Substitusi Impor 35% Molor Hingga 2022, Ini Penjelasan Menperin Agus Gumiwang

Oleh : Ridwan | Jumat, 29 Mei 2020 - 13:30 WIB

Menperin Agus Gumiwang
Menperin Agus Gumiwang

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengoreksi target pengurangan atau substitusi impor sebesar 35 persen hingga 2022, dari sebelumnya ditargetkan untuk dicapai pada akhir 2021.

Pandemi virus corona baru atau Covid-19 menjadi salah satu sebab terjadinya penyesuaian ini.

"Sebetulnya, kami dari Kementerian Perindustrian sudah secara awal mencoba untuk merumuskan road map untuk kita bisa mendorong substitusi impor sebesar 35 persen. Tadinya kalau tidak ada covid-19, kita targetkan by the end 2021," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta (29/5/2020).

Namun, lanjut Menteri Agus, karena ada wabah covid-19, maka Kementerian Perindustrian melakukan penyesuaian, sebab situasi pasar yang tengah lesu dibarengi dengan permintaan (demand) yang terus meningkat.

"Substitusi impor yang 35 persen, yang tadinya kami targetkan sebagai by the end of 2021, nah ini akan kami adjust dan kami akan menargetkan 35 persen pengurangan impor by the end of 2022," tegasnya.

Dijelaskan Menperin, sektor alat kesehatan dan farmasi menjadi prioritas utama. "Sehingga, kita dapat memenuhi kebutuhan kesehatan melalui hasil produksi dalam negeri," jelas Agus.

Untuk mencapai cita-cita ini, lanjut Menperin, pihaknya (Kemenperin) tidak dapat berjalan sendiri. 

"Oleh karena itu, saya akan terus berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Kementerian, lembaga, dan asosiasi industri sehingga cita-cita mulia ini dapat diwujudkan dan selanjutnya Indonesia dapat tumbuh sebagai negara yang mandiri," paparnya.

"Kemenperin saat ini sedang merumuskan roadmap untuk mendorong substitusi impor sebesar 35 persen yang kami harapkan dapat tercapai pada akhir 2022,"

Menteri Agus juga menyampaikan bahwa dengan hal ini bukan berarti Kementerian Perindustrian anti terhadap impor. Menurutnya, jika memang harus impor, maka sebaiknya adalah impor yang dapat memberikan nilai tambah bagi industri dalam negeri.

"Kemenperin tidak alergi impor, kami tidak alergi impor, tapi impor itu menurut pandangan kami harus impor yang mempunyai nilai tambah yang bisa membantu produktivitas dari industri kita sendiri," tandasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Direktur Utama BRI Sunarso

Kamis, 25 April 2024 - 11:47 WIB

BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun di Triwulan I 2024

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir…