warteg anggota dalam kerangka menerapkan konsep joint buying dan joint selling. “Lewat aplikasi Warkop, transaksi pelaku usaha warteg  bisa membangun sistem supply chain dan order yang tercatat, memungkinkan pemilik maupun Kowantara untuk melakukan stok bahan pokok secara efisien dan mendapatkan harga yang lebih bersaing,” kata Nurlia.  

Nurlia menambahkan, pihaknya juga dapat menghubungkan sistem order ini dengan sistem supply chain management yang telah diimplementasikan di koperasi partner PT Digikop yang lain. 

“Dalam hal ini, tentu partner kami memang spesialis di bidang perdagangan bahan pokok seperti Kotesebha. Jadi, dari Koperasi untuk Koperasi, sesuai prinsip kerjasama antarkoperasi,” kata Nurlia lagi. “Kami juga punya website rumahkoperasi.com yang bisa Menjadi media publikasi dan promosi bagi program dan kegiatan Kowantara maupun anggotanya,” pungkas Nurlia. 

Butuh Bantuan Pemerintah

Untuk mewujutkan misi dan program transformasi warteg anggotanya, Kowantara melakukan kerjasama dengan pihak lain maupun meminta  dukungan Pemerintah. Untuk program Warteg Kowantara Berseri, pihaknya akan menggandeng para pemodal yang menjadi anggota Kowantara. Kowantara akan berperan sebagai fasilitator dan advisor bagi anggota yang mau menanamkan modalnya di usaha warteg yang mau dan siap di-upgrade. 

“Dalam hal ini, Kowantara yang bertanggungjawab atas modal anggota tersebut. Karena itu, warteg yang di-upgrade akan berada di bawah sistem dan manejemen Kowantara yang terdigitalisasi. Kowantara juga akan berperan sebagai distributor sembako yang dibutuhkan para warteg anggota,” ujar Mukroni. 

Kedua, melobi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM, untuk mendapatkan dana dari program pinjaman kredit dana bergulir (LPDB) untuk pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 1 triliun yang hanya disalurkan melalui Koperasi dengan bunga 3% menurun atau 1,5% flat per tahun untuk menjangkau 4,8 juta UMKM anggota koperasi. 

“Pelaku usaha warteg butuh modal sewa tempat dan modal usaha, baik usaha inti maupun usaha sampingan seperti menjadi agen. Jika ini terealisasi, akan sangat membantu ribuan pelaku usaha warteg,” kata Mukroni.

Dalam kaitan itu, Ketua Bidang Fasilitasi Bisnis Koperasi Dekopinwil DKI Jakarta, Ilham Nasai, mengatakan upaya transformasi kelembagaan dan tata kelola bisnis warteg merupakan langkah yang tepat dan strategis di era revolusi industri 4.0 dan kondisi sulit akibat pandemi Covid-19. 

“Digitalisasi Koperasi Warteg sangat penting untuk modernisasi tata kelola dan peningkatan performance management warteg sehingga lebih maju di tengah tekanan penurunan omset yang besar akibat pandemi,” ujar Ilham.

Dikatakan Ilham, menu yang variatif dan performa warteg yang menarik akan tersaji dalam informasi digital sehingga konsumen akan merasa lebih nyaman dan tertarik datang makan ataupun membeli makanan di warteg secara online.

“Tata kelola yang modern dan meningkatnya kepercayaan kepada Kowantara akan sangat membantu memperluas akses kepada pihak ketiga, terutama pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM maupun daerah yakni Pemprof DKI Jakarta,” pungkas Ilham.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Everpure tersedia di Shopee, atasi masalah jerawat usai mudik lebaran.

Selasa, 23 April 2024 - 19:40 WIB

Tips Merawat Kulit Wajah Bersama Shopee 5.5 Voucher Kaget

Melalui kampanye 5.5 Voucher Kaget, Shopee ingin menjadi teman serta memberikan semangat untuk kembali memulai perjalanan pengguna, khususnya dalam perawatan diri setelah libur lebaran.

Danone melakukan MoU dengan Pemulung untuk mengumpulkan sampah botol plastik

Selasa, 23 April 2024 - 18:17 WIB

AQUA dan Ikatan Pemulung Indonesia Kerja Sama Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bangka Belitung

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025, hari ini AQUA melakukan kerja sama Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di…

Festival Seoul Beats on Campus (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 17:57 WIB

Bakal Gelar Festival Seoul Beats on Campus, President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave

Presuniv berencana membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…