Raja-Ratu di Singgasana Istana-Istanaan….
Oleh : Dian Andryanto | Kamis, 16 Januari 2020 - 09:02 WIB
Dian Andryanto (Foto Dok Indonesiana)
INDUSTRY.co.id - Negeri ini selalu punya jalan keluar dari kegaduhan. Betapa sayangnya Tuhan kepada Nusantara.
Sejak akhir tahun, saya sungguh menunggu, pasti ada ice breaker untuk kejenuhan dan kebisingan di negeri ini. Jika sampai puncaknya hawa panas, biasanya selalu "obat" mengendurkannya.
Dulu ada musimnya Dukun Cilik Ponari, Om Telolet Om, kemudian Mukidi, Masuk Pak Eko dan lainnya. Itu semua anugerah karena bisa memecah keruwetan pikiran mereka yang kusut sepanjang hari mikirnya berseteru. Pasti kali ini pun ada. Kutunggu-tunggu.
Soal kerugian negara oleh Jiwasraya terungkap, BUMN bongkar pasang direksi, banjir karena air dan banjir karena politis, presiden tak keluarkan juga Perpu KPK, sampai KPK melempem lakukan penggeledahan di kantor PDIP, penangkapan komisioner KPU, sampai kenaikan iuran BPJS tapi tak tahu peningkatan layanannya. Panas. Umup.
Tunggu punya tunggu. Akhirnya muncul juga. Keraton Agung Sejagat dari Desa Pogung, Purworejo. Waduh, tak jauh dari Bagelen, kampungku.
Totok Santoso mengklaim dirinya sebagai Raja yang kawasannya seluruh dunia. Menurutnya ini adalah janji semesta, setelah 500 tahun keruntuhan Majapahit maka tahun ini saatnya kembali kejayaan itu.
Keraton Agung Sejagat, kekaisaran dunia yang baru. Prajurit dan pengikut pun dia sudah punya. Dilihat-lihat seragamnya seperti tentara Vietcong di film-film Chuck Norris kombinasi pemain drum band.
Kerajaan ini, seperti namanya, kekuasaannya sejagat. Pentagon, markas pertahanan Amerika pun diakui menjadi kepanjangan tangannya. Bayangkan kalau benar itu terjadi, Donal Trump pasti hanya semacam patih, yang harus sowan ke Susuhunan Totok dan Permaisuri Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.
Berdirinya 10 Januari 2020, sebagai persiapan penyambutan kehadiran Sri Maharatu Jawa. Lambang istana ada Swastika Nazi, bintang David, Ying Yang dan beragam simbol lain yang dioplos jadi satu.
Sang raja naik kuda, disanjung membabi buta pengikutnya, permasuri senyam senyum sendiri, paling cantik seantero negeri.
Baris berbaris para pengikutnya, berseragam unik hasil beli sendiri, datang dari belahan negeri, percaya negeri sejahtera akan lahir dari tanah tua Nusantara ini, mulai dari mas Totok jadi Rangkai Mataram Agung.
Totok dan permaisuri ditangkap, sudah. Hiburan awal tahun ini, kalah cerita petinggi partai sakit diare. Makin lucu kemudian, polisi mengancam bisa kena perbuatan makar keraton ini jika punya tujuan memisahkan diri dari NKRI. Berarti polisi memahami dan mengikuti alur pikiran si Raja Totok, ini adalah kerajaan besar yang kekuasaannya sedunia, sehingga keluar dari NKRI. Makin lucu saja mereka.
Serius kali polisi menangani, jika sampai tuduhan makar. Dikenai pasal tipu-tipu, bolehlah saja. Kerajaan halusinasi dari kampung yang selama ini bahkan tak disebut di berita mana pun juga. Di pelosok dia. Tak perlu kekuatan penuh menanganinya. Masih banyak yang penting diatasi, paling tidak pecahkan kasus penyiraman Novel Baswedan secara terang.
Sekarang istana setengah mateng itu jadi obyek wisata baru di Kabupaten Purworejo, tukang pecel, penjual balon dan tukang parkir dadakan muncul, ada rezeki tiban yang dialirkan karena ini sebab. Begitulah hukum alamnya, selalu ada manfaat dibalik musibah. Meski kita sering lupa, ada musibah pula dibelakang manfaat. Bejone wong eling lan waspodo. Paling beruntung adalah orang yang selalu ingat siapa dirinya dan selalu waspada terhadap apapun juga.
Inilah ice breaker itu. Keraton Agung Sejagat akan diingat suatu saat nanti pernah dibicarakan ketika orang saling ngotot karena orientasi politiknya berbeda, meski malu mengakuinya.
Bagaimana pun, makasih Mas Raja Totok telah memberikan hiburan di tengah kebisingan tak bermutu di negeri ini.
Raja duduk di singgasana, bersama pengikutnya yang memuja membabi buta, bersama pengawalnya yang hanya bisa berkata siap sedia. Akal sehat nanti saja, sedang asyik masyhuk menyembah raja.
Komentar Berita