Momentum Menerapkan Teknologi Industri 4.0

Oleh : Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM | Selasa, 07 April 2020 - 12:15 WIB

Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. Peneliti di President University
Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. Peneliti di President University

INDUSTRY.co.id - Salah satu yang menyedihkan dengan adanya wabah virus Corona 19 ini adalah banyaknya dokter dan perawat yang positif terkena virus Corona, diantaranya bahkan ada yang meninggal dunia. 

Kondisi ini terjadi karena dokter dan perawat langsung kontak dengan pasien untuk memeriksa, mengobati dan merawatnya. Kontak langsung ini bisa menyebabkan dokter dan perawat tertular virus Corona 19. 

Tidak ada pilihan lain karena rumah sakit belum memiliki alat bantu untuk menggantikan peran dokter dan perawat secara langsung. 

Di beberapa rumah sakit telah mengembangkan peralatan yang berbasis pada penerapan teknologi industri 4.0. 

Mereka mengembangkan robot yang mampu mendeteksi gejala penyakit, mendiagnosa penyakitnya serta memberikan rekomendasi obat apa yang bisa diberikan untuk menyembuhkan penyakit pasien tersebut. 

Dokter dan perawat melakukan verifikasi terhadap rekomendasi robot tadi. Jika dirasa masuk akal dan benar maka dokter akan melakukan tindakan kepada pasien tersebut.

Dalam kondisi demikian kelangkaan APD tidak menjadi masalah karena dokter dan perawat tidak bersentuhan langsung dengan pasiennya sehingga kemungkinan tertularnya menjadi sangat rendah. 

Baru-baru ini rumah sakit di Thailand juga sedang mengembangkan dan menerapkan robot sebagai pengganti dari dokter maupun perawat dalam menghadapi wabah virus Corona ini. 

Di sisi lainnya ketika beberapa negara atau beberapa daerah di dalam suatu negara melakukan lockdown, beberapa bisnis mengalami keterpurukan kecuali bisnis online. 

Lockdown mengharuskan warga atau konsumen tinggal di rumah dalam beberapa waktu, mereka tidak bisa berbelanja atau keluar dengan sembarangan ke tempat-tempat store atau toko biasa. 

Meski demikian kebutuhan mereka tetap harus dipenuhi. Salah satu yang masih sangat relevan memenuhinya adalah bisnis online, mereka tinggal memencet-mencet tuts komputer atau handphone, tanpa keluar rumah, barang sudah diantar dalam waktu yang telah ditentukan. 

Tidak perlu membayar on cash, cukup dengan membayar melalui virtual account. 

Teknologi 4.0 dan Humanisasi

Bisnis online ini menggunakan teknologi 4.0, yang memungkinkan penyedia barang dan jasa menyampaikan barang dan jasanya kepada konsumen melalui penerapan teknologi big data, artifisial intelijen dan internet of thing serta teknologi informasi lain yg dari gabung dengan teknologi lainnya. 

Bisnis jual-beli secara online semakin menjanjikan di era revolusi industri 4.0. 

Promosi yang tidak harus digembar-gemborkan serta tidak perlu menyediakan biaya operasional yang tinggi, membuat bisnis jual-beli secara online semakin besar di industri 4.0. 

Cara pembayaran yang lebih mudah pun banyak ditawarkan pada saat ini. Tidak harus selalu pergi ke ATM untuk melakukan transfer uang. 

Namun sistem pembayaran Cash on Delivery, virtual account hingga berbagai pembayaran lewat perusahaan fintech telah membuat bisnis jual-beli online terus berkembang. 

Minimal ada 5 teknologi yang dipakai dalam bisnis online seperti teknologi end user rupa aplikasi smartphone Android aplikasi smartphone IOS; teknologi database seperti cloud computing dan smartphone storage; application programming interface seperti Google map, Google place; payment; customer service seperti sosial media website dan call center. 

Ketika digembar-gemborkan work from home untuk karyawan, perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan teknologi 4.0 tidak terlalu pusing mengenai hal ini. 

Mereka tetap berproduksi meski beberapa karyawannya harus kerja dari rumah.

