Halo HRD! Begini Agar Perusahaan Bisa Survive Hadapi COVID-19

Oleh : Hariyanto | Jumat, 03 Juli 2020 - 10:04 WIB

Forum HR
Forum HR

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Saat ini kita sudah bergerak dari era VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity) atau perubahan yang tidak terduga ke COVID-19 atau era ketidakpastian. Tak sedikit perusahaan yang berguguran saat ini, dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. 

Tapi, tak sedikit juga yang mampu bertahan, bahkan berkembang. Lantas, muncul sebuah pertanyaan: bagaimana cara agar perusahaan bisa survive ditengah wabah COVID-19 ini?

"Bukan frustasi, tapi adaptasi," ungkap Reza Widyaprashta HR Director Jababek & Co dalam webinar HR Forum yang diselenggarakan Jababeka, beberapa waktu lalu.

Menurut Reza, HR Forum tersebut hadir reguler setiap bulan untuk mendukung tenant dalam mengatasi berbagai tantangan sumber daya manusia di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. 

Dalam kesempatan tersebut, Reza juga menyarankan agar human resources (HR) sebuah perusahaan tak hanya menjalankan pekerjaan rutin mereka saja atau  business as usual. 

Menurutnya, Human resources harus bisa beradaptasi di tengah kondisi krisis yang terjadi saat ini, bahkan kalau perlu jadi motor transformasi di perusahaan. Hal itu karena peran human resources sangat vital dalam membuat perusahaan bisa bertahan dan mencegah PHK karyawan di era new normal saat ini.

"Kalau ada HR perusahaan bertanya, 'bagaimana kita menghadapi COVID-19 di era new normal agar bisa survive?' Sebenarnya, pertanyaan yang perlu ditanyakan ialah 'bagaimana kita bisa beradaptasi dengan masa new normal ini?' dan 'bagaimana kita bisa menciptakan peluang bisnis yang baru?' Itu yang perlu digaris bawahi," ungkapnya. 

"Jadi, kita harus beradaptasi dan  mengantisipasi. Kita harus terbiasa. Jangan frustasi. Kalau situasi berubah, nggak boleh stres. Misal, baru tanda tangan struktur organisasi baru, tapi pas sudah di tanda tangan strukturnya berubah lagi karena COVID-19. Jangan stres," tambah pria yang juga menjabat Ketua Human Resources Directors Indonesia.

Sebab masa new normal bukan berarti kita kembali ke kondisi normal, tapi kita beradaptasi menuju normal yang baru. Sebagai HR, kalau dunia bisnis berubah dengan cepat, jangan dianggap aneh. "Tapi dianggap sebagai normal yang baru. Sama halnya seperti orang yang saat ini harus pakai masker saat bepergian, itu sudah menjadi normal baru," urai Reza.

Kunci Adaptasi Era New Normal

Lebih dalam, ia menerangkan bahwa adaptasi yang dilakukan seorang HR ada tiga hal, yaitu "berdamai" dengan teknologi, melakukan program efisiensi untuk perusahaan dan meningkatkan produktivitas. 

"Berdamai dengan teknologi ini, maksudnya, bagaimana seorang HR yang belum terbiasa dengan teknologi, seperti meeting online, presentasi online penggunaan google form, atau gagap teknologi dan sekarang menjadi belajar dan menjadi terbiasa," terangnya.

Sementara melakukan program efisiensi untuk perusahaan, tujuannya untuk menjaga cash flow perusahaan agar keuangan perusahaan tetap sehat. Karena agar perusahaan-perusahaan bisa survive, mereka harus punya cash flow-nya. Cash flow is the king, dikondisi krisis saat ini. Sehingga, seorang HR harus melakukan kebijakan untuk menahan segala pengeluaran yang dirasa kurang penting di perusahaan.

