Sejarah Kabupaten Kendal

Oleh : Dr. Purwadi, M.Hum | Kamis, 09 Juli 2020 - 09:47 WIB

Dr. Purwadi, M.Hum
Dr. Purwadi, M.Hum

INDUSTRY.co.id - Pembentukan Kabupaten Kendal Atas Usul Sinuwun Prabu Hadi Hanyokrowati

Kabupaten Kendal mendapat perhatian istimewa dari Raja Pajang dan Raja Mataram. Sejak tahun 1578 Pangeran Benowo, putra Joko Tingkir, Raja Pajang mendirikan perguruan Al Hamid di Kaliwungu Kendal. Murid-muridnya berasal dari seluruh kawasan Nusantara. Pondok Pesantren Al Hamid memadukan pengajaran agama, umum dan ketrampilan.

Pada tahun 1582 Panembahan Senapati menjadi Raja Mataram. Hubungan Pangeran Benowo dengan Panembahan Senapati begitu akrab, dekat, bersahabat dan bersaudara. Putri Pangeran Benowo bernama Dyah Banowati, dinikahkan dengan Raden Mas Jolang, putra Panembahan Senopati. Keduanya menjalin hubungan kekerabatan lewat perkawinan. Dari pernikahan Dyah Banowati dengan Raden Mas Jolang ini lahir Raden Mas Jatmiko atau Kanjeng Sultan Agung Hanyokro Kusumo.

Pada tahun 1601 Raden Mas Jolang dinobatkan menjadi raja Mataram dengan gelar Kanjeng Sinuwun Hadi Prabu Hanyokrowati. Selama menjabat sebagai eksekutif Mataram, beliau didampingi oelh Joko Bahu atau Pangeran Sosrobahu. Beliau adalah putra kedua Pangeran Benowo. Jadi kedudukannya di Mataram cukup kuat. Adik ipar raja ini cukup disegani. Pangeran Sosrobahu memiliki kecerdasan, keterampilan, kewibawaan, kemampuan, kejujuran, keutamaan, kemanusiaan, keadilan, kerohanian, kepandaian yang dapat diandalkan. Beliau merupakan satriya linuwih prajurit sinakti.

Kecapakan Joko Bahu diperoleh dari Kraton Pajang saat diasuh oleh Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijoyo. Sang kakek mengajari Joko Bahu dengan beragam ilmu kesaktian, olah gelaring prajurit, kawruh satataning panembah, tata cara sambang sambung, srawung, tulung-tinulung.

Raja Pajang yang mengajari pengetahuan tata praja, ilmu hukum, diplomasi, birokrasi dan kepemimpinan. Ketajaman batin Joko Bahu diasah dengan cegah dhahar lawan guling.

Ilmu agama didapatkan dari Perguruan Al Hamid Kaliwungu Kendal. Joko Baku tampil sebagai generasi yang ideal. Kerajaan Mataram beruntung sekali. Tenaga dan pikiran Joko Baku siang malam dipersembahkan untuk rakyat banyak.

Tugas yang diemban selalu dilaksanakan dengan sempurna. Joko Bahu tak mau kerja di  Mataram hanya mengandalkan hubungan darah. Kenyataannya beliau adalah adik kandung Dyah Banowati, permaisuri Raja Mataram.

Loyalitas, dedikasi dan prestasi Joko Bahu mendapat apresiasi dari seluruh jajaran birokrasi Mataram. Namanya kondang kaonang-onang. Atas pertimbangan Patih Mandaraka, Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati mengadakan sidang kenegaraan.

Kerajaan Mataram sudah tertata dengan baik. Rakyat hidup rukun aman damai. Murah sandang pangan. Kali ini rapat memabhas tentang pembinaan teritorial. Daerah pesisir harus semakin maju dan berkembang. Kegiatan rapat ini terjadi pada tanggal 25 Mei 1605.

Hasil rapat pleno kerajaan Mataram memutuskan bahwa status daerah Kendal dinaikkan menjadi kabupaten otonom. Perlu segera ditunjuk pejabat bupati yang memimpin kabupaten Kendal.

Rapat istimewa itu dihadiri oleh perwakilan keluarga keturunan Demak, Pajang, Jepara, Pengging, Tegal dan Pati. Suasana sidang di Mataram berjalan lancar. Semua peserta sidang sepakat menunjuk Joko Bahu atau Pangeran Sosrobahu sebagai bupati Kendal.

Upacara pelantikan pun segera dipersiapkan. Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati adalah narendra gung binathara, mbahu dhendha nyakrawati, ambeg adil paramarta, memayu hayuning bawana, keputusan menetapkan Kendal sebagai Kabupaten otonom membuat gembira semua kalangan.

