Permintaan Emas Sebagai Asset-Backed Investasi Meningkat Drastis di Semester Pertama 2020
Oleh : Jericho Biere | Selasa, 04 Agustus 2020 - 14:26 WIB
Pekembangan Emas
INDUSTRY.co.id - Selama masa Pandemi Covid-19, dunia mengalami tekanan besar terhadap ekonomi terlebih aset-aset investasi global. Menurut data kinerja MSCI ACWI Index yaitu indeks harga saham gabungan dari banyak negara di dunia dimana dapat merepresentatifkan kondisi pasar saham dunia, selama semester pertama 2020 mengalami tekanan sebesar -7.9%.
Selain pasar saham, pasar komoditas agrikultur dunia juga mengalami tekanan, tercatat berdasarkan kinerja S&P GSCI Agriculture, yang dapat merepresentasikan komoditas agrikultur global adalah sebesar -11.4%. Ada juga pasar real estate (properti) dunia, berdasarkan MSCI World Real Estate Index yaitu indeks real estate global yang dapat mereprentasikan kondisi pasar real estate dunia, kinerja aset real estate dunia selama semester pertama 2020, yaitu tertekan sebesar -14%.
Namun pasar emas dunia berbeda dari aset lainnya, mengalami peningkatan harga yang signifikan selama semester pertama di tahun 2020. Sebagai aset safe haven, emas selalu menjadi primadona bagi investor dalam mengalihkan investasinya selama masa krisis ekonomi. Berdasarkan data World Gold Council, selama semester pertama 2020, peningkatan konsumsi emas sebagai aset back-up investasi pada Exchange Traded Fund (ETF), meningkat sebesar 82% yaitu sebesar 734 ton, dibanding konsumsi emas sebagai investasi ETF pada tahun 2019.
Sampai pada kuartal II 2020, total top 10 Asset Under Management (AUM) ETF Emas global adalah sebesar 3,602.7 ton emas, meningkat 38.4% dibanding kuartal II yang sama tahun 2019. Kinerja harga emas sepanjang semester pertama 2020 sangat memukau dibanding aset investasi lain dan pada kuartal II melonjak cukup signifikan akibat dari investor mencari aset yang dapat memberikan lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar dan risiko dari kebijakan moneter yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan suku bunga yang rendah.
Momentum signifikan emas ini menghasilkan peningkatan harga sebesar 17.4% selama semester pertama 2020, dan menjadi salah satu faktor yang besar mendatangkan investor baru bagi aset emas.
Pelemahan dolar Amerika Serikat pada dua bulan terakhir mengindikasikan bahwa ekonomi Amerika Serikat dalam tekanan yang cukup berat. Pertama, data PDB kuartal II tahun 2020 jatuh terpuruk di minus 32.9% dibandingkan kuartal sebelumnya minus 5%, terburuk sepanjang sejarah perekonomian Amerika Serikat, akibat krisis terjadi pada dua sisi krusial yaitu ekonomi dan kesehatan.
Kedua, kebijakan mencetak uang dolar AS oleh sentral bank the Fed pada akhir Maret lalu menjadikan nilai dolar AS turun terhadap mata uang negara utama lainnya. Selain itu, obligasi pemerintah Amerika Serikat, treasury bond juga mengalami tekanan akibat suku bunga yang secara bertahap diturunkan oleh the Fed. Hal-hal tersebut membuat pasar keuangan global sangat rentan terhadap risiko penurunan nilai.
Emas menjadi salah satu aset terbaik bagi investor dikala aset investasi global lainnya mengalami tekanan. Karakteristik emas sebagai aset lindung nilai sudah teruji dalam sejarah praktik investasi global dan manajemen portofolio investasi dikala krisis ekonomi. Namun sangat tidak direkomendasikan mengalokasikan emas dalam porsi yang besar pada saat ekonomi dalam keadaan bertumbuh dan berkembang luas. Jericho Biere Research & Development ICDX menyatakan “Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, dimana belum ada vaksin yang dapat diproduksi secara masal bagi umat manusia, maka risiko terhadap pasar keuangan global yang berbasis ekonomi dan bisnis akan masih tertekan, oleh sebab itu alokasi dana kepada aset emas menjadi pilihan terbaik saat ini”.
Namun harus dipastikan bahwa investor mengalokasikan dana nya untuk aset emas dalam jangka waktu tertentu, sampai ekonomi global beranjak pulih dari resesi ekonomi, barulah dapat berpindah ke aset lain yang mendorong ekonomi.
Jericho Biere: Research & Development Manager Indonesia Commodity & Derivatives Exchange
Komentar Berita