"Di Jababeka Group sendiri kami ada 12 program efisiensi untuk menjaga cash flow kami. Saya ajukan program itu ke direksi, dan diakhir program itu saya jelaskan financial impact-nya; berapa ‘angka’ yang ter-saving jika kita menerapkan program tersebut. Ternyata cukup masuk akal, dan juga bisa diterima karyawan. Karena lebih baik bahu membahu dengan cara efisiensi dibandingkan ada karyawan yang di PHK, bukan? Dan seorang HR harus bisa mengajukan program itu dan meyakinkan direksi. Caranya? Belajar keuangan untuk bisa melampirkan financial impact saat mengajukan program tersebut," tambahnya.

Sementara maksud meningkatkan produktivitas adalah bagaimana seorang HR bisa membantu perusahaan untuk melakukan shifting bisnis agar bisa survive. Hal itu karena COVID-19 telah membuat perilaku dan bisnis jadi berubah.

"COVID-19 telah membuat kegiatan hobi meningkat, bisnis entertainment berubah menjadi online, produksi home hygiene dan instant food meningkat, penawaran jasa penyediaan dan pengiriman barang atau makan meningkat, farmasi, telemedicine, atau coaching online. Itu semua peluang bisnis yang ada di depan mata kita, tinggal bagaimana kita shifting," papar Reza.

Agar proses switching dalam perusahaan berjalan lancar, Reza menyarankan untuk meng-coaching para pimpinannya terlebih dahulu. Hal itu agar terjadi persamaan persepsi dan nantinya bisa dicontoh oleh tim mereka. Sebab, kata Reza, era new normal menuntut perusahaan untuk cepat beradaptasi dan merespon karena semakin hari ketidakpastian semakin terasa.

"Perhatikan metode dan bahan coaching-nya. Jangan pakai cerita kesuksesan di masa lalu yang belum tentu relevan dengan kondisi sekarang. Jadi, bahannya harus dimodifikasi," ungkap Reza.

Pelajaran yang bisa dipetik mengenai dunia bisnis di era new normal ini adalah the new normal era is the constant transformation. Setiap insan organisasi harus mencari terobosan yang baru dan berbeda, sekaligus lebih baik secara terus menerus. Oleh karenanya, sebisa mungkin value itu bisa dipahami dan ter-delivery dengan baik saat melakukan coaching.

“Pernah ada yang bertanya ke saya, "Apakah kita bisa kembali seperti dulu?" Kita tidak akan pernah bisa balik lagi. Kita sudah memasuki kenormalan baru. Ini karena begitu situasinya, mau nggak mau. Adapt-shifting-and transformation. Itu kata kuncinya.," tutup Reza.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan membidik sektor pertanian melalui BSI Mitra Plasma Sawit. Kunjungan dilakukan ke salah satu kebun sawit di Sumatera.

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:20 WIB

Dorong Sustainable Banking, BSI Dukung Pembiayaan Sawit Bagi Petani Plasma

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) dari berbagai aspek. Salah satunya pembiayaan ramah lingkungan dengan…

Ilustrasi perumahan

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:16 WIB

Terdepan di Wilayah Jabodetabek, Bogor Catat Selisih Pertumbuhan Harga Hunian Tertinggi

Tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tahunan sebesar 2,4 persen pada bulan Februari 2024 dibandingkan sejak Februari 2023. Rumah123 mencatat Bogor mengalami kenaikan harga hunian…

Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:44 WIB

Bank BTPN Akuisisi Dua Perusahaan Pembiayaan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

Akuisisi OTO dan SOF jadi tonggak penting bagi Bank BTPN dalam mendorong inovasi produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan perbankan dan pembiayaan masyarakat Indonesia.

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:13 WIB

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University Raih Beasiswa dari Sony Music Group Global Scholars Program

Alfath, mahasiswa President University, musisi muda Indonesia asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang tengah menempuh studi sarjana Sistem Informasi untuk Bisnis dan Manajemen telah mencatat…

Pelita Air

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:51 WIB

Dukung Kelancaran Angkutan Lebaran 2024, Pelita Air Siapkan 273 Ribu Kursi Penerbangan

Pelita Air (kode penerbangan IP), maskapai medium service, menyiapkan 273 ribu kursi penerbangan selama periode angkutan lebaran pada 3 hingga 18 April 2024. Hal ini dilakukan untuk mendukung…