Sedangkan Joko Bahu atau Pangeran Sosrobahu segera menata diri. Mikul dhuwur mendhem jero adalah ajaran keutamaan untuk menghormati leluhur. Beliau terlebih dulu sowan ke pasareyan Sri Makurung Handoyoningrat, Bupati Pengging yang menurunkan dirinya.

Di sana Joko Bahu juga minta doa kepada Eyang Ratu Pembayun, putri Sinuwun Prabu Brawijaya raja Majapahit.

Perjalanan sejarah lantas dilanjutkan ke Butuh Sragen. Joko Bahu minta doa restu kepada leluhur yang sangat berjasa. Di sinilah dimakamkan Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, Kebo Kenongo, Lembu Amiluhur, Ki Ageng Butuh dan para pembesar kerajaan Pajang.

Dari Butuh Sragen lantas pergi ziarah ke makam Ki Ageng Tarub dan Ki Ageng Sela. Beliau berdua adalah leluhur raja Mataram. Dari grobogan dilanjutkan nyekar di pasareyan Ki Ageng Penjawi, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Prawoto di Sukolilo Pati.

Begitulah tata cara Joko Bahu sebelum upacara pelantikan Bupati Kendal. .

Tepat pada hari Jum’at Pahing 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605 Joko Bahu atau Pangeran Sosrobahu dilantik menjadi Bupati Kendal. Upacara pelantikan langsung dipimpin oleh kanjeng Sinuwun Prabu Hadi Hanyokrowati raja Mataram.

Beliau didampingi Kanjeng Ratu Dyah Banowati. Hadir pula Patih Mandaraka, undangan dari Trah Pengging, Madiun, Pati, Demak, Jepara, Semarang, Tegal.

Mereka turut ngestreni dan mangayubagya atas dilantiknya Joko Bahu sebagai Bupati Kendal dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Bahurekso. Kawula Kendal yang tinggal di kutha ing ngakutha, desa ing ngadesa, gunung ing ngagunung padha suka parisuka.

Kabupaten Kendal Membangun Peradaban Agung

Tepa palupi kang utama. Segenap pikiran, tenaga dan waktu dicurahkan KRT Bahurekso buat kemajuan dan kesejahteraan rakyat Kendal. KRT Bahurekso sangat sakti mandraguna.

Beliau suka menjalankan lara lapa tapa brata. Tapa ngidang, tapa ngalong, tapa ngiwak dilakukan secara periodik. Tapa ngrame, tapa kungkum, tapa ngeli, tapa pendhem, tapa gantung dilaksanakan demi kasantosan pribadi. Tak lupa tapa nggenora mbanyuara.

Wajar sekali bila KRT Bahurekso dibedhil nyisil tinombak mendat jinara menter.

Makhluk halus di alas Roban tunduk kepada KRT Bahurekso. Beliau memiliki sifat kandel dan pusaka yang diperoleh dari kerajaan Pajang dan Mataram.

Pusaka itu disimpan di pendopo kabupaten Kendal. Dulu yang menjaga kamar pusaka ini adalah Nyai Gadhung Melathi, abdi dalem Karaton Mataram. Sejak tahun 1607 Kanjeng Ratu Banowati mengangkat Nyai Gadhung Melathi untuk menjaga pusaka di Kabupaten Kendal.

1. Tombak Kyai Tanggul Manik.
Pusaka Kabupaten Kendal yang berwujud Tombak. Gunanya untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan ketentraman rakyat dari tindakan jahat musuh. Pelaku kejahatan akan jatuh, tersingkir dan tergeletak saat tombak Kyai Tanggul Manik digunakan. Barisan musuh akan lari kocar-kacir.

2. Keris Kyai Gambir Anom.
Kemampuan keris ini bisa membuat tanah Kendal menjadi subur. Tanaman tumbuh menghijau. Palawija berbuah melimpah. Padi panen dengan menggembirakan. Bahkan keris Kyai Gambir Anom mampu mengusir segala hama. Sejenis hama wereng, ulat, tikus, kala sundep akan menyingkir. Petani Kendal merasa mendapat pengayoman.

3. Bendera Kyai Bang Sumirat.
Pusaka bumi Kendal yang berwujud bendera ini berguna untuk menghalau aneka ragam pageblug mayangkara. Penyakit menular, wabah berbahaya bisa diatasi. Dengan kirab bendera Kyai Bang Sumirat. Kirab ini dilakukan bupati Kendal dengan diiringi barisa prajurit Kraton Mataram. Betul juga wabah penyakit menular seger sirna, rakyat hidup aman damai.

