Revolusi Industri 4.0 Jababeka Menjadi Pusat RnD
Oleh : Michelle Prayogo | Sabtu, 01 Agustus 2020 - 17:15 WIB
Michelle Prayogo
INDUSTRY.co.id - Potret industri Indonesia menjadi sorotan pemerintah dalam mengembangkan perekonomian negara, namun dihadapkan dengan situasi pandemi dan terus naiknya biaya upah pekerja, tidak dipungkiri terjadi efisiensi besar-besaran di beberapa sektor industri khususnya manufaktur. Kali ini pemerintah menggencarkan kembali program Making Indonesia 4.0 agar transformasi industri bisa dipercepat dan ekonomi bertumbuh lebih baik lagi.
Realisasi teknologi 4.0 nyatanya sudah dapat mendobrak batas-batas ruang maupun SDM bagi pelaku industri. Diulas dalam Talkshow virtual yang diselenggarakan oleh Jababeka, Program inisiatif memajukan industri dihadirkan oleh Jababeka kali ini dengan menggandeng Asosiasi Riset High-Tech AICIA Internasional yang menjadi pusat RnD industri penerbangan dan Real-Tech di Spanyol.
“AICIA mengembangkan dan melakukan riset dalam manufaktur termasuk teknologi 3D Printing untuk komponen plastik dan bahkan metal dengan hasil yang bisa melampaui hasil dari manufaktur konvensional, ini telah diterapkan di industri penerbangan dan kereta di eropa”, ungkap Sheikh Faleigh - pendiri dan Futurist AICIA ASEAN.
“Jababeka berkomitmen untuk menjadi pelopor perubahan dalam mendukung transformasi industri 4.0, sebagai pemaparan lanjutan kita tidak berhenti di digitalisasi saja, tapi juga sampai ke additive manufacturing. Kami percaya bahwa kesuksesan suatu industri sangat dipengaruhi oleh kemampuan riset dan pengembangan produk, maka itu kedepannya Jababeka bersama AICIA dan President University akan mendukung hal itu.” Ungkap Michelle Prayogo, Manager Investasi Industrial Jababeka yang menjadi MC dari talkshow itu.
Dr. Anand Doraisingam selaku CEO EXNI Group, menyampaikan dalam talkshow itu “Kami mau berinvestasi dan berkolaborasi dengan Jababeka, yang kami percaya dapat menjadi pusat riset dan pengembangan produk (RnD) industri se-Jawa Barat.”
Saat ditanya kenapa memilih Jababeka, Sheikh Faleigh menambahkan “Ada 3 elemen Jababeka yang tidak dimiliki kawasan lain, yakni komitmen dan kesiapan infrastruktur, geo-lokasi strategis, dan populasi tenant industri terbesar se-Indonesia” tukasnya lugas.
“Kami akan membuka pusat RnD dan 3D printing yang dapat meringankan biaya industri karena kami tau membuat Mold itu mahal dan banyak scrap juga yang menambah pengeluaran. Dengan 3D printing, bahan yang digunakan menjadi lebih efisien dan tidak perlu keluar biaya membuat Mold. Konsep yang diusungkan adalah cost-sharing sehingga perusahaan tidak perlu membeli mesin 3D printing sendiri.” ujar Dr. Anand.
Hal ini tentu saja akan sangat memudahkan dan meringankan bagi perusahaan yang hendak mengembangkan produknya, dan tidak perlu keluar biaya besar atau mencari jauh-jauh karena semua fasilitas ini akan segera tersedia di Kawasan Industri Jababeka.
Dr. Anand juga menambahkan “Kedepannya kami percaya bahwa 3D printing ini bahkan bisa dikembangkan untuk produksi masal dengan hasil yang harga dan kualitasnya sangat kompetitif, disrupsi teknologi ini akan segera terjadi di semua sektor industri, maka sudah saatnya pelaku industri melirik ke arah situ.”
Komentar Berita