Vaksin Covid-19 Manfaat, Risiko dan Persiapan yang Harus Dilakukan

Oleh : Hariyanto | Senin, 25 Januari 2021 - 18:01 WIB

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (ist)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Banyak masyarakat yang masih bingung apakah vaksin Covid-19 aman untuk dilakukan dan bagaimana tata cara pelaksanaan vaksinasi Covid-19? Walaupun saat ini distribusi vaksin Covid-19 masih dalam tahap awal untuk tenaga kesehatan, tidak ada salahnya kita memahami lebih lanjut vaksin Covid-19 dan persiapan yang harus dilakukan sebelum vaksinasi.

dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Tangerang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang disuntikkan dalam tubuh kita mengandung bagian dari virus sarcov 2 atau mengandung virus sarcov 2 yang sudah mati. 

Vaksin Covid-19 tersebut akan merangsang sistim imun tubuh untuk membentuk antibodi terhadap bagian virus sarcov 2 yang ada dalam vaksin.

“Antibodi yang terbentuk ini akan melindungi kita apabila virus sarcov 2 masuk ke dalam tubuh. Dengan vaksinasi, seseorang dapat terhindar dari infeksi virus sarcov 2 atau paling tidak hanya gejala ringan saja yang akan dialami oleh seseorang jika terpapar virus sarcov 2,” kata dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM dalam keteranganya yang dikutip INDUSTRY.co.id, Senin (25/1/2021).

Namun, perlu diingat bahwa seseorang yang sudah melakukan vaksin Covid-19 masih dapat terserang Covid-19. Menurut dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM, pada dasarnya, tidak ada vaksin yang mempunyai efikasi 100 %.

Persentase seseorang terpapar Covid-19 setelah dilakukan vaksin Covid-19 akan tergantung dari jenis vaksin yang digunakan. Misalnya, vaksin Sinovac di Indonesia mempunyai efikasi 65,3% pada kelompok umur 18 sd 59 tahun.

“Artinya, masih ada kemungkinan 34,7% seseorang terkena infeksi Covid-19 meskipun telah dilakukan vaksin,” ungkap  dr. Tolhas.

Tentunya, vaksin Covid-19 jenis lain memiliki efikasi yang berbeda seperti vaksin Moderna yang memiliki efikasi 94,5% dan vaksin Pfizer memiliki efikasi 95%.

Reaksi tubuh seseorang setelah dilakukan vaksinasi bisa bermacam-macam, mulai dari reaksi ringan seperti nyeri di tempat penyuntikan, kemerahan, bengkak, nyeri otot, lemah, nyeri kepala, menggigil, demam, hingga reaksi yang berat seperti reaksi alergi berat.

Menurut dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM, walaupun vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan Moderna memiliki efikasi lebih tinggi dibanding Sinovac, namun efek samping yang dihasilkan Pfizer dan Moderna cukup berat yaitu hingga penyakit level 3 (hingga membutuhkan perawatan).

Persentase efek samping yang dihasilkan Pfizer sebanyak 1,5% dan efek samping yang dihasilkan Moderna sebesar 4,1%. Sementara, vaksin Sinovac sendiri hanya memiliki efek samping 0,1% (sama dengan efek simpang vaksin flu).

“Risiko yang ditimbulkan oleh vaksin covid-19 sangat kecil dibandingkan manfaatnya karena dapat menimbulkan herd immunity (kekebalan kelompok),” ujar dr. Tolhas.

Hingga saat ini memang belum ada anjuran dari pemerintah bahwa seseorang harus melakukan pemeriksaan PCR sebelum melakukan Vaksin Covid-19. “Cukup mengisi lembar screening yang telah disiapkan sebelum vaksinasi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang bisa mendapatkan vaksin atau tidak,” tambahnya.

Sebelum melakukan persiapan vaksin Covid-19, setiap masyarakat perlu melakukan pola hidup sehat. Bagi yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, asma dan beberapa penyakit lainnya; maka mereka harus memastikan kondisi kesehatannya terkontrol dengan baik.

“Sebaiknya seseorang yang memiliki penyakit kronis perlu melakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk mengetahui apakah penyakitnya sudah terkontrol atau belum. Pada kondisi tertentu, seseorang dengan penyakit kronis diperlukan rekomendasi dari dokter yang merawat apakah boleh mendapatkan vaksin atau tidak,” ujar dr. Tolhas.

dr. Tolhas menambahkan sebaiknya vaksinasi ditunda apabila suhu tubuh seseorang ≥ 37.5°, sedang dalam kondisi sakit, terinfeksi Covid-19, atau menderita penyakit yang belum terkontrol seperti asma, TBC, diabetes melitus, dan hipertensi hingga penyakit tersebut terkontrol lagi dengan baik.

“Namun, jika seseorang mengalami penyakit komorbid atau kronis yang terkontrol, maka ia boleh dilakukan vaksinasi sesuai rekomendasi dokter,” katanya.

dr. Tolhas  menjelaskan bahwa vaksinasi tidak dapat dilakukan pada:

1. Seseorang dengan riwayat alergi terhadap vaksin atau komposisi yang ada di dalam vaksin dan seseorang yang dapat mengalami reaksi alergi yang parah terhadap vaksin.

2. Seseorang dengan riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol.

3. Seseorang dengan kelainan atau penyakit kronis (gangguan jantung berat, hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes melitus yang tidak terkontrol, penyakit ginjal yang berat, penyakit hati, tumor, dan penyakit kronis yang tidak terkontrol lainnya).

4. Seseorang dengan riwayat gangguan sistem imun atau mendapat terapi yang mengganggu sistem imun dalam 4 minggu terakhir.

5. Riwayat epilepsi atau penyakit gangguan penurunan fungsi saraf.

6. Ibu hamil dan menyusui.

7. Seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19.

8. Khusus vaksin Sinovac, seseorang yang berusia di atas 59 tahun dan di bawah 18 tahun.

9. Khusus Moderna dan Pfizer, seseorang yang berusia di bawah 16 tahun.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, efikasi vaksin Sinovac adalah sebesar 65,3% artinya dari 100 orang yang dilakukan vaksin ada 34,7% yang masih bisa terkena Covid-19.

“Kita tidak tahu masuk yang 65% atau 35%. Tetapi jauh lebih baik jika kita tetap divaksin dibandingkan tidak divaksin karena bila tidak divaksin kemungkinan seseorang terkena Covid-19 akan menjadi 100%,” ujar dr. Tolhas.

Walaupun sudah dilakukan vaksin, kita harus tetap melakukan pola hidup sehat seperti makan-makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga dengan rutin dan teratur, istirahat dengan cukup, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral.

“Karena vaksin tidak bisa mencegah 100% infeksi Covid-19, maka kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak),” pungkas dr. Tolhas.
 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…