4. Payung Kyai Tanjung Wiring.
Pusaka Kendal ini hadiah dari Kanjeng Ratu Waskitha Jawi. Beliau adalah putri Bupati Penjawi Pati yang menjadi permaisuri Panembahan Senapati. Diberikan kepada KRT Bahurekso, agar rakyat Kendal selalu mendapat kawibawan, kawidadan, kabagyan, kamulyan lan karaharjan. Payung Kyai Tanjung Wiring melindungi Kabupaten Kendal dari kepanasan dan kehujanan, biar rakyat selalu ayom dan ayem, agung dan anggun.

5. Bokor Gadhing Wiring.
Pusaka Nyai Gadhing Wiring berupa bokor yang digunakan untuk upacara besar. Bila tamu agung datang, maka bokor ini akan membuat peserta upacara akan tampil cerah, ceria, gemerlapan, senang, bahagia, berseri-seri. Bokor Nyai Gadhing Wiring bahkan dapat membuat tampan dan cantik seseorang.

Suasana upacara bertambah luwes, dhemes, pantes merak ati. Nyai Bokor Gadhing Wiring perpaduan daya linuwih sri taman dan sri gunung, yang mencerminkan keindahan dari jarak jauh dekat. Kabupaten Kendal katon asri anglam-lami.

Kabupaten Kendal selalu aktif dalam pembangunan segala bidang. Pada tahun 1650 Bupati Kendal, Tumenggung Wongsowiroprojo dilibatkan dalam pembangunan maritim di Kabupaten Tegal.

Beliau dipercaya oleh Sinuwun Amangkurat Tegal Arum untuk mengurusi logistik pelabuhan, pelayaran dan perikanan. Banayk rakyat Kendal yang membantu pembangunan pelabuhan Tegal.

Mereka mendapat imbalan yang tinggi, sehingga cukup untuk menghidupi anak istri.

Pada tahun 1745 Bupati Kendal Tumenggung Singowijoyo II mendapat kepercayaan dari Sinuwun Paku Buwono II. Perpindahan ibukota dari Kartasura ke Surakarta tak lepas dari bantuan rakyat Kendal.

Pembangunan istana Karaton Surakarta selanjutnya juga atas partisipasi rakyat Kendal, terutama yang tinggal di sekitar Alas Roban. Oleh karena itu sampai sekarang rakyat kabupate Kendal memiliki hubungan yang amat erat dengan Karaton Surakarta Hadiningrat.

Mereka turun-temurun bersedia menjadi abdi dalem.

Pembangunan jalan kereta api yang melintasi wilayah Kendal atas jasa Sinuwun Paku Buwono IX yang memerintah tahun 1861-1893.

Bahkan Sinuwun Paku Buwono pada tahun 1883 sempat diskusi dengan Bupati Tegal Tumenggung Aryo Notohamiprojo.

Dalam pertemuan itu disinggung pula pembangunan stasiun yang berada di wilayah Kaliwungu. Bagi Karaton Surakarta Hadiningrat, Kaliwungu memiliki sejarah yang penting. Karena itu Kaliwungu harus dihormati, supaya tetap sami wibawa widada rahayu lestari.

Para Bupati Kendal Dalam Menganyam Peradaban Agung

1. Tumenggung Bahurekso, 1605-1629. Dilantik pada jaman pemerintahan SPrabu Hadi Hanyorowati, Raja Mataram.

2. Tumenggung Wiroseco, 1629-1641. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Sultan Agung, Raja Mataram.

3. Tumenggung Merotyudo, 1641-1649. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Sultan Agung, Raja Mataram.

4. Tumenggung Wongsodiprojo, 1649-1650. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Tegal Arum, Raja Mataram.

5. Tumenggung Wongsowiroprojo, 1650-1661. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Tegal Arum, Raja Mataram.

6. Tumenggung Wongsowirosyoyo, 1661-1663. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Tegal Arum, Raja Mataram.

7. Tumenggung Singowijoyo, 1663-1668. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Tegal Arum, Raja Mataram.

8. Tumenggung Mertowijoyo I, 1668-1700. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Amral, Raja Mataram.

9. Tumenggung Mertowijoyo II, 1700-1725. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Amral, Raja Mataram.

10. Tumenggung Mertowijoyo III, 1725-1739. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Amangkurat Jawi, Raja Mataram.

11. Tumenggung Singowijoyo III, 1739-1755. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono II, Raja Mataram.

12. Tumenggung Sumonegoro I, 1755-1780. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono III, Raja Surakarta Hadiningrat.

13. Tumenggung Sumonegoro II, 1780-1785. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono III, Raja Surakarta Hadiningrat.

14. Tumenggung Surohadinegoro II, 1785-1796. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono III, Raja Surakarta Hadiningrat.

15. Adipati Aryo Prawirodiningrat I, 1896-1813. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono IV, Raja Surakarta Hadiningrat.

16. Adipati Aryo Prawirodiningrat II, 1813-1830. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono III, Raja Surakarta Hadiningrat.

17. Adipati Purbodiningrat I, 1832-1850. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono VII, Raja Surakarta Hadiningrat.

18. Adipati Purbodiningrat II, 1850-1855. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono VII, Raja Surakarta Hadiningrat.

19. Adipati Aryo  Notohamiprojo, 1857-1891. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono VII, Raja Surakarta Hadiningrat.

20. Adipati Kamal Notonagoro, 1891-1911. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono IX, Raja Surakarta Hadiningrat.

21. Adipati Cokrohadisastro, 1911-1914. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono X, Raja Surakarta Hadiningrat.

22. Adipati Aryo Notohamijoyo, 1914-1938. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono X, Raja Surakarta Hadiningrat.

23. Adipati Noto Mudigdo, 1938-1939. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono X, Raja Surakarta Hadiningrat.

24. Adipati Sadin Purbonegoro, 1939-1942. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono X, Raja Surakarta Hadiningrat.

25. Adipati Kusumohudoyo, 1942-1945. Dilantik pada jaman pemerintahan Sinuwun Paku Buwono XI, Raja Surakarta Hadiningrat.

26. Sukarmo Joyonagoro, 1945-1949. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

27. R. Ruslan, 1949-1950. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

28. Prayitno Partodijoyo, 1950-1956. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

29. Sujono, 1957-1960. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

30. Salatoen, 1960-1966. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

31. Mayor Sunardi, 1966-1967. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

32. Letkol. Suryo Suseno, 1967-1972. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Seokarno.

33. Abdussaleh Ronowijoyo, 1972-1979. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto.

34. Drs. Herman Sumarmo, 1979-1984. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto.

35. Sudono Yusuf, BA, 1984-1989. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto.

36. Sumoyo Hadiwinoto, SH, 1989-1999. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto.

37. Drs. Jumadi, 1999-2000. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden BJ. Habibie.

38. Hendy Boedoro, SH, 2000-2008. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

39. Dra. Siti Nur Markesi, 2008-2010. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

40. Dr. Widya Kandhi Susanti, 2010-2015. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

41. Kunto Nugroho, 2015-2016. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Joko Widodo.

42. Dr. Mirna Anisa, M.Si, 2016-2021. Dilantik pada jaman pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Jaringan Mahluk Halus Yang Pernah Diperintah Oleh Tumenggung Bahurekso, Bupati Kendal 

Sinom

Apuranen sun angetang lelembut ing nusa Jawi
kang rumeksa ing nagara
para ratuning dhedhemit
agung sawabe ugi yen eling sadayanipun
pedah kinaya tulak
ginawe tunggu wong sakit
kayu neng lemah sangar dadi tawa.

Kang rumiyin ing bang wetan
Durganeluh Maospahit lawan Raja Bahureksa
iku ratuning dhedhemit
Blambangan kang winarni
awasta Sang Balabatu
aran Butalocaya
kang rumeksa ing Kadhiri
Prabuyeksa kang rumeksa Giripura.

Sidagori ing Pacitan
Kaduwang si Klenthingmungil
Endrayaksa ing Magetan
Jenggala si Tunjungputih
Prangmuka Surabanggi
Pananggulan Abur-abur
Sapujagat ing Jipang
Madiyun si Kalasekti
pan si Koreb lelembut ing Pranaraga.

Singabarong Jagaraga
Majenang Trenggilingwesi
Macan-guguh Garobogan
Kalajangga Singasari
Sarengat Barukuping
Balitar si Kalakatung
Batukurda ing Rawa
Kalangbret si Sekargambir
Carub-awor kang rumaksa ing Lamongan.

Gurnita ing Puspalaya
si Lempur ing Pilangputih
si Lancuk aneng Balora
Pagambiraa Kalasekti Kedhunggene
Ni Jenggi Ki Bajangklewer puniku
ngLangsem Kalabrahala Sidayu si Cicingmurti
Ki Jalangkah ing candi Kahyanganira.