Dari 3 fenomena tersebut tampak jelas bahwa kehadiran teknologi industri 4.0 sudah tidak bisa ditawar lagi. Ini menjadi momentum penting untuk mengembangkan teknologi industri 4.0

Mulai Dari Mana? 

Ketika organisasi akan an menerapkan teknologi industri 4.0, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana memulainya dari mana memulai. 

Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah ada dan memetakan kebutuhan yang akan datang. 

Dari 2 analisis itu akan dihasilkan kesenjangan penerapan teknologi industri 4.0.

Rumah sakit perlu mengidentifikasi apa saja yang sudah ada ada dan apa saja yang dibutuhkan di masa yang akan datang hingga perlu dibuat program pengembangan teknologi industri. 

Yang mendesak adalah diterapkannya teknologi AI atau artificial intelligence berupa robot yang bisa membantu dokter dan perawat menganalisis penyakit, memberikan pengobatan dan pemeliharaan bagi pasien. 

Perlu dikembangkan juga teknologi virtual reality dan augmented reality terkait dengan jenis penyakit dan bagaimana mencegah dan mengobati nya.

Bagi industri manufaktur bisa mengembangkan teknologi robot yang bisa memberikan efisiensi kerja yang tinggi. 

Untuk industri logistik bisa mengembangkan smart warehouse yang menggabungkan teknologi automatic guide vehicle atau AGV dengan artifisial intelijen yang digabungkan dengan teknologi informasi lainnya 
Sistem logistik daerah dan sistem logistik nasional sudah selayaknya menerapkan teknologi industri 4.0 untuk keamanan pangan. 

Ada 5 komponen penting dalam sistem logistik tersebut yaitu platform, e-marketplace, early warning system, smart warehouse dan computer vision. 

Semua bisa terkoneksi menjadi satu kesatuan logistik daerah dan nasional sehingga barang masuk dan keluar bisa terdeteksi secara lebih akurat dan realtime. 

Harga, jumlah, jenis dan spec barangnya bisa diketahui secara real-time. Aliran barang bisa juga dipantau secara real time dari mana dan mau ke mana serta jenis dan jumlahhya berapa.

Bagi pengusaha UKM tidak ada jalan lain kecuali mengikuti bisnis online, mulai membuat sendiri dengan cara cara membuka toko online, atau ikut dengan platform yang sudah ada.

Untuk menerapkan ini banyak kendala yang dihadapi, yang pertama adalah masalah cara pandang. 

Kita harus merubah cara pandang dari stok ke informasi, dari konvensional ke teknologi informasi, dari fisik menjadi virtual. semua pemangku kepentingan perlu merubah cara pandang ini. 

Masalahnya kedua yang sering dihadapi adalah penguasaan terhadap teknologi tersebut. 

Masalah ini bisa dipecahkan melalui kerja sama dengan para pihak yang menguasai teknologi ini. 

Banyak anak-anak muda yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas dalam hal ini yang bisa di hire atau diajak kerjasama untuk merealisasikan ini.

Masalah berikutnya adalah masalah biaya.  Biaya ini harus diperhitungkan betul bukan sebagai cost namun sebagai investasi sehingga pembebanannya lebih ringan dari kalau dianggap sebagai cost. 

Memang awalnya berat tapi itu merupakan nilai yang harus dikorbankan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi di kelak kemudian hari. 

Teknologi itu bersifat decreasing cost yang berarti semakin di kembangkan biasanya semakin murah.

Perilaku kita juga harus dibiasakan dengan masuk ke teknologi industri 4.0. Untuk membiasakan perlu pemaksaan agar menjadi budaya perusahaan. 

Jika ini sudah terjadi maka penerapan teknologi 4.0 bukan isapan jempol belaka.

Penulis adalah Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. Peneliti di President University

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 25 April 2024 - 15:40 WIB

Di Ajang Business Forum Hari Kedua Hannover Messe, RI Pamerkan Keunggulan dan Inovasi Teknologi Industri

Paviliun Indonesia dalam Hannover Messe 2024 kembali mempersembahkan Business Forum untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama antara para pelaku industri di dalam negeri dengan negara-negara…