Semarang Baratkatiga
Pakalongan Gunturgeni Pecalang si Sambangyuda
Sarwaka ing Sukawati ing padhas Nyai Ragil
Jaya lelana ing Suruh
Butatrenggiling Tegal

ing Tegal si Gunting-geni Kaliwungu
Gutuk-api kang rumeksa.

Magelang ki Samaita Dhadhungawuk Geseng nenggih
Butasalewah ing Pajang
Manda-manda ing Matawis
Paleret Rajekwesi Kutagedhe Nyai Panggung
Pragota Kartasura
Cirebon Setan Koberi Jurutaman
ingkang aneng Tegallayang.

Genawati ing Seluman
Ki Kemandhang Wringinputih Si Karetek Pajajaran
Sapuregel ing Batawi
Ki Drusul ing Banawi
ingkang aneng gunung Agung
Ki Tlekah ngawang-awang ki Tlapa ardi Marapi
Ni Taruki ingkang ana ing Tunjungbang.

Setan Kareteg ing Kendal
Pamasuhan Sapuangin
Kresnapada ing Rangkudan
Ni Pandansari ing srisig
kang aneng Wanapeti
Palangkarsa wastanipun
Ki Candhung ing Sawahan
Plabuhan Ki Dudukwarih
Batutukang kang aneng ing palayangan.

Ni Rara Aris ing Bawang
ing Tidar Ki Kalasekti
Ki Padareksa Sundara Ki Jalela ardi sumbing
Ngungrungan Kesbumurti
Ki Krama ardi Rebabu
Nirbangsan ardi Kombang
Prabu Jaka ardi Kelir
Ajidipa gunung Kendeng kang den reksa.
Ing pasisir Butakala ing Tlacap
si Kalasekti Kalanadhah ing Banyumas
Sigaluh aran si Pentul
Banjaran Ki Wewasi Kyai Korog ing Lowanu
gunung Duk Geniyara Nyai Bureng Parangtritis
Drembamoha ingkang aneng Prabalingga

Ki Kerta Sangkalbolongan Kedhunggandong
Winongsari ing Jenu Ki Karungkala
ing Pengging Banjaransari
ing Kedhu kang nenggani
anama Ki Candralatu
gunung Kendhalisada
Ketek putih kang anenggani
Bataglemboh ing Ayah kahyanganira.

Ni Roro Dhenok ing Demak
ing Tuban Nyai Bathinthing
ing Kuwu Kajualpayal
si Jungkit ing Guyang nenggih
Trenggalek Ni Daruni Tunjungseta Cmarasewu
Kalawadhung Kenthongan Jepara Ki Wanengtaji
Bagus Anom ing Kudus kahyanganira.

Magiri Ki Manglarmonga
ing Gading Ki Puspasari Ketanggung
Ki Klanthungwelah
Brengkelan si Banaspati
Ni Kopek ing Manolih
ing Tengah si Sabuk-ala
Nglandak Ki Mayangkara
si Gori Kedhungcuwiri
Baruklinthing ingkang ana ing Bahrawa.

Sunan Lawu ing Argapura ing Bayat si Puspakati
Cucukdhandang ing Kartikan
kulawarga Tasik Wedhi
kali opak winarni
Singgabawana ranipun
si Kecek Pajarakan
Cingcinggoling Kaliwening
ing Dhahrama Ulawelang kang rumeksa.

Kang aneng Kayulandheyan Ki Daruna Ni Daruni
Bagus Karang aneng Roban Sangujaya Udanriris
Sidarangga Delepih si Gadhung Kedhunggarunggung
kang neng Bojanagara Citranaya kang nenggani
Genapura kang aneng ing Majapura.

Kabupaten Kendal memiliki hubungan erat dengan kerajaan Mataram dan Kraton Surakarta Hadiningrat. Sejarah ini telah memberikan nuansa yang agung dan anggun bagi sekalian warganya. Nilai historis dan filosofis warisan para raja dan pujangga Kraton menjadi acuan bagi rakyat Kabupaten Kendal. Dengan harapan Kabupaten Kendal benar-benar ageng agung ayem ayom lahir batin.

 

Oleh: Dr. Purwadi, M.Hum, Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA)

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…

Petugas Bank Mandiri mengecek keuangan yang akan ditukarkan ke masyarakat

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:39 WIB

Antisipasi Kebutuhan Nasabah pada Ramadhan & Idul Fitri, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Secara Net sebesar Rp 31,3 Triliun

Bank Mandiri menyiapkan net kebutuhan uang tunai sekitar Rp 31,3 triliun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat selama 30 hari ke depan, yaitu pada 18 Maret –…